Ketersediaan : Tersedia

Kredibilitas Periwayat Kufah: Kajian Al-Jarh Wa Al-Ta'dîl Dengan Pendekatan Sosiohistori (POD)

Deskripsi Produk

Hadis—setelah Al-Qur’an—diyakini sebagai rujukan utama kaum Muslim di seluruh dunia. Sementara Al-Qur’an disepakati bulat sebagai dokumen suci yang autentik, meski tetap membuka pelbagai kemungkinan penafsiran, posisi hadis tidaklah demikian. Dalam hadis, autentisitas menjadi isu krusial, yang dipengaruhi sekurang-kurangnya oleh tiga faktor, yakni matn (konten), isnad (ketersambungan periwayatan), dan periwayat. Faktor…

Baca Selengkapnya...

Rp 144.500

Hadis—setelah Al-Qur’an—diyakini sebagai rujukan utama kaum Muslim di seluruh dunia. Sementara Al-Qur’an disepakati bulat sebagai dokumen suci yang autentik, meski tetap membuka pelbagai kemungkinan penafsiran, posisi hadis tidaklah demikian. Dalam hadis, autentisitas menjadi isu krusial, yang dipengaruhi sekurang-kurangnya oleh tiga faktor, yakni matn (konten), isnad (ketersambungan periwayatan), dan periwayat. Faktor ketiga inilah yang disoroti di dalam buku ini.

Kredibilitas periwayat, secara legal-formal, ditentukan oleh faktor ‘adalah (keadilan). Dalam praktiknya, kriteria ‘adalah tidak jarang dikalahkan oleh faktor ekstrinsik berupa tendensi politik. Buku ini menunjukkan—dengan melacak studi kepustakaan yang kaya—bagaimana periwayat asal Kufah sering mendapat stigma negatif karena pilihan politiknya. Stigma negatif tersebut berpengaruh langsung terhadap derajat autentisitas hadis yang diriwayatkan oleh para periwayat Kufah.

Bagaimana sejarahnya hingga periwayat Kufah mendapat stigma negatif? Bagaimana peran politik penguasa dalam menentukan kredibilitas para periwayat? Bagaimana perang di medan laga beralih ke medan pertarungan wacana hadis? Bagaimana perbedaan mazhab keagamaan dan politik saling memengaruhi autensitas hadis? Isu-isu ini dijelaskan dalam buku ini dengan mendalam dan menarik.

***

Bahasan tentang Kufah yang dikaitkan dengan periwayatan hadis sepanjang periode tabi‘in dan t?bi‘ al-t?bi‘?n adalah isu yang penting. Komunitas periwayat Kufah lebih dominan disorot oleh kritikus hadis non-Kufah dibandingkan periwayat hadis dari kota lainnya, seperti Basrah dan Yaman. Tingginya frekuensi seleksi domisili terhadap periwayat Kufah dibandingkan daerah lainnya menimbulkan stigma dan prasangka negatif (prejudice) terhadap mereka. Karenanya, menilik periwayat dari dua generasi ini dan kaitannya dengan Kufah akan menghasilkan pola distribusi dan karakteristik hadis tersendiri yang merupakan ciri khas hadis yang diriwayatkan oleh periwayat Kufah.

Buku ini mengkaji kredibilitas periwayat Kufah di mata kritikus hadis dengan mengambil beberapa kasus para periwayat yang tertuduh Khawarij, Syi’ah (tasyayyu’), Murji'ah, mudallis, dan mursal. Tuduhan terhadap mereka dikaji dari perspektif sejarah sosial yang mengiringi pertumbuhan ilmu al-jar? wa al-ta’d?l. Dalam kasus ini, penulis memosisikan periwayat Kufah sebagai minoritas yang berhadapan
dengan periwayat dan kritikus hadis non-Kufah sebagai arus utama yang didominasi periwayat Hijaz (Makkah-Madinah). Kategori minoritas tersebut tidak terkait dengan persoalan jumlah, tetapi lebih menyangkut orientasi politik di mana minoritas adalah rival politik pemerintahan Dinasti Umayyah.

Karenanya, perspektif politik-ideologi menjadi dasar penting dalam kajian labelisasi dan kredibilitas periwayat Kufah ini. Penulis menegaskan bahwa penilaian terhadap periwayat Kufah seperti tercermin dalam ilmu al-jar? wa al-ta’d?l pada dasarnya tidak terlepas dari bias politik-ideologi para kritikusnya. Bias tersebut misalnya, tampak pada perbedaan peringkat (mar?tib) dalam kategori al-jar? dan al-ta‘d?l seorang periwayat dan tidak ditemukannya kesepakatan ulama hadis mengenai kriteria keterpercayaan (‘?dil) seorang periwayat. Keimpulan ini berdasarkan sekian banyak data primer yang dirujuk oleh M. Syuhudi Ismail saat menganalisis kaidah kesahihan sanad sebagai syarat diterimanya periwayatan hadis.

Hal ini juga dikuatkan pula oleh bukti bahwa investigasi terhadap periwayat dalam bentuk rangkaian sanad (isn?d) yang telah dilakukan oleh sarjana Muslim pada periode pertengahan, terbatas pada keahlian yang ditampilkan oleh para periwayat biografi hadis. Dalam penyelidikan belakangan, cara penetapan historisitas mereka dan penerimaan sanadnya dibuka dan diletakkan pada pijakan yang tidak pasti.

