Tak pernah sebelumnya tebersit dalam benaknya untuk terjun ke dunia politik, apalagi bermimpi menjadi bupati. Hidupnya telah mapan dan menduduki posisi empuk sebagai Presiden Direktur di beberapa perusahaan PMA asal Jepang. Apalagi yang dia cari? Namun, hatinya pun luluh setelah ribuan orang datang ke kantornya memintanya menjadi orang nomor satu di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Meski sempat ditentang keluarga, satu-satunya Bupati di Indonesia yang bergelar profesor ini akhirnya mewakafkan diri dengan jiwa, raga, dan harta demi kesejahteraan rakyat.
Dengan berbagai inovasi, Nurdin Abdullah berhasil melepaskan masyarakat Bantaeng dari keterpurukan dan ketertinggalan. Bantaeng yang dulu dikenal sebagai salah satu daerah tertinggal kini menjadi kota yang dilirik para investor dan menjadi rujukan nasional. Lebih dari 80 penghargaan nasional didapatkannya dalam dua periode kepemimpinannya.
“Pak Nurdin adalah sosok pemimpin yang tergolong cukup langka di Indonesia. Dikala media sering memberitakan hal-hal negatif—seperti pejabat negara yang tertangkap KPK, lalu masuk ke penjara—sosok Pak Nurdin hadir menjadi panutan seluruh anak-anak muda Indonesia. Buku ini sangat pantas untuk dijadikan inspirasi bagi kaum muda dalam menggapai cita-citanya.
“Pemikiran dan langkah konkret yang telah dilakukan oleh Pak Nurdin untuk Bantaeng adalah contoh positif dan nyata yang dapat kita jadikan inspirasi di dalam mengembangkan diri dan memimpin di mana pun kita berada saat ini. Terima kasih, Pak, sudah menginspirasi saya dan seluruh rakyat Indonesia lewat kepemimpinan Bapak selama ini. Selamat terus berjuang dan berkarya bagi Indonesia tercinta.”
—Billy Boen, Entrepreneur, Investor, & FounderYoung On Top
“Nurdin Abdullah membangun dengan ikut menyelam ke dalam suasana kebatinan warganya. Inovasi dan kreasinya menjadi lompatan daerah.”
—H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP, Gubernur Jawa Tengah 2013—2018
“Inovasi tiada henti telah terbukti membawa keberhasilan bagi Nurdin Abdullah dalam memajukan Bantaeng. Diawali dengan membangun SDM yang dibarengi dengan gencarnya pembangunan infrastruktur, daerah berjuluk Butta Toa ini kini menjadi The New Bantaeng.
“Di tengah keterbatasan APBD, perbaikan infrastruktur ibaratnya memberikan kail, yang mendorong pertumbuhan di segalasektor, termasuk menjadikan masyarakat sejahtera. Memang, membuat perubahan itu tidaklah mudah, tetapi dengan kerja keras, kerja cerdas, serta tumbuh bersama dalam kebersamaan, impian akan menjadi kenyataan. Nurdin Abdullah sudah terbukti berhasil. Jangan pernah berhenti mengabdi untuk rakyat.”
—H.M. Alwi Hamu, CEO Fajar Group, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Umum
“Nurdin Abdullah adalah sosok pemimpin yang mampu menyatukan antara kepiawaian di bidang manajemen, kompetensi ilmu pengetahuan, dan pengalaman, sehingga melahirkan pencapaian pemerintahan yang mengesankan. Kultur pengetahuan dan pola manajemen modern yang mewarnai pikirannya, tidak membuatnya lupa akan daerahnya. Hal tersebut justru menjadikannya sebagai modal untuk membangun Kabupaten Bantaeng menjadi lebih maju melalui berbagai kebijakan yang inovatif.
