Bagi Inka, menerima lamaran Chesta—tetangga masa kecil yang selalu memberi komentar pedas untuk pakaian serbahitam yang dia kenakan—hanyalah tiket untuk meninggalkan mimpi buruk akan hancurnya sebuah keluarga.
Namun, Inka tak menyangka Chesta membawa kenangankenangan indah dari masa lalu yang dia tahu takkan terulang lagi. Pemuda itu membuatnya marah sekaligus bahagia, memberi harapan-harapan baru di harinya yang sedih. Chesta membuat Inka kembali jatuh cinta.
Akan tetapi, apakah menerima lamaran itu memberikan kehidupan yang Inka mau? Atau dia memang harus menerima kenyataan bahw a tidak semua luka bisa disembuhkan, bahwa Chesta mungkin takkan pernah membalas perasaannya, dan bahwa cinta mungkin tak bisa menyelamatkan dirinya.