Otak dan hati sering kali berselisih. Saat otak mengharuskan kita melihat segala sesuatu dari banyak sisi, hati pun pasti ingin didengar dan dituruti. Lalu, bagaimana bila hati selalu hadir di tengah kompetisi pemilihan ketua OSIS?
Didukung Aldi, sahabatnya, Iqbal mencalonkan diri menjadi ketua OSIS untuk menggantikan posisi Kiki. Dalam kompetisi itu, Iqbal harus bersaing dengan Ayla, sosok pintar yang berambisi besar untuk menang. Ya, Ayla, gadis cantik yang dulu pernah mengisi ruang di hati Iqbal.
Iqbal ingin membuktikan kepada orangtua dan teman-temannya, bahwa ia mampu meski hatinya ingin mengalah. Sementara, Aldi selalu mendukung penuh sahabatnya meski menghalalkan segala cara dan mengabaikan hati kecilnya. Begitu pula Kiki, yang ingin mengikuti kata hatinya untuk fokus menekuni bidang musik setelah dia tak lagi menjabat sebagai ketua OSIS.
Lalu, apakah hati bisa menjadi juaranya?
Kalah bukan pilihan.
Menang adalah tujuan.