Ketersediaan : Tersedia

DAN MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH

Deskripsi Produk

Cinta kepada Nabi bagaikan aliran darah di dalam pembuluh-pembuluh umatnya. —Muhammad Iqbal, penyair dan filsuf Dalam buku ini, Annemarie Schimmel menunjukkan betapa luasnya penghormatan Muslim kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai sosok agung dan manusia istimewa. Di Pakistan misalnya, hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad Saw. dirayakan dengan sangat meriah. Kota dan…

Baca Selengkapnya...

Rp 139.000

Rp 70.000

Cinta kepada Nabi bagaikan aliran darah
di dalam pembuluh-pembuluh umatnya.
—Muhammad Iqbal, penyair dan filsuf


Dalam buku ini, Annemarie Schimmel menunjukkan betapa luasnya penghormatan Muslim kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai sosok agung dan manusia istimewa.
Di Pakistan misalnya, hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad Saw. dirayakan dengan sangat meriah. Kota dan desa dihiasi bendera, umbul-umbul, karangan bunga, pita-pita, dan lampu-lampu hingga tampak semarak. Ribuan orang melantunkan shalawat dan puji-pujian untuk menunjukkan rasa cinta mereka kepada Sang Nabi.
Para seniman kaligrafi di Dunia Muslim menuliskan nama Nabi Muhammad Saw. dengan bermacam variasi, demi memuliakan nama beliau. Demikian juga kaum wanita melukiskan asmanya pada sulaman dan tenunan.

Dengan bahasa yang ringan, Dan Muhammad adalah Utusan Allah berhasil menguatkan kecintaan Muslim pada Rasulullah, sekaligus menyuguhkan sosok Nabi yang mulia melalui kacamata seorang warga Barat.

 

