Kazu dan Hana mengikuti Masaru dari belakang. Mereka berlari sampai ke tengah-tengah lapangan olahraga untuk bergabung dengan anak-anak klub baseball. Di luar dugaan, anak-anak klub dan penduduk yang entah dari mana datangnya, berbondong-bondong berlari melewati mereka menuju gedung sekolah sambil berteriak-teriak, “TSUNAMI! TSUNAMI!”
Awalnya, hari itu Hana jalani seperti biasa. Ia tak menyangka, pada hari itu pula, gempa besar dan tsunami menyerang kotanya, Minami Souma. Gadis keturunan Indonesia-Jepang itu tak hanya kehilangan rumah, dia juga kehilangan ibunya.
Bersama dengan ribuan pengungsi lainnya, Hana tinggal di dalam sebuah sekolah. Mencoba melanjutkan hidup, mencoba bertahan dengan harapan yang perlahan-lahan terkikis.
***
Silvia Iskandar menulis novel ini berdasarkan musibah yang terjadi di Provinsi Fukushima, yang mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa dan tsunami pada tanggal 11 Maret 2011 lalu.