#1 Bestseller di KOREA
Aku tak punya nyali untuk menyatakan rindu.
Aku hanya berani menekan tombol “SUKA” di postinganmu.
NUKILAN
#SURAT YANG KUKIRIM KEPADAMU, CERITA UTUH
Cinta itu
Bertemu dan melakukan segala hal bersama.
Seseorang yang menatapku penuh cinta.
Yang selalu memikirkan apakah tidurku lelap, yang membawakanku bekal agar aku tidak lupa makan.
Yang selalu ingin tahu dan mengkhawatirkanku sepanjang hari.
Yang tidak keberatan untuk menghabiskan seluruh waktunya untukku.
Yang tidak pernah pelit untuk meminta maaf kepadaku.
Yang kadang cemburu dan cerewet seperti anak kecil untuk menunjukkan perhatian.
Yang bisa menerima perbedaan latar belakang dan pengalaman di antara kami.
Yang berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan diriku.
Intinya,
Seseorang yang selalu ada untukku,
dan selalu ada dalam jarak pandangku.
Jika dirimu dibandingkan dengan orang lain,
Sebenarnya kau bukan sosok yang terlalu menawan.
Kau berharga karena kaulah satu-satunya untukku.
Di dunia ini, tak ada seorang pun yang sama sepertimu.
Kaulah satu-satunya.
Yang paling indah dan sempurna.
***
PUKUL EMPAT SORE, KERINDUAN KALA ITU
Terkadang, ada kalanya jejak pukul empat sore melekat pada tempat-tempat seperti tangga yang licin atau di punggung tanganku yang kubawa berjalan untuk menghirup udara luar. Ketika matahari mulai terbenam, ia menebarkan penyesalannya kepada kita sebelum benar-benar bersembunyi di peraduannya. Seperti halnya penyesalan matahari, kita mengungkapkan penyesalan dan kerinduan masing-masing sambil menengadahkan kepala ke langit yang menguning, seakan semua telah terencana. Aku semakin terhanyut dalam tanya. Apa yang sesungguhnya kurindukan? Apa yang selama ini membuatku diliputi penyesalan begitu dalam? Aku mulai menerka, mungkin karena masa kecilku dulu, atau mungkin karena cerita cinta masa lalu yang tiba-tiba pergi dengan meninggalkan jejak dirinya di ujung genggaman jemariku, atau mungkin juga kebodohanku dulu yang tak dapat berbuat apa-apa karena kurangnya keberanian dalam diriku. Pikiranku terus berputar dan aku tanpa sadar menganggukkan kepala.
Sepertinya akhir-akhir ini aku jadi lebih sering melamun dan memandang kosong ke arah suatu tempat lebih lama daripada sebelumnya. Seiring waktu, begitu banyak kenangan, luka, dan cinta yang tertinggal, seakan menjadi tumpukan tugas. Terkadang, selama putaran waktu itu, kita jatuh ke dalam keterpurukan yang tak terkendali, atau tenggelam dalam kenangan indah yang membuat kita tak mampu menahan senyum yang mengembang. Aku memang harus mensyukurinya, tapi terkadang rasanya aku ingin mengutuk dan menyalahkan diriku sendiri atas semua yang telah terjadi.
Biasanya kekalutanku ini berakhir dengan ingatanku tentang seseorang yang saat itu paling kurindukan dan seakan menutup indra pendengaranku.
Ketika kerinduan dimulai,
Kita akan semakin lemah di depan sebuah jejak pukul empat sore.
Masa lalu itu semakin melekat kuat di seluruh tubuhku pada waktu itu.
***
HUBUNGAN & CINTA SENDIRI
Aku merasa hanya aku yang berkorban di dalam hubungan ini.
Hari ketika kita berkencan, aku merasa hanya aku yang sibuk bersiap diri, hanya aku yang berdebar-debar, hanya aku yang mencurahkan segalanya. Suatu hari, ketika kita bertengkar, aku tidak mengatakan apa-apa agar bisa berdamai denganmu, tak peduli siapa yang membuat kesalahan yang lebih besar, orang yang selalu meminta maaf lebih dulu adalah aku. Mungkin karena hanya aku yang benar-benar mengharapkan hubungan ini terus terjaga tanpa hambatan apa pun.