“Kisah hidupnya yang dituangkan dalam buku ini akan menjadi guru teladan bagi siapa saja yang mempunyai tekad untuk melakukan perubahan, khususnya meningkatkan taraf hidup masyarakat yang memiliki daya saing. Keberhasilannya memimpin Bantaeng tidak perlu ia ceritakan kepada publik karena seluruh rakyatnya akan menjadi juru bicara mengenai keberhasilan pemerintahannya. Rakyat Bantaeng yang telah sejahtera akan menjadi saksi bagi sebuah terobosan jitu yang dilaksanakan Nurdin Abdullah selama memimpin daerahnya. Wajarlah, bila satu-satunya Bupati yang profesor itu, mengatakan bahwa ia tak perlu memasang baliho dipinggir jalan, melainkan memasangnya di setiap hati rakyatnya.”
—Mayjen TNI Agus Surya Bakti, Pangdam VII Wirabuana
“Kesuksesan yang diraih Nurdin Abdullah sebagai pengusaha hingga merambah kepemerintahan, tidak lepas dari kemampuan akademik yang dimiliki seorang Bupati yang menyandang gelar profesor. Kemampuannya ‘menyulap’ Kabupaten Bantaeng menjadi mentereng, membuatnya diganjar segudang penghargaan. Kini, nama Nurdin Abdullah pun menjadi soroton dan dikenal luas secara Nasional.”
—Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A., Rektor Universitas Hasanuddin 2014 –sekarang
“Bagi saya, Nurdin Abdullah bukan hanya guru besar, tetapi nama besar yang membangun daerah. Mungkin, dia kalah dalam hal terus-menerus diangkat oleh media nasional. Lihat saja, perbandingan dengan beberapa tokoh lainnya. Mungkin juga, dia tidak menggembirakan banyak pihak dengan ‘CSR-CSR-an’ (yang sebetulnya adalah ‘denda’) dari para pengembang.
“Namun, dalam hal memahami orang miskin dan upaya membuat mereka berdaya, Nurdin Abdullah berdiri di depan! Nurdin Abdullah membuktikan bahwa membangun daerah, bukan berarti lebih banyak membangun fisik daerah. Lihatlah perjalanannya dalam menjawab amanah, serta mencoba menggunakan ‘kuasa’ dengan cara yang berbeda dibandingkan tokoh-tokoh lain dari daerah yang juga terkenal di tingkat nasional.”
—Effendi Gazali, Ph.D., MPS ID, Peneliti Komunikasi Politik, Alumnus Cornell University, New York, USA & Radboud University, Nijmegen, the Netherlands
“Pak Nurdin adalah seorang Bupati yang sangat langka, bukan saja karena beliau seorang Guru Besar yang menjadi Bupati, tetapi kiprah dan prestasinya sangat luar biasa. Seorang akademisi, bahkan dengan pangkat tertinggi sekalipun, belum tentu bisa menjadi pemimpin politik yang mumpuni. Akan tetapi, hal itu dimiliki oleh Prof. Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr.
“Kreativitas yang sangat tinggi dengan latar belakang sebagai pengusaha yang sukses, dukungan keluarga, karakter yang kuat, semangat, serta integritas yang terjamin terhimpun dalam diri Pak Nurdin yang membuatnya sangat sukses sebagai seorang kepala pemerintahan.”
—Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H., Presiden Syarikat Islam, Dosen, Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2013—2015, Advokat
“Jaraknya ribuan kilometer dari Ibu Kota Jakarta, nama Kabupaten Bantaeng mungkin masih asing. Namun, di daerah ini, justru ada potret perubahan daerah yang layak menjadi contoh bagi daerah lain.
“Bupati Nurdin Abdullah, seorang Profesor muda bidang agrikultur, mampu menjadi dirigen perubahan di bidang ekonomi dan kesehatan di Kabupaten Bantaeng. Semuanya berawal dari keputusannya untuk memilih menjadi seorang Kepala Daerah yang pandai memotivasi, ketimbang hanya memberi perintah karena keuntungan birokrasi. Semoga tetap amanah.”
