Kami mendaki bukan untuk memperoleh pemandangan di puncak, tapi demi harapan, sesampainya di puncak bisa melihat jalur pendakiaan yang seharusnya. Karena kami jelas telah nyasar. setelah sekitar 1,5 jam mendaki, aku sampai pada perbatasan antara tetap "insane" dengan "scattered".

Tubuhku gemetar tidak terkontrol dari ujung kaki sampai ujung kepala. Gigi gemelutuk dan jari-jari gemetaran, kaku. Mataku berkunang saking kedinginan. Dalam bayangan, Pikiran yang mulai kacau balau, kurasa inilah situasi yang disebut nyaris; hiportemia!

Mengawali perjalanan dari modal nekad, Haekal Siregar menjelajahi gunung demi gunung. Tiap tempat punya cerita yang berbeda. Pastinya menarik untuk diikuti.