Tentang ANNEMARIE SCHIMMEL

Resensi

Review Buku Sebenarnya telah banyak karangan para orientalis yang mengisahkan tentang kepribadian Muhammad, Sang Nabi ummat muslim. Karya tersebut beragam bentuk sesuai kapasitas kepandaian seorang penulisnya. Mulai dari abad pertengahan, Dante menulis Divine Comedy yang melukiskan Nabi Muhammad menanggung siksaan abadi di jurang neraka yang terdalam. Dante menulis tersebut karena merasa aneh dengan datangnya 'agama baru' dan kemudian secara politis berhasil menguasai wilayah Laut Tengah, yang awalnya termasuk wilayah Kristen. Umat Islam tidak tinggal diam setelah muncul penggambaran Nabi mereka yang tidak patut. Syed Ameer Ali menulis buku berjudul Life and Teaching of Muhammad, or The Spirit of Islam yang diterbitkan pada 1897 M. Setelah itu muncullah biografi Sang Nabi yang dirujuk dari sumber-sumber arab klasik dengan penelitian mendalam, Le Prophete d'Islam karya Muhammad Hamidullah. Ada lagi biografi Muhammad yang ditulis Martin Lings. Bahkan biografi Nabi terbaru ditulis bernuansa sastra, novel biografi Muhammad yang ditulis Tasaro GK. Sebuah gerakan baru dan menyegarkan. Tentu saja karya dari orientalis lebih objektif dalam menilai, karena mereka terbebas dari kewajiban menghormati. Sungguh menumpuk referensi buku yang menuliskan tentang kehidupan Sang Nabi, tetapi belum ada yang menuliskan tentang seberapa besar rasa cinta dan penghormatan seorang Muslim pada Nabinya. Annemarie Schimmel memberikan perspektif baru tentang Nabi Muhammad Saw. Buku bertajuk dan Muhammad Adalah Utusan Allah, Cahaya Purnama Kekasih Tuhan ini mengeksplorasi perwujudan rasa cinta dan penghormatan umat Muslim yang mendalam pada Nabinya. Schimmel mengawali dengan menyebutkan catatan biografis karya terdahulu para orientalis dan orang Muslim sendiri. Dia menjelaskan perubahan-perubahan pandangan orientalis pada Nabi muslim. Dari karya yang sekadar berupa rasa kesal, karya apologis, hingga karya yang dilakukan dengan riset yang mendalam. Ketidakpahaman orang non-Muslim bahwa sebegitu mulianya Muhammad di mata Muslim menjadi landasan ricuhnya sebuah karya. Buku ini mencoba menengahi dua kubu tersebut. Selanjutnya Schimmel memaparkan kepribadian Nabi Muhammad. Mulai dari masa kecil, remaja, berkeluarga, bahkan sikap istri-istrinya. Teladan sikapnya begitu memukau. Nabi Muhammad merasa bahwa apa pun yang terjadi atas dirinya adalah anugerah Allah Swt. yang tak dapat dijelaskan. Nabi tidak pernah menyangka bahwa wahyu akan diturunkan kepadanya. Semuanya bukanlah inisiatif Nabi Muhammad sendiri. (hlm. 43) Kecintaan umat Islam sendiri pada Nabi Muhammad begitu tinggi. Begitu banyak syair yang menyanjung sang Nabi dengan bahasa Arab dan Persia. Semua tahu bahwa sastra Arab dan Persia begitu indah dan syahdu. Segala bentuk pujian tersanjung pada Sang Nabi. Al-Khaqani mendiskripsikan dalam sajaknya “Dengan pakaian putih, dia tampak bagai mutiara. Dengan baju merah, dia bagaikan bunga mawar”. Muslim Indonesia mengenal burdah dan diba'an. Keduanya berisi sajak-sajak sanjungan dan shalawat pada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya Schimmel melihat posisi Muhammad sebagai pribadi yang unik. Sebagaimana Nabi lainnya, ia adalah lelaki ma'shum (terpelihara dari dosa). Nabi Muhammad juga memiliki predikat ulul azmi (memiliki keteguhan hati yang kuat). Ada lima Nabi yang mendapat gelar ulul azmi; Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Nuh. (hlm. 89) Dengan istilah lain, ulul azmi diartikan sebagai orang yang memiliki kesabaran yang teguh. Tetapi, ini bukanlah dalil bahwa Nabi lain tidak sabar, karena semua Nabi adalah penyabar. Sebagai seorang Nabi, tentulah memiliki mukjizat dan legenda. Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa dan berfungsi dapat melemahkan sesuatu yang lain. Biasanya mukjizat lebih diidentikkan dengan keistimewaan yang ada dalam diri Nabi dan Rasul. Artinya mukjizat ini mucul manakala ada seseorang yang meminta bukti kebenaran berita kenabian. Sedangkan legenda, maksudnya peristiwa-peristiwa istimewa dan biasanya tidak masuk akal. Seperti kisah masa kecil Nabi yang hatinya dicuci oleh malaikat atau pun kisah perjalanan malam (isra' mi'raj) Sang Nabi. Schimmel tidak hanya merekam jejak Nabi Muhammad saja. Dia juga mengeksplore pemikiran muslim pramodern yang mengulas tentang kepribadian Sang Nabi. Seperti adanya Thariqah Muhammadiyah di India. Kemudia, jika berbicara penghormatan pada Nabi, aspek ini tidak akan lepas dari karya Muhammad Iqbal, seorang filsuf India-muslim. Dalam karya Iqbal, Nabi tampil menjadi pusat spiritual muslim. Bahkan secara radikal Iqbal dalam Javidnama mengungkapkan “Tuhan dapat kau ingkari, namun Nabi tidak!”