—Prabu Revolusi, TV Journalist, News Anchor at CNN Indonesia, Owner Steakology, Writer #SecangkirKopiInspirasi
“Kompetensi dan pengalaman Nurdin Abdullah melakukan berbagai inovasi dalam membangun daerah tidak diragukan lagi. Latar belakang sebagai seorang akademisi bergelar Profesor dan sebagai seorang pengusaha sukses merupakan modal besar dalam memajukan Kabupaten Bantaeng, yang sebelumnya dikenal sebagai kabupaten paling tertinggal dibandingkan kabupaten lainnya di Indonesia.
“Demikian pula, integritas dan keberanian yang dimilikinya telah teruji. Baginya, berbuat lebih penting daripada berucap sehingga membuatnya semakin dicintai dan mendapat kepercayaan besar dari rakyatnya untuk melanjutkan kepemimpinannya pada periode kedua sebagai Bupati. Kelebihan lain yang dimiliki seorang Nurdin Abdullah adalah memiliki jaringan yang kuat, bukan hanya secara nasional, tetapi juga di luar negeri. Hal tersebut membuatnya lebih mudah dalam mendatangkan pengusaha dari luar negeri untuk menanamkan investasinya di Bantaeng.”
—Dr. Ir. H. Muhammad Said Didu, Staf Khusus Menteri ESDM 2014—2016, Perekayasa di BPPT, Sekretariat Kementerian BUMN 2005—2010, Ketua Umum PII 2009—2012, Ketua Umum Alumni IPB 2008—2013, Ketua ICMI 2003—2005, MPR 1997—1999
“Kemajuan zaman mendorong putra terbaik daerah untuk bekerja di kota maju dengan harapan jaminan masa depan. Hal ini tidak berlaku untuk Prof. Nurdin Abdullah yang bekerja tulus ikhlas untuk daerahnya, Bantaeng. Ilmu pengetahuan yang diperolehnya dan pengalaman dunia yang dimilikinya diimplementasikan untuk kemajuan Kabupaten Bantaeng.
“Berjajar penghargaan diperolehnya. Sebut saja, komitmen dan keseriusannya untuk berinovasi dalam lalu-lintas. Maka, tepatlah jika Prof. Nurdin disebut sebagai putra terbaik Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan, dengan aksi nyatanya, yang ‘Jangan Cuma Ingin’. Let's Act!”
—Jandi Mukianto, S.H., M.H., Lawyer (WIEM Law Firm); Presiden Junior Chamber International (JCI) Indonesia
ARTIKEL TERKAIT
Sebelumnya, kita selalu mendengar ungkapan bahwa akademisi seringkali berdiri di suatu jarak yang jauh (menara gading) dari problem riil masyarakat. Barangkali ungkapan itu tak selalu persis benar. Tapi kata-kata itu seolah menjadi benar setiap kali diucapkan. Sebab dalam konteks ini, orang-orang akademisi dengan gelar-gelar yang tinggi seolah-olah disibukkan untuk bergelut dengan ilmu pengetahuan dan membiarkan orang-orang di luar akademisi bersentuhan langsung dengan problem masyarakat.
Tapi Nurdin Abdullah adalah salah seorang yang mendobrak pikiran umum ini. Dia seorang akademisi. Dia bahkan memiliki gelar yang tinggi sebagai profesor. Kita tahu gelar itu merupakan suatu kebanggaan yang diperoleh dengan usaha yang sungguh-sungguh di dalam dunia akademis. Tetapi rupanya kecintaannya pada ilmu pengetahuan tidak mengalihkannya dari tanggung jawab sosialnya. Dia menyadari ilmu pengetahuan hakikatnya berorientasi untuk menjawab persoalan-persoalan sosial. Kesadaran-kesadaran itu kuat dan menggerakkannya untuk berbuat hal penting di masyarakatnya. Kesadaran sosialnya membawanya pada keputusan terjun sebagai Bupati Bantaeng.
