"Lembaga" artinya tuangan, yang berbentuk menurut barang-barang yang dicita-cita akan tercipta setelah bahan-bahan yang dituangkan ke dalamnya. Seumpama cetakan atau lembaga kue bolu yang berbentuk buah anggur. Kelak setelah tepung bercampur telur dituangkan ke dalamnya, akan keluarlah kue menurut bentuk buah anggur pada lembaga itu.
Garis perjalanan hidup setiap manusia telah ditetapkan sejak dalam kandungan. Berawal dari bercampur sperma yang bersumber dari sulbi ayah dengan ovum yang ada di taraib bunda. Empat puluh hari pertama bernama nutfah (air segumpal). Empat puluh hari sesudahnya 'alaqah (darah segumpal). Empat puluh hari kemudian mudhgah (daging segumpal). Setelah cukup bilangan 120 hari, datanglah malaikat menghembuskan nyawa dan disuruh mengantarkan empat kalimat, yaitu kitab (tulisan) tentang rezekinya, ajalnya, amal-usahanya, dan juga untung-celaka dan bahagianya.
Bilamana telah cukup bilangan sembilan bulan sepuluh hari lahirlah anak itu ke dunia. Telah cukup sejak dalam rahim bunda garis tulisan hidup yang akan dilalui. Rezeki telah tersedia. Ajal telah tertentu. Amal usaha telah terbentang. Celaka atau bahagia telah mesti bertemu, naik atau turun telah ada di hadapan pintu hidup. Inilah "Lembaga Hidup" itu. Lembaga yang akan dituangkan seketika kita telah lahir di dunia kelak.
Melalui buku ini, Buya Hamka mengajak kita untuk berikhtiar menuang lembaga hidup kita masing-masing dengan berbagai kewajiban, dan tidak membiarkannya sebatas lembaga. Ada kewajiban kepada Tuhan yang Maha Esa, kewajiab kepada masyarakat, kewajiban kepada benda, kewajiban kepada negara, dan kewajiban kepada keluarga.