. (hlm. 344) Dengan risetnya yang cukup komplit, dapat dikatakan karya Annemarie Schimmel ini sebagai karya monumental. Sebagai seorang orietalis, Schimmel menceritakan sosok Muhammad sebagai pribadi nomor wahid di dunia. Ia sepakat dengan riset yang dilakukan Michael H. Hart dalam karya terkenalnya 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia. Agar tidak terjadi kealpaan pemahaman, buku ini wajib dibaca siapapun yang ingin mengenal Sang Nabi secara personal, terutama umat muslim sendiri. Wallahua'lam bishhawab. Sumber: http://juckyantik.blogspot.com/2013/06/resensi-cahaya-purnama-kekasih-tuhan.html *** Sudah tidak asing lagi bagi umat Islam jika mengakui dan mengagumi akan sosok Nabi mereka yang penuh cinta dan kasih sayang. Sosok yang telah mengantarkan umat muslim dari kegelapan menuju dunia yang penuh cahaya. Dari kebodohan menuju gerbang penuh ilmu. Besarnya kebanggaan dan penghormatan inilah yang kemudian melahirkan tradisi untuk mengadakan peringatan maulid, dan bahkan disepakati sebagai hari libur Nasional. Namun, bagaimana jika penghormatan dan kebanggaan ini justru hadir di kalangan umat selain Islam? Faktanya, kiprah Muhammad dan sumbangsihnya terhadap dunia menjadikan—hampir seluruh umat di bumi ini mengagumi sosoknya. Terbukti dengan ditetapkannya Muhammad sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia. Bahkan, Syaikh Sa’adi, penyair terkemuka menyatakan bahwa Nabi Muhammad ada di urutan kedua setelah Allah, “sesudah Allah, engkaulah yang terbesar.” Kehadiran Muhammad seolah menjadi magnet. Dari dulu hingga kini, namanya terus menjadi ulasan yang tak pernah henti di berbagai dunia. Dari mulai kisah hidupnya semasa kecil, beranjak remaja, setelah menikah, hingga kematiannya. Semua diceritakan tak lepas dari perannya sebagai manusia yang berbudi luhur dan menggambarkan keagungan akhlaknya. Di antara karya-karya ilmuan Barat yang secara berani menulis tentang Muhammad adalah  W. Montgomery Watt—dengan judul “Muhammad: Prophet and Statesment“, Gunther Luling berjudul “Die Wiederentdeckung Des Propheten Muhammad“, yang beranggapan bahwa Muhammad Nabi Mirip Malaikat. (halaman 17). Dan, ada pula karya orintalis Jerman, Annemarie Schimmel yang berjudul “Cahaya Purnama Kekasih Tuhan.” Schimmel yang juga sebelumnya telah menulis banyak buku tentang keislaman dan selalu jadi ‘box office’, seolah menjadi jaminan tersendiri akan kembali suksesnya buku setebal 474 halaman ini. Penulis yang meraih gelar doktor di usia 19 tahun dan profesor di usia 23 tahun ini menggambarkan sosok Muhammad yang penuh keagungan budi pekerti. Ia berhasil menginterpretasikan Muhammad sebagai sosok yang lembut, murah hati, sopan, santun, dan akrab pada sesama (halaman 333). Sehingga, kemuliaan akhlaknya ini patut dijadikan teladan bagi umat sedunia. Menurutnya, selama ini belum pernah dijumpai sosok yang berperilaku sempurna seperti Muahammad—yang kadang-kadang keteladanannya dilukiskan warna-warni dalam gaya anekdot. Schimmel melihat Nabi Muhammad berkembang dalam tiga lingkaran yang setiap fase tumbuh menjadikan namanya semakin besar. Sebagai bulan sabit, bulan purnama, sampai benar-benar menjadi sempurna, yaitu tercapainya kedudukan sebagai penutup para Nabi. Ia juga menilai bahwa, Muhammad merupakan manusia yang unik. Baik dari keselarasan batinnya yang sempurna, juga karena dukungan alam kesucian. Namun bahkan yang lebih penting adalah peran aktifnya dalam menciptakan suatu masyarakat yang madani (beradab). Dengan merujuk kepada berbagi sumber asli dari berbagai bahasa di dunia Islam, buku ini seolah memotret kehidupan Muhammad seluruhnya. Muhammad dari segi fisik yang digambarkan sebagai arketipe atau pola dasar dari seluruh keindahan lahiriah manusia. Karena sifat-sifat spiritualnya yang paling mulia mengejawantah dalam dirinya secara fisik. Seperti dikatakan oleh penyair Urdu masa kini, “Muhammad adalah keindahan dari ujung kaki hingga ujung kepala, cinta yang menjelma raga” (hlmn. 57). Kedudukan sentral Nabi Muhammad, yang diuraikan dengan membahas aspek-aspek kehidupannya, kelahirannya, nama-nama julukannya, Isra’ Mi’rajnya, mukjizatnya, posisi uniknya, teladan akhlaknya, serta kisah-kisah tentangnya yang kemudian diolah menjadi cerita yang unik dan kreatif oleh para ulama, sufi, maupun pujangga menjadi ribuan karya prosa dan puisi yang memikat hati setiap pembacanya. Burdah, sebuah sya’ir fenomenal karya Ka’b, memperoleh tempat yang sangat khusus dalam puisi Arab. Dewasa ini, sya’ir itu