***
Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah M.Agr. lahir di Sulawesi Selatan, 7 November 1963. Dia menjabat sebagai Bupati Bantaeng selama dua periode berturut-turut: periode 2008-2013 dan periode 2013-2018 (Profil Nurdin Abdullah). Dan selama itu, dia telah berbuat banyak hal yang kontribusinya besar kepada masyarakat. Sebagaimana kesungguhannya kepada ilmu pengetahuan sehingga diperolehnya gelar-gelar yang tinggi, Nurdin Abdullah juga bersungguh-sungguh dalam membawa Bantaeng sebagai wilayah kecil yang kemudian diperhitungkan.
Kabupaten Bantaeng semula hanya wilayah kecil. Tak banyak orang yang memandang wilayah kecil ini. Kabupaten Bantaeng dipandang sebelah mata ketimbang 23 Kabupaten di Sulawesi Selatan (Aksi dan Ambisi Nurdin Bupati Bergelar Profesor yang Meraih 50 Award). Tapi di tangan Nurdin Abdillah, sang profesor, wilayah kecil ini perlahan tumbuh maju. Wilayah kecil ini mulai menonjol dan tahun 2009, investor kelas dunia berdatangan ke kabupaten ini.
Tetapi perubahan itu tentu saja bukan keajaiban. Ada serangkaian ikhtiar yang dilandasi kesabaran bekerja dan melayani, keteguhan dan komitmen politik yang kuat berpihak pada kesejahteraan rakyat dan juga ditopang oleh kecerdasan dan relasi Nurdin Abdullah. “Kami menjaring kerjasama dalam dan luar negeri,” ujar sang Profesor suatu kali (Diganjar Tokoh Perubahan, Ini Prestasi Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah).
Mengapa memerlukan kesabaran dalam memajukan wilayah kecil ini? Sebab diakui oleh Nurdin Abdullah sendiri, di daerah ini banyak sekali persoalan: perihal infrastruktur, kemiskinan, pengangguran, rutinitas banjir tiap tahun dan layanan publik (Aksi dan ambisi Nurdin Bupati Bergelar Profesor yang Meraih 50 Award). Persoalan-persoalan ini tidak bisa diatasi hanya dalam waktu yang singkat. Butuh kesabaran dari usaha-usaha gigih yang terus-menerus. Belum lagi bagaimana mengatasi pesimisme di masyarakatnya. Wilayah ini sudah lama tertidur dalam ketertinggalan. Nurdin Abdullah butuh kecakapan bukan menghadapi benda-benda mati tetapi juga berhadapan dengan masyarakat. Bagaimana ia harus meyakinkan bahwa wilayah kecil yang lama terjebak dalam lingkaran keterbelakangan bisa bangkit dan menjadi wilayah yang menonjol?
Tetapi ikhtiar yang sungguh-sungguh memang tak pernah sia-sia. Dengan kata lain, selalu ada hasil yang nyata dari kerja nyata. Jika kita menyaksikan apa yang terjadi hari ini dengan Kabupaten Bantaeng: ia jadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Selatan, berarti kita menyaksikan sebuah kegigihan yang mewujudkan harapan jadi kenyataan. Dan itu terjadi di tangan Profesor Nurdin Abdullah.
“Saya yakin tidak semua tahu Bantaeng dimana,” ujar Nurdin Abdullah dalam sambutannya sebagai tokoh perubahan (Diganjar Tokoh Perubahan Ini Prestasi Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah). Benar, prof, memang tidak banyak yang tahu sampai prof benar-benar menyulap kabupaten ini menjadi seperti sekarang. Sekarang orang banyak mengenal daerah ini. Dan setiap kali mengenal daerah ini, nama prof tak mungkin tidak disebutkan. Profesor Nurdin Abdillah dan Kabupaten Bantaeng adalah nama yang ikonik sebagai representasi perubahan.
https://geotimes.co.id/opini/sang-pengubah-bantaeng-itu-profesor-nurdin-abdullah/