Biarkan waktu yang akan memperbaiki segalanya. Oke, klise mungkin. Tapi itulah yang saat ini bisa kulakukan. Membiarkan hati ini terobati dengan sendirinya. Dan membuka hati ini untuk siapapun yang ingin singgah di dalamnya. Jangan katakan aku single mother yang patah hati parah. Tapi kalau ditanya apakah aku merindukan sosok lelaki yang jujur dan tulus mencintaiku? Dengan berat hati kujawab, iya tepat sekali. Lantas, saat sebuket bunga selalu rajin datang di cubicle-ku setiap pagi dan surel puisi cinta tidak pernah absen singgah di surel-ku. Apakah aku harus berbunga-bunga, karena sebentar lagi akan merasakan cinta? Ya, mungkin seharusnya seperti itu, kalau si pengirim bunga dan puisi itu tidak menyembunyikan identitasnya.