Yang lebih parah lagi, tak ada cara untuk membuatmu menghubungiku ketika aku tidak menghubungimu lebih dulu. Saat kita saling mengirim pesan singkat, dari balasanmu aku bisa merasakan kau seolah malas menanggapiku. Hubungan ini berawal dari sikapmu yang selalu berinisiatif mencurahkan perasaanmu lebih dulu, tapi aku tak tahu bagaimana putaran waktu mengubah perasaanku menjadi semakin dalam sedangkan perasaanmu semakin surut. Aku yakin perasaanku kepadamu semakin kokoh dan aku tak melakukan apa pun selain memberikan hatiku untukmu. Aku sudah tak bisa bertahan lagi karena merasakan kekesalan luar biasa. Aku tak tahu alasannya mengapa aku yang harus merasakan sakit sendirian.
Aku yang lebih tak berdaya menghadapinya, kau juga tahu ketika aku mengatakannya kepadamu saat kita berpisah. Waktu itu aku bertanya kepadamu berkali-kali mengapa kau bersikap seperti ini kepadaku dan kau dengan mudahnya menerima perpisahan ini tanpa berkata apa-apa. Seolah kau hanya menungguku untuk berbicara lebih dulu. Saat itu, aku baru yakin. Dulu kau mendekatiku karena hanya ingin tahu tentangku, sedangkan aku dengan bodohnya menganggap rasa ingin tahumu yang sederhana itu sebagai cinta dan memberikan seluruh hatiku untukmu. Padahal aku begitu memercayaimu saat itu. Kau tak tahu betapa aku mencintaimu dan membayangkan untuk merajut masa depan yang indah bersamamu.
Aku tahu kau sudah tak tertarik lagi dengan perkataan apalagi sikapku, tapi aku tetap harus mengatakannya. Kau takkan menemukan orang sepertiku yang benar-benar tulus kepadamu. Sekalipun kau menemukan orang seperti itu dan melewati hari demi hari penuh kebahagiaan dengannya, itu semua takkan mengubah kenyataan bahwa kau pernah memberikan seseorang luka yang sampai kapan pun takkan terobati. Aku benar-benar berharap kau bahagia, tapi suatu saat kau akan merindukanku dan merasakan sakit sama sepertiku. Aku bersungguh-sungguh.
***
TAK USAH BERSIKAP BAIK KEPADAKU
Jika kau terus memperlakukanku dengan sikapmu yang tak bisa kutebak lalu berpura-pura tak sadar, berhentilah membuatku bingung. Jika kau berencana mengabaikan lukaku selama ini karena ketulusan yang kuberikan kepadamu, seharusnya dari dulu kau tidak perlu memperlakukanku dengan manis. Kau takkan pernah tahu seberapa besar aku tersakiti karena perasaanmu yang tak menentu itu. Kau juga tak akan pernah tahu bahwa perlakuan baikmu yang dengan mudahnya kau berikan kepadaku membuatku seperti orang bodoh.
Jika hatimu pernah sedikit berdebar, meski benar-benar sedikit, temui aku dan sampaikanlah permohonan maafmu. Jika kau benar-benar menyesal dan tak bisa mengatakannya, peluklah aku. Akan tetapi, jika kau tak pernah merasakannya, sebaiknya kau tak usah bersikap baik kepadaku. Tak usah membuat hatiku yang sudah usang menjadi semakin lusuh karena senyum palsumu, kebaikan palsumu, dan semua sikap palsumu itu.
Jangan membuatku yang sudah membencimu menjadi semakin membencimu ….
***
SUDAHLAH, AKU SAJA YANG MELEPASMU PERGI
Aku merasa perasaan yang kau berikan kepadaku lebih sedikit dibandingkan perasaan yang kuberikan kepadamu. Bukan, lebih tepatnya tak ada sedikit pun. Karena hanya aku yang ingin tahu keseharianmu. Sedangkan kau, tak sedikit pun tertarik dengan apa yang kulakukan. Kau tidak peduli berapa banyak panggilan telepon yang kau abaikan, pesan yang kukirim pun kau sepertinya malas menanggapinya. Meski begitu, aku menahan diri karena akulah yang lebih menyukaimu. Karena kupikir, jika aku berusaha lebih keras, hubungan kita akan kembali seperti sediakala.