telah dikomentari, ditiru dan dikembangkan. Hingga di lembah terpencil Indus para penyair populer menurunkan pesona mereka khusus memuji Nabi dengan syair ini. Bahkan, bukan hanya orang-orang muslim saja yang menaruh perhatian terhadap Burdah. Ahli-ahli Eropa juga berminat pada sya’ir itu pada tahap awal dari studi-studi ketimuran. (hlm. 265) Selain itu, yang merupakan perwujudan rasa cinta dan penghormatan umat muslim yang demikian mendalam terhadap nabinya, juga dilakukan dengan beragam cara. Salah satunya faktor penting yang dapat menyumbang bagi pembentukan dalam meneladani sosok Muhammad adalah cinta yang menyala-nyala kepadanya, yang akan memampukan baik individu maupun masyarakat untuk hidup dalam keselarasan, menurut tuntunan-tuntunan cinta kepada Allah (hlmn. 362). Dengan bahasa yang ringan namun sarat makna, buku ini berhasil menyuguhkan gambaran lain sosok nabi di mata kaum orientalis. Mulai dari kepribadiannya sebagai sosok manusia biasa, hingga aktivitasnya dalam bermasyarakat. Lebih dari itu, Schimmel menyanjung dan memuji Muhammad sebagai sosok yang patut diagungkan, bukan hanya oleh umat Muslim, tapi juga bagi seluruh umat di dunia. Sumber: https://islamindonesia.id/berita/nabi-muhammad-di-mata-annemarie-schimmel.htm Artikel Terkait Di zaman kita sekarang ini, kesadaran-diri baru kaum muslim telah menimbulkan banyak kejutan besar di dunia Barat, yang sudah lama mengira Islam hampir mati. Bagaimanapun juga, kesadaran-diri baru ini telah memaksa dunia Barat untuk mempertimbangkan kembali beberapa gagasan dasar keagamaan dan sosial dalam Islam untuk mencapai pemahaman lebih baik tentang nilai-nilai yang dipegang oleh kaum muslim. Hal ini bisa membantu upaya untuk melukiskan bagaimana kaum muslim saleh memandang Nabi Muhammad selama berabad-abad. Meskipun gambaran mereka tidak selalu akurat menurut tinjauan sejarah, namun yang pasti pandangan-pandangan kaum muslim ini mencerminkan betapa amat besarnya cinta mereka kepada Nabinya. Dalam buku ini, Annemarie Schimmel mengulas semua tentang perilaku dan kehidupan beliau. Kecintaannya terhadap umatnya dan umatnya yang sangat mencintainya. Mengungkap pendapat-pendapat kaum orientalis tentang sosok Nabi Muhammad. Bahkan, syair-syair terindah yang berisi tentang penghormatan kepada Nabi pun ditulis dengan rinci di buku ini. Di Eropa, Nabi Muhammad dipandang sebagai pemuja berhala atau diubah namanya menjadi Mahound (Jiwa Kegelapan), dikenal dengan sosok yang anti Kristus, seorang kristen yang menyimpang dari agamanya. Maka bisa dimengerti kenapa kaum muslim menunjukkan reaksi jijik pada gambaran Eropa tentang Nabi yang mereka cintai. (hlm. 16) Tidak mengherankan bahwa mereka, kaum muslim, sangat membenci sikap Kristen ini, yang kontras sekali dan bertolak belakang dengan penghormatan mereka kepada Yesus (Isa al-Masih), Nabi terakhir sebelum Nabi Muhammad, dan juga kepada ibunya Sayyidah Maryam, yang bahkan dalam Al-qur’an terdapat satu surah yang namanya diambil dari nama ibu Yesus, Maryam. Dalam pengertian teori keagamaan klasik Islam, Sunnah Nabi Muhammad terdiri dari segenap tindakan (fi’l), ucapan (qaul), dan persetujuan dengan diam (taqrir). Akhlaknya yang terpuji menjadi nilai yang normatif bagi generasi demi generasi kaum muslim. Salah satu cabang ilmu keislaman yang paling penting adalah tentang ilmu hadits. Yang mana semua peilaku, serta ucapan yang terucap dari lisan Nabi menjadi sumber bagi semua aspek perilaku manusia. Disebabkan arti penting teladan Nabi Muhammad inilah, ilmu hadits lambat laun menempati kedudukan utama dalam kebudayaan Islam. Burdah, sebuah sya’ir fenomenal karya Ka’b, memperoleh tempat yang sangat khusus dalam puisi arab. Dewasa ini, sya’ir itu telah dikomentari, ditiru dan dikembangkan. Hingga di lembah terpencil Indus para penyair populer menurunkan pesona mereka khusus memuji Nabi dengan syair ini. Bahkan, bujan hanya orang-orang muslim saja yang menaruh perhatian terhadap Burdah. Ahli-ahli Eropa juga berminat pada sya’ir itu pada tahap awal dari studi-studi ketimuran. (hlm. 265) Semua rangkaian cerita kehidupan Rasulullah dikupas dalam buku ini. Diulas tuntas dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna. Syai’r yang berbahasa arab, berhasil diterjemahkan dengan sempurna nan penuh arti. Membuat kita jauh lebih mengenal Sosok ‘Sang Teladan Indah’. Sumber: https://theistitute.wordpress.com/2013/08/03/cahaya-purnama-kekasih-tuhan/  

Spesifikasi Produk

SKU NA-197
ISBN 978-602-385-749-4
Berat 580 Gram
Dimensi (P/L/T) 15 Cm / 23 Cm/ 0 Cm
Halaman 552
Jenis Cover

Ulasan Produk

Tidak ada ulasan produk