Tio dan kawan-kawan, juga para pemburu babi lainnya—yang meski dulu dia benci, namun detik ini tiba-tiba dia harap mereka kembali, sebagaimana dia berharap akan kembalinya Tio—yang biasa disewa Sam dan beberapa warga lain, apakah masih selalu berdatangan ketika hari menepi dan senja menggulingkan matahari di balik bukit?

Segala pertanyaan itu akan selalu ada, hingga kelak dia tahu, bahwa tidak ada lagi yang perlu manusia takutkan dari babi-babi itu, meski musim hujan kembali datang dan mereka kembali berkeliaran di tepi hutan. Tembok-tembok baru itu terlalu tinggi untuk mereka panjat. Babi-babi tidak bisa memanjat, karena babi bukan monyet….

Di buku kumpulan cerita keempat ini, saya mengambil tema tentang cinta dalam berbagai sudut pandang. Ada cinta pada dunia, cinta pada kekasih, atau pada apa pun. Semua tentang cinta. Dan tentu saja pengambilan tema ini berawal dari bagaimana saya mencintai dunia cerita pendek seperti saya mencintai sesuatu yang hidup. Pastinya tidak semua cinta dalam cerita-cerita ini bisa atau bahkan harus dipahami. Beberapa malah tak perlu dimengerti. Bukankah memang selalu begitu?