Aku tak tahu ternyata semuanya salah besar. Jangankan untuk memperbaiki keadaan, perasaan canggungmu terhadap usahaku yang terlihat menyedihkan ini justru membuatmu mendorongku keluar dari hubungan ini. Oleh karena itu, berkali-kali aku membulatkan tekad untuk melepaskanmu lebih dulu. Meskipun ini mungkin cinta yang kuakhiri sendiri, meskipun sudah sejak lama kau mengakhiri cinta ini, kuharap suatu saat kau merasakan penyesalan yang teramat dalam.
Karena selama ini, setahumu, kaulah yang melepasku lebih dulu.
Aku berharap kau menyesaliku yang pergi meninggalkan pelukanmu.BAGAIMANA KABAR KALIAN?
Kepada semua orang yang pernah bersamaku dan mengisi masa-masa bahagiaku, masa-masa sedihku, masa-masa ketika aku dipenuhi senyum maupun tangis, bagaimana kabar kalian? Kabarku sekarang begini-begini saja. Orang yang dulunya kubenci, sekarang menjadi orang yang dekat denganku, orang yang dulunya kusukai, satu per satu mulai menjauh dan kini kubenci. Begitulah jadinya.
Terkadang, aku tiba-tiba berpikir, semudah itukah pertemuan kita? Terjadi semudah perpisahan dan mengucapkan selamat tinggal. Kini, hubungan kita memang sudah renggang, tapi aku ingin tahu apakah kalian baik-baik saja. Hanya sampai di situ aku merasa rindu.
Ketika aku melihat bayangan yang menapak di sebuah jalan pulang pada malam hari, ketika aku tiba-tiba menengadahkan kepala ke langit dan melihat bulan yang mulai tampak, ketika bangun tidur dan melihat ke arah langit-langit kamar, saat itu terkadang aku merasa hampa. Saat aku berpikir seperti ini, kalian juga mungkin tengah menyesali ruang kosong yang terus kalian bawa ketika meninggalkanku pergi.
Jadi, sebaiknya kita terus menjalani hidup kita ke depan dengan damai. Terkadang, kita memang merasakan hidup kita bermakna jika memiliki seseorang yang kita rindukan. Aku harap kalian akan selalu menjadi kerinduan bagiku. Aku pun akan terus hidup sebagai kerinduan bagi seseorang di dalam sebuah kenangan lainnya.
Namun, ada satu hal yang perlu kalian ingat. Kita, yang dulu pernah sangat dekat satu sama lain lebih dari siapa pun.
Aku baik-baik saja
Dan dengan damai menjalani semuanya.
KATA-KATA SEMANGAT TAK BISA MENGHIBURKU
Tak ada satu kata semangat pun yang bisa menyentuhku saat menghadapi situasi yang membuatku benar-benar terpuruk seperti akhir-akhir ini. Orang yang dengan mudahnya menghiburku dengan kata-kata semangat tanpa tahu perasaanku membuatku benci, meski aku tahu mereka mengatakannya karena mengkhawatirkanku, anehnya aku benci mendengar kalimat-kalimat itu. Perasaan tak berharga yang membuatku seorang diri terjatuh dalam zona waktuku, dan ketidakberdayaan yang menghampiriku tiap hari tanpa henti, membuatku terperosok ke dalam kegalauan tanpa alasan. Aku hanya berharap, seiring berjalannya waktu, seluruh rasa sakit ini akan terlupakan. Namun, kali ini aku benar-benar sakit. Aku tahu situasi yang sangat memusingkanku ini pasti akan terus terjadi pada kemudian hari, tapi aku tak yakin apakah aku dapat melalui dan mengatasinya. Tak terasa air mataku menetes saat aku membayangkan kejadian yang selama ini menyakitiku akan terus terulang. Selama beberapa waktu, aku merasa tertimbun dalam tumpukan frustrasi berat yang tak mampu kutemukan jalan keluarnya, sekuat apa pun kucari. Saat ini aku benar-benar
Tak sedikit pun terhibur dengan kata “Semangat”.