Ketersediaan : Habis

TAMAN DUSTA SIWALANPANJI

Deskripsi Produk

senja itu datang entah dari mana burung yang mati tak pergi ke surga di Siwalanpanji, setiap kejadian meninggalkan gigitan * Puisi-puisi yang kutulis di buku ini, berawal dari sebuah mimpi buruk. Tahun 2016, di tengah perjalanan pulang ke Surabaya, pukul 02.00 mimpi buruk itu mendatangiku: kantorku terkubur lumpur, lalu aku…

Baca Selengkapnya...

Rp 50.000

senja itu datang entah dari mana burung yang mati tak pergi ke surga di Siwalanpanji, setiap kejadian meninggalkan gigitan * Puisi-puisi yang kutulis di buku ini, berawal dari sebuah mimpi buruk. Tahun 2016, di tengah perjalanan pulang ke Surabaya, pukul 02.00 mimpi buruk itu mendatangiku: kantorku terkubur lumpur, lalu aku pergi ke sebuah kota di tengah malam, di perjalanan itu kulihat orang-orang membongkar seluruh rel kereta api. Mimpi itu seperti firasat, dua tahun berselang, mimpi itu seakan menuju pintu kenyataan. Mimpi buruk itu, menjadikanku sulit tidur beberapa malam sesudahnya. Aku tidak menuliskan hal-hal fantastis ataupun filosofis. Bagiku, menulis puisi seakan membangkitkan “iblis yang terkekang” di dalam diriku, kemarahan, rasa terjajah, dan ketidakberdayaan. Aku hanya pion, bukan nahkoda. Maka, iblis yang kulepas—seperti tangan yang menarikku lepas dari kejatuhan. Puisi adalah satu kakiku, aku berdiri di atasnya agar aku tersadar—bahwa tidak ada satu penjara yang bisa membungkamku.

Spesifikasi Produk

SKU DVP-523
ISBN 978-623-7290-49-0
Berat 61 Gram
Dimensi (P/L/T) 12 Cm / 19 Cm/ 0 Cm
Halaman 176
Jenis Cover

Ulasan Produk

Tidak ada ulasan produk