2026. Sebuah epidemi baru muncul, mengintai kota demi kota di pelbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Pakar epidemiologi Permata Pertiwi berkejaran dengan waktu untuk menelusuri muasal virus dari keluarga SOIV (Swine Origin Influenza Virus) yang pernah menjangkiti 500 juta jiwa—sepertiga penduduk bumi—pada pandemi global 1918 dan menewaskan 100 juta di antaranya. Hanya kali ini, virus itu dari strain terbaru dengan virulensi lebih tinggi. Juga jauh lebih berbahaya dibandingkan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang melumpuhkan dunia pada 2020.
Apakah ini sebuah wabah alami? Atau bagian dari perang biologi yang melibatkan negara adikuasa, korporasi raksasa, dan kelompok-kelompok rahasia yang beroperasi global? Permata Pertiwi nyaris tewas dalam usaha menguak salah satu misteri terbesar pada milenium ketiga.
“Kejelian Akmal Nasery Basral memilih topik yang relevan dengan situasi pandemi, ditambah dengan kepiawaiannya menyusun plot, menjadikan novel Disorder bacaan yang mengasyikkan dan sarat pengetahuan.”
-- Dee Lestari, penulis Aroma Karsa
“Disorder adalah novel apokaliptik pertama yang membuat saya ‘terpengangah’. Artinya gabungan dari ‘terpesona’ dan ‘terperangah’ (tetapi harus diucapkan ‘terpengangah’ karena sedang dalam mood terperangah).
“Saya pernah memimpikan dan merancang novel ‘The Last Flight’ atau ‘The Fake Flight’. Sebuah pelarian komunikasi politik. Tapi tidak pernah terwujud karena harus bolak-balik ke Mahkamah Konstitusi, mencoba membenahi sistem komunikasi politik Indonesia.
“Tak apa-apalah, novel Disorder ini sudah memenuhi dahaga saya yang juga lama menggelinjang. Dengan bahasa yang legit, Akmal Nasery Basral menghadirkan apa yang saya bayangkan di masa depan: gabungan dari PLATO, Aquaculture (yang sedang saya dalami juga sebagai hobi nan mengalahkan ilmu utama saya), Genom Sintetis, sampai kekuatan ekonomi Cina yang melampaui USA sebagai ancar-ancar penaklukkannya.
“Buku ini berisi pengungkapan cadar tentang hal-hal yang mungkin pernah kita bayangkan, tapi tidak diduga akan berkelindan sedemikian rupa. Kalau puisi dan lagu sudah lama mengguncang khazanah komunikasi politik, sekarang giliran genre Apokaliptik!
“Belum tentu semua orang setuju. Mungkin beberapa hal dianggap kontroversial.
“Tapi saya mendapat banyak gagasan tentang bagaimana bersikap terhadap cadar yang disibak ini. Baik untuk merawat diri, keluarga, kaum, dan bangsa!”
-- Prof. Dr. Effendi Gazali, M.Si, MPS ID, Ph.D., Guru Besar dan Peneliti Algoritma Komunikasi Politik. Alumnus UI, Cornell University (NY), dan Radboud University (the Netherlands). Pelopor genre Parodi Politik di Indonesia
“Akmal Nasery Basral menerapkan sejumlah elemen utama (leading elements) jurnalistik dalam menuliskan thriller yang mendidihkan adrenalin: magnitudo, relevansi, proksimitas, kekuatan riset, kekayaan reportase. Dengan cara ini dia menjembatani rentang waktu futuristik serta mempertalikan cerita yang bergerak pada sepuluh kota di Indonesia, Cina, Prancis, Inggris, Australia. Vatikan.
“Merengkuh kedekatan pembaca?di tengah deraan COVID-19?melalui latar pandemi SOIV-26 yang dipicu virus G4 EA H1N1 pada warsa 2026, novel ini membingkai peran tiga tokoh utama, Dr. Permata ‘Ata’ Pertiwi, Alex Lauw, Profesor Tobias Shochet yang saling ‘mencari’ pecahan misteri. Penulis membangun sekaligus menguak suspens dengan teknik ‘matrioska’: wajah manusia sesungguhnya dapat duplikasi berulang-ulang dalam aneka peran tak terduga.
“Boleh jadi ini yang menjadikan Disorder suatu page-turner yang memerlukan order?disiplin membaca?agar ketegangan sekaligus kejutan 54 babak novel ini bisa dinikmati hingga halaman penutup.”
-- Hermien Y. Kleden, jurnalis senior dan mentor penulisan, tinggal di Jakarta
“Pandemi global. Tahta suci Vatikan. Konspirasi sekelompok tokoh dunia. Sebuah perang biologis bawah tanah. Akmal mendaur ulang plot klasik konspirasi ala Illuminati dalam konteks masa kini: ancaman wabah virus Zoonosis yang mematikan. Selamat bertualang di dunia epidemologi yang berbahaya.”
-- Iwan Kurniawan, Redaktur Majalah Tempo
“Akmal membawa kita ke masa depan ketika pandemi menjadi pemicu ketegangan politik, ekonomi, sosial, dan bahkan juga membuat jiwa manusia berantakan. Sebuah novel yang mengulik tatanan dunia yang jungkir balik, dituturkan dengan gaya khas Akmal yang ensiklopedik. Novel ini sangat layak sebagai bacaan segar dan bergizi di akhir pekan.”
-- Nezar Patria, Anggota Dewan Pers (2013?2019), alumnus London School of Economics
“Seorang pengarang membangun imajinasi dengan mempelajari pola dalam realitas. Dari pandemi Covid 2020, Akmal Nasery Basral menyodorkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi beberapa tahun mendatang. Ada pengabaian dan kebodohan yang terus diulang, ada kecongkakan kekuasaan yang tak belajar dari kesalahan. Disorder bukan kisah tentang wabah. Ini adalah kisah tentang manusia-manusia bebal yang memorak-porandakan masyarakat dan kehidupan, dari tingkat lokal hinggal global.”
-- Okky Madasari, novelis dan kandidat Ph.D. National University of Singapore
“Akmal Nasery Basral dengan riset ekstensif bak peneliti dan kemampuan bercerita yang sudah teruji pada novel-novel sebelumnya, kini menyuguhkan kisah pandemic-apocalyptic -- yang jarang disentuh secara mendalam oleh penulis Indonesia -- melalui Disorder. Sebuah novel yang sangat kontekstual dan relevan dengan kondisi mutakhir dunia.”
-- Yudhistira ANM Massardi, sastrawan