"Surat Terakhir Seorang Pengelana"
Bara, seorang lelaki muda, pendaki gunung, relawan, sekaligus penulis kisah-kisah petualangan. Latar belakang keluarganya yang berantakan membuat hidupnya liar, keras, dan bebas. Setelah neneknya meninggal dunia, ibunya pergi entah ke mana, dan ayahnya di penjara. Ia pun hijrah dari Indramayu ke Bandung, meneruskan SMA, kuliah, dan kehidupan barunya.
Di antara itu, Bara mengalami kisah cinta yang pelik, tidak seindah yang dibayangkan. Bertubi-tubi cinta itu datang tak disangka, tetapi juga begitu saja kandas meninggalkan luka. Bara tidak ingin berusaha berhenti, walaupun ada yang memutuskan untuk pergi.
***
Petualangan dan cinta, sejauh apa pun bertualang, pada akhirnya cinta akan selalu mengenal kata pulang. Dan, tak ada tempat sebaik-baiknya mengakhiri pengembaraan untuk pulang, selain hangatnya pelukan, setelah saling menemukan.
Kelebihan:
1. Naskah pernah rilis secara indi dan laris manis terjual 1000 eks dalam waktu yang singkat. Dan sampai sekarang peminatnya masih banyak.
2. Tema yang digemari saat ini: petualangan, travelling, dan mendaki.
3. Penulis cukup aktif di social media: Twitter dan Instagram dengan belasan ribu followers.
Profil penulis:
Febrialdi R.
Pengelana, penikmat kopi hitam, dan pengagum Ine Febriyanti.
Berkicau dan mendongeng di akun media sosial Twitter dan Instagram @edelweisbasah