Ia mengobrak-abrik kemapanan tata-tertib peristiwa; mengencingi relasi kausalitas; merayakan akibat-akibat tanpa awal mula. Seperti memasuki sebuah kota pasca wabah demensia, saya sempat tersesat di daerah dengan orang-orang bawel.
Namun demikian, ada kesan lain yang tak kalah penting.
Di balik gairah ekspresif, makian, personifikasi, ungkapan-ungkapan unik, ada ritme yang berulang. Yang kesemuanya bertemu dalam titik dua. Yakni, kecewa.