Cerita-cerita pendek di kumpulan ini telah berusaha dengan baik menarik lepas persoalan kecil dari satu dunia besar kemudian menjadikannya jalan masuk baru bagi pembaca untuk kembali ke dunia dari mana cerita itu berasal.
—M Aan Mansyur, novelis dan penyair
Celia tak pernah mengerti, mengapa Puffin tak bisa berhati-hati. Ia menyenggol perabotan ke mana pun ia pergi; gelas beradu menyentuh lantai.... Prang!
Seingat Celia, dulu Puffin tak pernah bertingkah nakal. Ia manis dan begitu lembut.
Namun, Celia kini sering terpaksa memarahi Puffin. Celia benci melihat pecahan gelas berhamburan. Ia sungguh benci terbangun di malam hari karena bunyi gelas-gelas bertumbukan. Bermalam-malam ia dihantui mimpi pecahan kaca yang mengejarnya seperti gerombolan lebah. Menyengat dan menancap di kepalanya seperti mahkota.
Celia dan Gelas-Gelas di Kepalanya
(Lugina WG)
Jika selama ini mendengarkan musik, menonton film, atau menghirup aroma parfum menjadi pilihan untuk memperbaiki mood, coba tambahkan kumpulan cerpen dalam antologi #KampusFiksiEmas2016 ini.
Pembaca akan menyaksikan aroma parfum, mendengarkan film bisu, atau membaui kuatnya pengaruh musik kepada manusia.
Coba buka, dan ikuti ke mana mata membawa indra lain mengembara.