Menikah = bahagia?
Namun, mengapa banyak yang justru tidak bahagia ketika menikah? Bahkan berujung pada perceraian.
Berdasarkan pengalaman membantu ribuan pasangan, Indra dan Nunik memberikan jawabannya dalam buku ini. Mereka juga membagi pengalaman jatuh-bangun mempertahankan pernikahan yang berkali-kali hampir kandas.
Dengan beberapa artikel tambahan, edisi terbaru ini sangat tepat menjadi bekal bacaan bagi Anda yang belum menikah, baru menikah, ataupun sudah lama menikah.
Tak ada kata terlambat. Ayo, siapkan diri mewujudkan pernikahan impian dan menciptakan surga di rumah!
“Buku inilah yang menjadi wasilah keutuhan pernikahan kami pada masa-masa awal pernikahan.Betapa bersyukur dan beruntungnya kami dipertemukan sosok guru seperti Pak Indra Noveldy dan Bu Nunik Hermawati.”
—Canun-Fufu, @canunkamil @fufuelmart,
Romantic Couplepreneur, Penulis Buku Bestseller tentang Pernikahan
“JENGKEL! Itu kesan saya saat membaca buku ini. Jika Anda masih belum punya semangat untuk memperbaiki pernikahan atau melanggengkannya, enggak usah baca buku ini!”
—Jaya Setiabudi (@JayaYEA) Penulis The Power of Kepepet
“Setiap pasangan suami-istri di negeri ini harus membaca buku ini. Terapkan. Niscaya kehangatan akan kembali hadir di rumah tangga Anda.”
—Ippho Santosa, Penulis Mega-Bestseller 7 Keajaiban Rezeki, Pendiri Khalifah Group
“Buku ini LAYAK menjadi penebar manfaat bagi para suami-istri di seluruh Indonesia. Baca! Kalau perlu, bagikan ke orang-orang terkasih Anda!”
—Irma Rahayu (Soul Healer), www.irmarahayu.com,
www.emohealindo.com, Penulis Lovetherapy
“HATI-HATI! Siapkan PIPI untuk TAMPARAN saat membaca buku ini, atau bahkan PUKULAN KERAS .... ITU membuat Saya LEBIH KUAT lagi!”
—Ali Akbar, Penggagas @IlmuOPTIMASI, Suami dan ayah penikmat kebahagiaan
“Jangan nikah sebelum baca buku WAJIB ini!!!”
—dr. Andhyka Sedyawan @AmazingMentor, Amazing Life Coach
“Kata siapa berkeluarga itu pakai rumus ‘JALANI SAJA’. Buku ini membongkar paradigma bahwa membangun keluarga yang harmonis dan bahagia haruslah dengan ilmu dan cara. Dan mungkin, inilah buku yang bisa menjadi solusi untuk keluarga Indonesia. Trust me!”
—Andre Raditya, Penulis Bestseller Life Signs
“Menikah itu penting, tetapi sayang kita tidak pernah mendapatkan ilmunya di bangku sekolah. Buku ini memberikan panduan berumah tangga agar semakin harmonis dan bahagia. Bahasanya renyah dan ringan, tetapi makjleb, menusuk ke dalam hati. Bacalah buku ini bila pernikahan Anda ingin benar-benar nikmat dan tidak hanya status belaka.”
—Jamil Azzaini,
Inspirator Sukses Mulia (www.JamilAzzaini.com)
Pengantar Edisi Tahun ke-7
Tidak terasa, sudah tujuh tahun sejak buku ini pertama kali diterbitkan.
Tidak terasa juga, sudah tujuh tahun buku ini menemani perjalanan banyak pasangan dalam membangun keluarga yang diidamkan.
Tujuh tahun juga buku ini menjadi tumpahan kekesalan, teman curhat, teman untuk refleksi, mentor yang siap mengoreksi.
Tujuh tahun sudah buku ini masih terus memberikan manfaat. Bahkan tidak sedikit dari pembeli edisi pertama yang masih memberikan buku ini sebagai hadiah untuk mereka yang baru menikah, kepada sahabatnya yang sedang menghadapi tantangan dalam pernikahannya.
Alhamdulillah ....
Hanya atas izin Allah semua ini bisa terjadi.
Sampai kapan buku ini akan terus diterbitkan?
Hanya Allah yang tahu.
Sekarang buku ini sudah ada di tangan Anda.
Pastikan Anda bisa mendapatkan manfaatnya, aplikasikan, sebarkan manfaatnya.
Insya Allah akan menjadi pahala yang terus mengalir tiada henti.
BENARKAH MENIKAH ITU UNTUK BAHAGIA?
Apa sih bahagia itu? Ada buanyaak sekali versi tentang kebahagiaan. Sepertinya tiap orang bisa punya jawabannya sendiri.
Ada satu jawaban yang membuat kami tercenung. Dan, jawaban ini kami dapatkan di sebuah diskusi di ruang keluarga klien yang kebetulan mengundang kami untuk berbagi di keluarga besarnya.
