Al-Qâhirah, “Kemenangan”, demikianlah para penakluk Arab menyebut kota ini; dan selama 5.000 tahun sejarahnya, Kairo menjadi kota yang kaya nama agung. Sebagai pusat kekuasaan para fir’aun dan sultan, hadiah bagi para penakluk dari Alexander Agung, Shalahuddin al-Ayyubi, hingga Napoleon Bonaparte, Kairo merupakan kota kuno yang tak pernah berhenti mencipta kembali sejarahnya.
Dalam buku ini, Max Rodenbeck, jurnalis yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Kairo, melukiskan dengan amat indah sebuah budaya paling memesona yang memancar dari kota penuh warna—dari masa permulaannya pada zaman fir’aun hingga era kejayaannya sebagai kota metropolis paling berkilau pada Abad Pertengahan, dari penundukannya oleh bangsa Turki dan Inggris sampai kemunculannya sebagai ibukota modern bagi nasionalisme Arab.
Kairo: Kota Kemenangan merupakan perpaduan unik antara cerita perjalanan, riwayat sejarah, dan kisah epik, yang mengungkap pesona-pesona tersembunyi salah satu kota paling masyhur di dunia. Dengan pengetahuan mendalam, kaya humor, dan penuh kecintaan, buku ini membawa kita pada tur menakjubkan mengelilingi kota megah itu: dari gang sempit hingga pasar rakyat, dari pertunjukan tari perut hingga sarang ganja, dari permukiman kumuh sampai salon modis, dari lembutnya kehidupan agama sampai garangnya gejolak politik.
“Sebuah penggambaran yang detail tentang sejarah dan perkembangan Kairo, kota megah yang banyak menyimpan pesona, sampai saat ini.”
—The New York Times
“Rodenbeck mengurai lika-liku riwayat Kairo secara cerdas dan jenaka. Ia memiliki pengetahuan, sentuhan ringan, dan keterampilan menggunakan anekdot, yang menghidupkan kembali sejarah Cairo, dengan keseluruhan kontradiksinya yang mengasyikkan.”
—The Economist
“Sebuah Grand Tour yang menyenangkan. Kota yang sangat indah.”
—The Baltimore Sun
“Siapa yang belum melihat Kairo, dia belum melihat dunia: tanahnya bagaikan emas, Sungai Nil-nya adalah keajaiban, wanitanya seperti perawan bermata hitam dari surga, bangunan rumahnya bak istana, dan udaranya yang lembut, lebih lembut daripada kayu gaharu, sungguh memikat hati. Dan, bagaimana mungkin Kairo menjadi sebaliknya jika ia adalah Ibukota Dunia?”
—Ungkapan masyhur dalam legenda Seribu Satu Malam
“Memukau.”
—Los Angeles Times
“Cara yang menyenangkan untuk mengunjungi kota tersebut.”
—The Boston Globe
“Ceria dan berisi… Hanya beberapa kota yang dapat menginspirasikan buku semenarik ini dan hanya beberapa penulis dapat menghadirkannya seperti Mr. Rodenbeck.”
—The Washington Times
“Menyenangkan seperti pesta topeng, dipenuhi dongeng seperti Scheherazade dan sama informatifnya seperti ensiklopedia.”
—Men’s Journal
“Buku ini memuaskan bagaikan jamuan hidangan mewah.”
—The San Diego Union Tribune
“Menarik… Anekdotnya hidup, karakternya tergambarkan dengan baik.”
—The Times Literary Supplement (London)
“Renungan yang luar biasa atas evolusi Kairo dari pusat kebudayaan kuno menjadi metropolis semi modern yang energik.”
—Business Week
“Ditulis dengan baik… [Rodenbeck] menghadirkan gambaran yang hangat untuk tempat yang paling me-lelahkan ini.”
—The Philadelphia Inquirer
“Karya luar biasa, dibubuhi pengetahuan luas, antusiasme, dan kecintaan yang mendalam.”
—National and Financial Post (Toronto)
“Menyenangkan… sangat menghibur.”
—Middle East Economic Digest
“Buku yang indah, baik sebagai sejarah serius maupun pengalaman pribadi.”
—The Sunday Times