Ditemukan kitab Injil Barnabas di Turki yang diperkirakan berusia sekitar 1.500 tahun, telah menimbulkan perhatian dan polemik dari banyak pihak. Barnabas sendiri disebut hidup bersamaan dengan Nabi Isa Alaihissalam dan termasuk 12 muridnya.
Pemeluk Kristen menolak gagasan-gagasan Injil Barnabas karena dianggap meruntuhkan fondasi keimanan agama mereka. Sebab Barnabas menolak gagasan tentang ketuhanan Yesus Kristus dan menolak kematiannya di tiang salib sebagai tebusan dosa bagi umat manusia.
Bagi kalangan umat Islam, Injil Barnabas bisa diterima sebab dianggap hampir sejalan dan paralel dengan ajaran Islam. Terutama pemebritaan Injil Barnabas tentang kedatangan Rasulullah sebagai Nabi akhir zaman serta isu-isu keislaman yang lain yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam.

DR. Mundzir Al-Hayik, berhasil menghadirkan naskah Injil Barnabas ini ditengah-tengah pembaca sekalian, sekaligus mengemukakan analisa dan studi kritis ilmiah sesuai kompetensi beliau sebagai ahli kristologi dan perbandingan agama. Pada halaman-halaman pertama kitab ini, DR Mundzir Al-Hayik memberikan catatan-catatan ilmiah menarik, dan pada halaman selanjutnya, beliau menghadirkan isi Injil Barnabas secara utuh dan menyeluruh. Kehadiran kitab Injil Barnabas ini diharapkan menjadi sumbangsih ilmiah dalam rangka menguak kebenaran dan memberi pencerahan kepada umat manusia.