“Bahagia itu adalah saat saya bisa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.”
Subhanallah ... daleeem banget jawabannya euy. Butuh waktu untuk kami bisa mencerna jawaban ini. Semakin lama, kami semakin meyakini inilah kebahagiaan yang sesungguhnya. Sebagai orang yang meyakini adanya Hari Akhir dan Hari Pembalasan, harapan terbesar adalah bisa masuk jannah, surganya Allah. Dan, inilah kebahagiaan sejati. The real happiness.
Untuk bisa masuk surga, syaratnya sederhana kok ... ikuti perintah-Nya, jauhi larangan-Nya.
Iya siiiih ... sederhana, tetapi butuh perjuangan luar biasa untuk bisa melakukannya dengan istiqamah, dengan konsisten.
Rumahku surgaku. Alangkah indahnya ungkapan ini. Betapa nikmatnya jika rumah kita bisa menjadi sekeping surga di muka bumi ini. Ingin menciptakan surga di rumah kita? Ingin mendapatkan kebahagiaan di rumah tangga kita? Syaratnya sederhana saja ... ikuti perintah-Nya, jauhi larangan-Nya. Insya Allah, kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Teorinya mudah, prakteknya sungguh butuh perjuangan. Merasa sudah melakukan yang terbaik, merasa sudah melakukan hal yang benar, dan merasa-merasa lainnya.
Semoga kehadiran buku ini bisa membantu Anda semua untuk “lebih mudah” menjalankan ibadah yang bernama pernikahan ini. Dan, semoga bisa membantu Anda untuk menciptakan surga di rumah Anda.
Selamat menikmati hidangan di buku ini. Alhamdulillah sudah masuk tahun ke-5 dan ternyata masih terus bisa memberikan manfaat buat yang membacanya.
Nukilan Buku
PERCUMA
"Untuk apa punya rumah mewah? Untuk apa punya mobil banyak? Untuk apa punya penghasilan besar …?" Ucapnya dengan tatapan nanar dan helaan nafas yang berat.
Saya tertegun mendengar curhatan klien saya ini karena saya juga diinformasikan bagaimana kondisi mereka sebelumnya. Bagaimana terpuruknya perekonomian mereka. Bagaimana jatuh bangunnya mereka menghadapi kehidupan.
Seiring dengan waktu disertai dengan kerja keras akhirnya mereka saat ini boleh dibilang sudah cukup mapan dan berkelimpahan. Namun, bertolak belakang dengan yang banyak orang pikirkan/yakini, ternyata membaiknya kondisi ekonomi tidak serta merta sejalan dengan membaiknya kualitas kehidupan pernikahan.
Klien saya ini contohnya. Saat sedang susah dulu, mereka pikir wajar saja kalau kehidupan pernikahan mereka sering diwarnai dengan keributan, dengan cekcok suami istri. Mereka bekerja sangat keras untuk memperbaiki kondisi finansial. Mungkin mereka berpikir saat kondisi finansial membaik, kualitas hubungan mereka juga akan membaik.
Sepertinya itu juga yang mereka rasakan di awal-awal membaiknya kondisi finansial mereka. Saya ingin menggaris bawahi kata “sepertinya”. Mengapa? Berkaca pada kondisi mereka saat ini, ternyata hanya menunda ledakan bom waktu saja.
Membaiknya kondisi finansial mereka hanya berfungsi seperti obat bius. Hanya menghilangkan rasa sakitnya untuk sementara. Sedangkan penyakitnya sendiri, yang sudah lama ada sejak kehidupan mereka masih susah, belum dibenahi, belum diobati, belum diperbaiki dengan tuntas. Mereka terlanjur terlena dengan keadaan yang sudah nyaman, dengan kondisi yang sepertinya baik-baik saja. Sampai akhirnya bom waktu itu meledak.
Seringkali kita gagal memahami apa sebenarnya akar masalah dalam kehidupan pernikahan kita masing-masing. Seringkali kita menunjuk masalah ekonomi sebagai akar masalahnya. Saya yakin kisah klien saya ini mewakili banyak kisah serupa di luar sana. Kalau memang benar faktor ekonomi adalah akar masalah dari kehidupan pernikahan mereka, tentunya kualitas kehidupan pernikahan mereka akan jauh lebih baik setelah mereka mapan. Namun, ternyata yang terjadi adalah sebaliknya.
Apakah artinya faktor ekonomi tidak punya peran sama sekali dalam kebahagiaan pernikahan? Hehehe... bukan itu yang saya sampaikan.
Anda yakin kalau faktor ekonomi adalah akar masalah anda? Monggo .... Kalau Anda merasa ada yang lebih dari sekedar masalah ekonomi, monggo gali lebih lanjut. Kita bebas memilih apa yang kita yakini. Selama kita yakin bahwa yang kita yakini itu pada akhirnya bisa membawa kita kepada hasil yang seperti kita harapkan.