"Saya tergoda dan “terluka” oleh judul buku puisi ini. Judul yang non-puitik ini sepadan dengan perangai sajak-sajak Anya yang merongrong ketenangan dan ketenteraman jiwa. —Joko Pinurbo, penyair
Memilukan tapi tidak cengeng. Membacanya kita seperti mengais wajah kita sendiri. —Oka Rusmini, penyair
… keberanian yang mereka tawarkan menghuni pikiran saya untuk waktu yang lama. —Maesy Ang, POST Bookshop
Fragmen-fragmen diri yang tercecer indah di Kota Ini Kembang Api menolak manis dan meledak di Non-Spesifik . —Cyntha Hariadi, penulis
Salah satu buku puisi terbaik yang pernah saya baca. —Norman Erikson Pasaribu, cerpenis dan penyair "