Angin akan berhembus mengikuti arah nasib.Setidaknya itu yang dikira Bayu Adi Persada pada awalnya. Bayu adalah salah seorang dari 51 orang Pengajar Muda angkatan pertama Indonesia Mengajar.
Nasib membawa Bayu dari rasa kalah karena ditolak oleh perusahaan multinasional ke Desa Bibinoi di Halmahera Selatan. Di sini dia bertemu dengan anak-anak angin: anak-anak SD yang sedang belajar bahwa kebanggaan harus diperjuangkan .
Namun bukan cuma mereka yang belajar . Bayu juga belajar banyak dari mereka. Dia belajar bahwa niat baik dan kekerasan hati saja tak cukup untuk mengubah keadaan . Belajar bahwa solusi hidup bukanlah kata-kata motivasi, tapi tindakan nyata, meski sesederhana menghentikan tangis salah seorang anak terpintar di kelas 3 yang frustasi karena tak bisa menulis huruf ' a '.
Bayu akhirnya menghadapi masalah-masalah baru dalam hidupnya. Bukan cuma anak yang tak bisa membaca dan bandel, tapi juga keadaan masyarakat serta sistem pendidikan yang memungkinkan celah penyelewengan .
Ini adalah sebuah wajah pendidikan kita. Ini adalah sebuah cerita dari anak-anak yang tak muncul dalam berita. Ini adalah catatan seorang anak muda yang belajar bahwa hidup tak boleh sekedar mengikuti arah angin nasib
SKU | PN-028 |
ISBN | 9786029481266 |
Berat | 300 Gram |
Halaman | 294 |
Jenis Cover | Soft Cover |