Memilah mana kata hati dan mana kata orang.
Memberi jeda untuk melihat masalah dengan lebih jelas.
Membangun ruang yang lebih besar agar bisa menampung
luapan perasaanku yang terbendung selama ini,
perasaan-perasaan yang tak kukenali,
tapi memengaruhi sebagian besar hidupku.
Meluaskan cara pandangku terhadap dunia
yang terasa begitu sempit selama ini.
Aku hanya ingin mengambil jeda
untuk meredakan kebisingan.
Duduk, diam, dan mendengarkan.
Meskipun, kadang tak yakin
apakah aku bisa melewatinya atau tidak.
Yang aku tahu, aku tak ingin berlama-lama
hidup sebising ini.
Komentar Pembaca di Goodreads untuk Arah Musim
Aku suka cara susunan cerpen Arah Musim. Ada cerita dan tulisan yang menyentuh hati. Ada juga tulisan yang tak berapa faham. Mungkin sebab rushing nak khatamkan sebelum usai 2020. Buku ini serupa dengan buku Lautan Langit dan Hujan Matahari.
Suka
--Noorsyahira Syahrir
Sebab tulisan MasGun sentiasa berbicara tentang hidup. Belum lagi bicaranya tentang hubungan anak gadis dan juga ayah. Tanpa sedar , ada air menitik, meski ringkas tulisannya.
Tapi tersentak juga dengan sebuah tulisan tentang cinta seorang ibu kepada anak yg di dalam kandungan. Cinta yg membuat seorang ibu yang juga wanita yg mungkin punya cita yang tinggi setinggi langit, tapi ditundukkan sedikit demi sedikit, demi meletakkan ia di ruang realiti, dan mengorbankan hampir segalanya demi sebuah cinta.
Terpikir, bagaimana ya kita nanti? Sanggupkah?
--Nur Izzati
Seperti musim yang selalu berganti,isi dari buku ini juga mengingatkan manusia dengan segala perannya. Entah sebagai makhluk Tuhannya,sebagai anak,sebagai orangtua,sebagai teman dari manusia lain,bahkan sebagai orang asing di kehidupan orang lain. Kita benar2 diingatkan akan peran kebermanfaatan kita lewat judul dan musim yang berbeda di tiap halamannya. .
" Satu hal dalam hidup ini yang selalu sulit kita tahu adalah,kita diciptakan dengan peran. Kita ditempatkan di tempat terbaik sesuai potensi yang kita miliki. Jika sekarang kita kebingungan mau jadi apa,mau bagaimana,apa yang harus dilakukan,coba amati hidupmu sebelum-sebelum ini,perjalananmu yang mengantarkanmu sampai pada titik ini.
Hidup bukanlah tentang mendengarkan orang lain sebanyak-banyaknya. Keputusan-keputusan bukan diambil dari apa kata orang."
--Ajeng Windi
Karena kumpulan cerita, bacanya harus pelan-pelan karena harus ganti scene dan latar dari yang diceritakan. Banyak yang bisa dijadikan renungan dari buku ini. Sekalipun sudah dibaca habis, buku ini bisa ditengok kembali di masa mendatang untuk merefleksikan diri. Beberapa cerita ada yg harus dibaca berulang agar paham, beberapa ada yang membuat tersenyum, beberapa ada yang menyentuh hati. Overall, worth to read.
--Sumayyah
Buku ini mengingatkan kita akan berbagai hal, tentang perbanyak bersyukur, tentang berhenti mendengarkan komentar orang lain, tentang mengejar cita-cita, tentang keluarga, tentang rencana-rencana kehidupan, yang disajikan dengan narasi yang baik dan menyentuh dengan nasihat-nasihat yang bermakna.
Terima kasih mas Gun!
--Yasmin Mauliddina
Sama seperti karya penulis sebelum ini. Hujan Matahari, Lautan Langit, Bertumbuh dan Menentukan Arah. Ia adalah tulisan seorang laki-laki yang matang dalam mengamati kehidupan. Ia adalah pesan dan pemerhatian penulis kepada apa yang berlaku dalam hidupnya juga orang-orang sekelilingnya.
Kali ini temanya seputar kebahagiaan, perjuangan, menerima masa silam, harapan, syukur dan banyak persoalan-persoalan kehidupan.
Sangat berkait dan dekat dengan jiwa-jiwa muda yang sedang mencari sisi-sisi berbeza untuk memandang masa lalu dan masa depannya.
