Meski menjadi korban penculikan sang Penguasa Tumapel, Tunggul Ametung, namun Ken Dedes tak larut dalam kedukaan, dalam penjara jiwa yang membelenggunya di lingkungan Pakuwuan Tumapel yang gemerlapan. Dengan kegenitan yang dipadukan sifat kelemah-lembutannya, putri Mpu Parwa itu dapat meluluhkan hati Ken Arok, seorang sudra dan bekas gembong perampok yang menjadi pengawal pribadi sang Akuwu. Seiring dengan cemerlangnya karier Ken Arok yang meroket bak meteor hingga ia dinobatkan sebagai Panglima Tumapel, aksi godaan yang dilancarkan Ratu Dedes terhadap sang Panglima semakin menjadi-jadi. Puncaknya adalah terjadinya persekongkolan atau persekutuan antara Ken Dedes dengan Ken Arok untuk menggulingkan kekuasaan yang diktator dan otoriter.
Padahal, pada saat yang bersamaan muncul beberapa faksi yang hendak merongrong kekuasaan Tumapel, yaitu kubu Empu Gandring, Kebo Ijo dan Hyang Suci Belakangka.
Berhasilkah usaha Ratu Dedes bersama Panglima Ken Arok meredam kemelut gonjang-ganjing di lingkungan Pakuwuan Tumapel?
Sebuah roman epik tentang Ken Dedes, sang penggoda, sang pemberontak. Ibunda para raja besar Jawa.
***
“Di tangan seorang koki handal, rempah-rempah tetap akan menjadi bumbu rahasia yang menghasilkan makanan lezat. Penulis ini telah berhasil meramu intrik, kesumat dan asmara dalam alur sejarah Singasari menjadi sajian yang memikat.” -E. Rokajat Asura: penulis novel best seller Dwilogi Prabu Siliwangi