***

Pembahasan buku ini terdiri dari lima bab. Bab Pertama dimulai dengan uraian metodologis mengenai apa, mengapa dan bagaimana peneliteian dilakukan. Uraian tersebut mencakup latar belakang, masalah peneliteian, telaah pustaka terdahulu, perspektif teoretik dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua mengungkap tentang kajian teoretis al-jar? wa alta‘ d?l dan labelisasi periwayat secara umum. Bab ini akan difokuskan pada definisi dan makna filosofis al-jar? wa al-ta‘d?l, periodisasi sejarah dan perkembangannya, serta berbagai perdebatan yang muncul terkait al-jar? wa al-ta‘d?l. Bagian ini juga memaparkan berbagai pelabelan periwayat dalam al-jar? wa al-ta‘d?l berdasarkan kategori label positif dan negatif serta konflik yang kerap terjadi ketika orang yang sama dinilai berbeda oleh beberapa kritikus hadis.

Bab Ketiga berupaya memaparkan konteks sosial periwayat Kufah. Bahasan ini secara spesifik menggali Kufah dari empat aspek, yakni tumbuh kembangnya Kufah, infrastruktur Kota Kufah, stratifikasi sosial masyarakat Kufah, dan unit sosial masyarakat Kufah. Selain itu, bahasan ini juga mengeksplorasi dinamika interaksi antara periwayat Kufah yang diasumsikan sebagai minoritas Muslim dan mayoritas kritikus hadis non-Kufah yang juga melibatkan pihak penguasa Dinasti Umayyah di Damaskus. Dalam hal ini, penulis mengungkap lima pemberontakan yang melibatkan penduduk Kufah: pemberontakan Husain bin ‘Al?, ‘Abd All?h bin Zubair, Mukhtar al-?aqaf?, kelompok taww?b?n, dan Zaid bin ‘Al?. Penjelasan ini diharapkan dapat menggali informasi seputar Kufah dari awal tumbuhnya hingga berkembang menjadi tujuan migrasi penduduk Hijaz pada periode awal Islam dan mengetahui kondisi sosial politik periwayat Kufah ketika itu.

Bab Keempat adalah bab inti. Penulis berupaya menyoroti bagaimana kritikus hadis non-Kufah menilai kredibilitas periwayat Kufah dan sebaliknya, bagaimana kritikus hadis Kufah menilai diri mereka dan periwayat non-Kufah. Dalam hal ini, prejudice yang berkembang di kalangan kritikus mu?addi??n terhadap periwayat Kufah yang dibuktikan dengan pernyataan mereka dalam literatur ilmu hadis diungkap secara genealogis. Subbab kedua dari bab ini memaparkan kategori sosiologis yang dilabelkan terhadap periwayat Kufah, yang menjadi bagian sendiri dalam al-jar? wa al-ta?d?l. Pada subbab ketiga, penulis melakukan investigasi untuk menguji label sosial ini dengan mengemukakan beberapa nama periwayat sebagai sampel disertai analisis bahwa label dan stigma tersebut sebenarnya problematis. Penulis juga berupaya menampilkan rekaman riwayat mereka dalam kitab kanonik untuk membuktikan bahwa pada dasarnya mu?addi??n tidak sepakat dengan penilaian negatif tersebut. Pada subbab keempat, penulis mengemukakan respons periwayat Kufah terhadap label negatif periwayat dengan menelusuri peran mereka dalam penyebaran hadis. Dalam subbab kelima, penulis mengemukakan konteks sosiohistoris kritikus hadis non-Kufah yang terdeteksi memberikan label negatif kepada periwayat Kufah. Subbab terakhir dari bab ini adalah refleksi dan tawaran penulis terhadap kajian hadis kontemporer dengan pendekatan multidisiplin.

Bab Kelima merupakan penutup yang memuat kesimpulan atau temuan yang dihasilkan serta saran-saran dan rekomendasi terhadap peneliti berikutnya.[]

SERI TEROKA

Seri Teroka menerbitkan karya para cendekia muda yang merupakan hasil tesis/disertasi terpilih. Pemilihan karya dilakukan oleh Dewan Penilai yang terdiri dari para pakar di bidangnya. Karya yang dipilih mestilah meneroka (menjelajahi) tema-tema seputar Islam dan Indonesia.

Spirit penerbitan Seri Teroka dapat ditelusuri ke era awal 1980-an hingga akhir 1990-an ketika penerbitan buku Seri Cendekiawan Muslim Indonesia terbitan Mizan menjadi trendsetter pemikiran keislaman di Tanah Air. Meskipun Mizan hingga kini masih terus menerbitkan karya-karya kesarjanaan dari intelektual Muslim Indonesia, buku-buku pemikiran keislaman tersebut—di tengah kelimpahruahan informasi serta di tengah dominasi buku-buku populer—makin luput dari perhatian publik luas, dan pada gilirannya juga makin kehilangan pengaruh dalam wacana publik di Indonesia.

Penerbitan Seri Teroka, karena itu, tumbuh dari kesadaran bahwa perlu dihidupkan kembali kegairahan akan pergulatan pemikiran keislaman di Indonesia—antara lain dalam bentuk tesis dan disertasi di lingkungan sivitas akademika UIN, IAIN, STAIN, kampus-kampus Islam, dan kampus-kampus umum. Dengan cara itu, hasil penelitian keislaman tidak hanya beredar di kalangan intern kampus, melainkan mendapatkan perhatian lebih luas dan pada gilirannya lebih diperbincangkan oleh publik luas di Indonesia.

Spesifikasi Produk

SKU POD-150
ISBN 978-602-441-184-8
Berat 340 Gram
Dimensi (P/L/T) 22 Cm / 15 Cm/ 0 Cm
Halaman 248
Jenis Cover

Ulasan Produk

Tidak ada ulasan produk