Ketersediaan : Tersedia

Perjalanan Ruh: Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Kematian

Deskripsi Produk

Dan mereka bertnaya kepadamu tentan ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” —QS Al-Isrâ’ (17): 85 *** Apakah orang mati mengetahui siapa yang berziarah dan memberi salam kepadanya? Apakah ruh orang-orang mati dapat saling bertemu? Apakah ruh orang mati dapat bertemu dengan ruh…

Baca Selengkapnya...

Rp 190.000

Rp 161.500

Dan mereka bertnaya kepadamu tentan ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”

—QS Al-Isrâ’ (17): 85

***

Apakah orang mati mengetahui siapa yang berziarah dan memberi salam kepadanya?
Apakah ruh orang-orang mati dapat saling bertemu?
Apakah ruh orang mati dapat bertemu dengan ruh yang masih hidup atau sebaliknya?
                                                                                                                                                         ***

Kematian memang meninggalkan pertanyaan. Rahasia-Rahasia Ruh dapat menjadi rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ulama Islam terkemuka dari Damaskus, Ibnu Qayyim al-Jauzy, memaparkannya dengan bahasa yang lugas dan tidak bertele-tele sehingga mudah dimengerti. Pembaca seakan dibawa masuk ke dalam dunia ruh yang diuraikannya.

Rahasia-Rahasia Ruh ditulis pada abad ke-14, dan telah bertahan selama tujuh abad sebagai rujukan induk yang terus dibaca— “Keabadian” yang menjadi bukti tingginya kualitas buku ini.

Keunggulan :

  • Ditulis oleh ulama terkemuka.
  • Meskipun materinya cenderung berat, namun Penulis berhasil menuliskannya dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami pembaca.


Nukilan Buku:
 

Apakah Ruh Orang-Orang Mati Saling Bertemu, Saling Berkunjung, dan Saling Berbincang?

Ini merupakan pertanyaan yang bagus dan dalam. Adapun jawabannya, bahwa ruh terbagi dua, yaitu ruh yang disiksa dan ruh yang mendapatkan nikmat.

Ruh yang mendapatkan siksa, sibuk dengan siksaan yang diterimanya sehingga tidak bisa saling berkunjung dan bertemu. Adapun ruh yang mendapatkan nikmat, yang dilepas dan tidak ditahan, dapat saling bertemu dan saling berkunjung serta saling berkumpul membincangkan apa yang mereka lakukan dahulu di dunia dan apa yang sedang dikerjakan penduduk dunia. Sehingga, setiap ruh berteman dengan ruh lain yang memiliki derajat amal yang sama.

Ruh Nabi Saw. berada di Ar-Rafiq Al-A‘lâ (tempat tertinggi bersama kekasih-kekasih nan sangat mulia). Allah Swt. berfirman:

Dan siapa saja yang menaati Allah dan Rasul (Muhammad Saw.), mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang di berikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta ke benaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS Al-Nisâ’ [4]: 69)

Kebersamaan yang dijelaskan dalam ayat tersebut berlaku di dunia dan di Alam Barzakh. Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya di tiga alam ini.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Manshur, dari Abu Adh-Dhuha, dari Masruq yang berkata, “Para sahabat berkata kepada Nabi Saw., ‘Tidak ada yang 

membuat kami berpisah darimu di dunia ini. Adapun ketika engkau meninggal, engkau diangkat di atas kami sehingga kami tidak melihat engkau.’ Lalu, Allah menurunkan, Dan siapa saja yang menaati Allah dan Rasul (Muhammad Saw), mereka itu akan bersama-sama dengan orang

yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS Al-Nisâ’ [4]: 69).

Asy-Sya’bi berkata, “Seseorang dari kaum Anshar datang seraya menangis di hadapan Nabi Saw. Nabi Saw. bertanya, ‘Apa yang membuatmu menangis, wahai Fulan?’ Si Fulan menjawab, ‘Wahai Nabiyallah, demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sungguh engkau adalah orang yang lebih aku cintai daripada keluarga dan hartaku. Demi Allah yang tiada tuhan selain Dia, sungguh engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri. Aku dan keluargaku ingat akan dirimu hingga membuatku menangis seperti ini sampai aku dapat melihatmu. Aku mengingat kematianmu dan kematianku. Aku tahu bahwa aku tidak akan dapat berkumpul denganmu kecuali di dunia ini. Sesungguhnya engkau lebih tinggi daripada nabi-nabi. Aku tahu jika masuk surga, aku akan berada di tempat yang lebih rendah dari tempatmu.’ Nabi Saw. tidak menjawab sepatah kata pun. Lalu, Allah menurunkan ayat, Dan siapa saja yang menaati Allah dan Rasul (Muhammad), mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orangorang saleh … hingga ayat ... dan cukuplah Allah yang Maha Mengetahui (QS Al-Nisâ’ [4]: 70).”

