Buku ini memaparkan sikap Nabi dalam menghadapi berbagai keadaan dikaitkan dengan masalah umat Islam masa kini, agar kita dapat becermin, apakah kita telah meneladani Nabi Saw. atau malah sebaliknya. Bagaimanapun Nabi menegaskan dalam sebuah sabdanya, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Kutipan dalam buku:
Orang yang bahagia adalah orang yang belajar dari cobaan orang lain, bukan belajar dari cobaan yang menimpa dirinya sendiri. Dengan melihat cobaan orang lain, dia bangun melihat kenyataan bahwa satu-satunya cara untuk mencegah cobaan itu adalah berhenti dan kembali kepada Allah Swt.
Segala hal yang menjauhkan kita dari-Nya merupakan tanda bahwa hati kita perlu dibenahi.
“Ada dua jenis orang yang tidak bisa belajar: orang sombong dan orang yang terlalu pemalu.” Malu dalam konteks ini tercela.
“Anda mengaku cinta surga, tetapi Anda tidak berbuat untuk masuk surga.” Anda juga mengaku takut neraka, tetapi Anda tidak melarikan diri darinya. Inilah ketika manusia menjadi sangat aneh.
“Jika dua Muslim bertemu (berhadap-hadapan) dengan kedua pedang mereka (untuk bertarung), maka mereka berdua masuk neraka.” (Sabda
Nabi Saw.)
“Siapa yang tidak punya rasa belas kasih, dia tidak akan dikasihi (oleh Allah Swt.).” (Sabda Nabi Saw.)
Secara alami, manusia itu dinamis. Pada satu waktu, orang bersikap tertentu, dan pada waktu yang lain bersikap beda dengan sebelumnya.
“Ikutilah hal buruk dengan hal baikmaka itu akan menghapuskannya.” (Sabda Nabi Saw.)
Islam merupakan agama jalan tengah. Pemisahan absolut yang menyembunyikan suatu unsure adalah tidak sehat. Namun, di saat yang sama ketiadaan penghalang juga tidak sehat.
“Siapa saja yang sangat sibuk berzikir mengingat-Ku, sampai dia tidak meminta apa-apa kepada-Ku, niscaya dia Kuberi lebih daripada yang Kuberikan kepada orang yang meminta kepada-Ku.” (Sabda Nabi Saw.)
Doa adalah pengakuan ihwal siapa yang memegang kendali. Jadi, meskipun Anda yang punya kunci mobil dan duduk di belakang setir,
jangan pernah merasa diri Anda adalah orang yang “menundukkannya”.
“Jika engkau melihat Makkah, gunung-gunungnya berlubang dengan selang menembusnya (terowongan). Anda pun melihat gedung-gedungnya
mencapai (melampaui) puncak gunung. Jika sudah demikian, Hari Kiamat berarti telah membayangi.” (Sabda Nabi Saw.)
Lebih baik Anda berjumpa dengan Tuhan Anda setelah menanam sesuatu
atau berbuat suatu hal positif, daripada berjumpa dengan-Nya tanpa melakukan apa-apa.
“Apabila akhir zaman tiba, sementara engkau sedang menanam suatu
bibit, jika engkau bisa menanamnya sebelum ia tiba, rampungkanlah
penanamannya.” (Sabda Nabi Saw.)
Spesifikasi Produk
SKU |
NA-159 |
ISBN |
978-602-385-472-1 |
Berat |
340 Gram |
Dimensi (P/L/T) |
14 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman |
376 |
Jenis Cover |
|
Ulasan Produk
Tidak ada ulasan produk