Macam biasa rasa nak highlight satu buku dek kerana ayat-ayatnya yang disusun penuh teliti dan membekas. Juga banyak hal-hal yang selama ini bermain difikiranku, diamati dan disimpulkan kemudian dicatatkan oleh penulis dalam buku ini.
Banyak sangat quote menarik nak kongsi tapi tak boleh pilih. Haha. So kawan-kawan kena baca sendiri. ????
Terakhir, kata penulis. "Sesuatu yang menjadikanmu berbeda, itu menjadikanmu amat berharga".
Selamat menemui diri kalian lewat tulisan penulis ini. Selamat melewati musim yang silih berganti.
--Hidayah_aya
Buku yang ditulis dengan hati pasti akan sampai ke hati para pembacanya juga, dan salah satunya buku Arah Musim. Sama dengan karya-karya Mas Gun sebelumnya, buku ini memberikan sudut pandang harapan dan nasihat orang tua terhadap anaknya, nasihat terhadap laki-laki dan perempuan ketika dalam masa penantian dan nasihat akan segala keresahan dan kekhawatiran lainnya mengenai cita-cita.
Awalnya agak bingung dengan tokoh wulan, ibu, mamah dan ayah, karena bab penceritaan tokoh yang melompat-lompat. Namun setelah di dibaca dua kali akhirnya paham akan keterkaitan tokoh satu sama lain dan pandangan masing" tokoh yang ditulis dengan sangat baik.
Buku ini sangat bagus dibaca karena penuh makna dan mengajak pembacanya untuk bertumbuh.
"Hal-hal yang berharga dalam hidup kita memang tidak pernah diukur dengan cara sistematis. Hidup kita jauh lebih berharga dari hitung-hitungan untung dan rugi. Ada yang jauh lebih bernilai dan berharga, yaitu Keberkahan" (p.123)
Terimakasih Mas Gun, ditunggu karya-karya positif selanjutnya.
--Nuryanti Dewi Jayanti
Singkatnya banget, buku ini kaya ngajakin kita merenungi kembali apa arti kebahagiaan, perjuangan, rasa cinta, sampai penerimaan diri. Rasanya masa-masa pandemi ini jadi punya banyak waktu buat merenungi kembali apa yang sebenarnya ingin kita cari. Dan merasa ada temennya ketika baca buku ini.
Ada beberapa bagian yang aku suka dalam buku ini, seperti adalah berbicara soal perjuangan dan masalah yang tak kunjung usai. Ini kutipannya ya:
"Berkata ia pun berjuang, padahal ia diam di tempat. Membiarkan orang lain bersusah payah melakukan sesuatu untuknya." (hal.15)
"Semua kekhawatiran itu ternyata tidak selesai begitu saja." (hal. 22)
Dan sebenernya, banyak lagi sih yang bisa jadi kutipan soalnya setiap kata yang ditulis dalam buku ini tuh kaya bikin, "lah iya juga ya." Dan ternyata semua orang merasakan kebingungan, salah persepsi, sampe ngerasa krisis dengan diri sendiri, ya itu kaya normal banget gitu.
Oke, kurasa ceritanya cukup, supaya kamu bisa baca juga buku ini ya!
--Alya Putri
Baca buku ini saat ibuk baru saja berpindah alam. "Yang ayah rasakan ketika ibu tiada" membuat sejenak berfikir,barangkali itu yang ayah rasakan sekarang dan itu yang membuat dia mulai lunak ke kita.
Baca beberapa chapters yang sangat relevan dengan yang kujalani, membuatku tak henti menitihkan airmata.
Bahkan aku merasakan beruntung telah berbagi setiap detail rencana dan mimpiku dengan ibuk, seperti yang di bahas disalah satu bab, jadi ibuk bisa membawa segala mimpi yang kuceritakan untuk disampaikan ke Tuhan.
--Fildzah Cy
Isi bukunya tentang cerita-cerita pendek, renungan, pemikiran, pandangan, kekhawatiran, dan perjuangan seorang manusia dlm berbagai perannya di kehidupan, entah sebagai seorang anak, orang tua, pasangan, teman, adik, kakak, dan sebagai orang asing.
Paling suka sama petikan "Apa yang kamu lihat dengan apa yang orang lain lihat mungkin berbeda. Apalagi jika kamu hanya melihat dan belum pernah mengalaminya."
--Nuzulul Khairu