Allah Swt. berfirman:

Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka, masuklah ke golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke surga-Ku. (QS Al-Fajr [89]: 27-30)

Maksudnya, masuk lah ke kelompok mereka dan bersama dengan mereka. Ini adalah seruan yang disampaikan kepada ruh seseorang menjelang kematian.

Dalam hadis dari Abdullah bin Mas’ud mengenai Isra` Mi`raj, Abdullah bin Mas’ud berkata, “Ketika Nabi Saw. diperjalankan pada malam Isra`, Ibrahim, Musa, dan Isa bertemu. Mereka saling berbincang tentang Hari Kiamat. Mereka mulai bertanya kepada Ibrahim tentang Hari Kiamat, tetapi Ibrahim tidak memiliki pengetahuan tentang hal itu. Lalu ditanyakan pada Musa, tetapi dia tidak pula memiliki pengetahuan mengenai hal itu. Hingga mereka sepakat untuk bertanya pada Isa. Isa menjawab, ‘Allah memberitahuku (tentang pertanda Hari Kiamat), selain waktu turunku ke bumi (adapun waktu turunku ke bumi tidak ada yang tahu selain Allah).’ Kemudian, Isa menyebutkan tentang keluarnya Dajjal. Dia berkata, ‘Aku lalu turun dan membunuhnya. Manusia kembali ke negeri mereka, lalu mereka disambut dengan kedatangan Ya‘juj dan Ma‘juj yang turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Setiap kali Ya‘juj dan Ma‘juj itu melewati air, mereka meminumnya. Dan setiap kali melewati sesuatu, mereka pasti menghancurkannya.

Manusia lalu menyeruku sehingga aku berdoa kepada Allah. Maka, Allah mematikan Ya‘juj dan Ma‘juj. Lalu, bumi mengeluh kepada Allah akan bau bangkai Ya‘juj dan Ma‘juj. Manusia mengeluh kepadaku. Aku berdoa dan Allah pun mengirimkan air dari langit. Air itu menghanyutkan jasad Ya‘juj dan Ma‘juj serta menenggelamkannya ke lautan. Lalu, gunung meletus, bumi menjadi rata. Allah memberitahuku, bila keadaan sudah

begini maka Hari Kiamat itu bagaikan usia kandungan perempuan yang telah sempurna, keluarganya tidak tahu kapan waktu kelahiran tiba, siang ataukah malam.’” Hadis ini disebutkan oleh Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan yang lain.

Ini adalah nas (keterangan dari Al-Quran atau hadis) yang menyebutkan tentang ruh-ruh (nabi) yang saling berbincang tentang suatu ilmu. Allah Swt. juga telah mengabarkan tentang syuhada bahwa mereka hidup di sisi Tuhan dan mereka mendapatkan rezeki. Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah, dan bergirang hati terhadap orang yang masih hidup dan belum menyusul mereka. Hal ini menunjukkan adanya pertemuan di antara ruh-ruh mereka, karena tiga alasan:

Pertama, mereka hidup di sisi Tuhan dan mereka mendapatkan rezeki, berarti mereka saling bertemu.

Kedua, mereka bergirang hati menyambut kedatangan teman-teman mereka yang baru bergabung dengan mereka.

Ketiga, kata bergirang hati—dalam bahasa arab, yaitu lafaz yastabsyiru dalam keterangan tersebut—mengandung pula arti saling memberikan kabar gembira satu sama lain.

 

Tentang Ibnu Qayyim Al-Jauzy

Spesifikasi Produk

SKU NA-257
ISBN
Berat 1000 Gram
Dimensi (P/L/T) 15 Cm / 13 Cm/ 0 Cm
Halaman 644
Jenis Cover

Ulasan Produk

Tidak ada ulasan produk