CIS:APA GUNANYA MATA, HIDUNG, TELINGA
Aduh, bagaimana ini? Kue yang dibuat oleh Nyonya Kim semalam tiba-tiba menghilang. Detektif Junsu pun dipanggil untuk mencari tahu siapa pelakunya. Dalam memecahkan setiap kasus, Detektif Junsu dikenal sebagai detektif yang mengandalkan pancaindranya: penciuman, penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan sentuhan. Yuk, kita ikuti kisah Detektif Junsu sambil belajar tentang pancaindra! Pernahkah Anda dicecar pertanyaan yang membutuhkan penjelasan ilmiah oleh anak-anak seperti, “Bunda, kok bayangan kita ada di cermin sih?”, atau “Ayah, kok gunung bisa meletus sih?”. Jika ANDA menjawab pertanyaan tadi dengan, “Ya sudah begitu dari sananya Nak...”, secara tidak sadar jawaban itu akan menurunkan minat anak pada sains sehari-hari. Menjelaskan sains pada anak-anak jelas tidak mudah. Ditambah lagi, mata pelajaran Ilmu Alam/Sains di sekolah, tidak memiliki keleluasaan dalam cara menyajikannya. Mata pelajaran sekolah akan terikat pada kurikulum, target pengajaran, dan karakter standar pengajarnya. Buku pelajaran di sekolah juga tidak leluasa, atau tidak berhasil menemukan cara penyajian yang 'bercerita' dan 'menarik secara visual' untuk anak-anak yang hidup di era games dan animasi saat ini. Setiap orangtua pastinya ingin agar anak-anaknya kelak menjadi orang yang memiliki wawasan luas, dan siapa tahu bisa dikenal sebagai salah satu ilmuwan terkemuka dari Indonesia. Jika Anda kesulitan menjelaskan sains dalam bahasa anak-anak, bisa dibantu dengan media buku seperti ini.
CIS:MENGAPA BAYANGAN KITA ADA DI CERMIN
Seorang anak laki-laki yang senang melukis, ingin tahu dari mana asalnya warna. Dia pun pergi ke rumah Nenek Pelangi. Di perjalanan, si anak laki-laki bertemu dengan seorang ibu, seorang pangeran, lalu seorang kakek yang masing-masing mempunyai masalah. Anak laki-laki itu mengajak mereka ke rumah Nenek Pelangi. Teman-teman, apakah Nenek Pelangi bisa memecahkan masalah yang dihadapi keempat tamunya? Bagaimana pula penjelasan Nenek Pelangi tentang cahaya, cermin, dan lensa? Pernahkah Anda dicecar pertanyaan yang membutuhkan penjelasan ilmiah oleh anak-anak seperti, “Bunda, kok bayangan kita ada di cermin sih?”, atau “Ayah, kok gunung bisa meletus sih?”. Jika ANDA menjawab pertanyaan tadi dengan, “Ya sudah begitu dari sananya Nak...”, secara tidak sadar jawaban itu akan menurunkan minat anak pada sains sehari-hari. Menjelaskan sains pada anak-anak jelas tidak mudah. Ditambah lagi, mata pelajaran Ilmu Alam/Sains di sekolah, tidak memiliki keleluasaan dalam cara menyajikannya. Mata pelajaran sekolah akan terikat pada kurikulum, target pengajaran, dan karakter standar pengajarnya. Buku pelajaran di sekolah juga tidak leluasa, atau tidak berhasil menemukan cara penyajian yang 'bercerita' dan 'menarik secara visual' untuk anak-anak yang hidup di era games dan animasi saat ini. Setiap orangtua pastinya ingin agar anak-anaknya kelak menjadi orang yang memiliki wawasan luas, dan siapa tahu bisa dikenal sebagai salah satu ilmuwan terkemuka dari Indonesia. Jika Anda kesulitan menjelaskan sains dalam bahasa anak-anak, bisa dibantu dengan media buku seperti ini.
CIS:KAPAN BUMI LAHIR?
Woooow, mengejutkan! Salah satu fosil dinosaurus di dalam museum terlihat bergerak! Saat disinari cahaya bulan, dinosaurus itu terbangun dari tidur panjangnya. Ia kebingungan. Lalu, Teman-temannya menceritakan sejarah Bumi kepadanya; bagaimana Bumi lahi 4,6 miliar tahun lalu, perkembangan kehidupan pertama, serta kemunculan dan kepunahan puluhan ribu makhluk hidup pada masa itu… Yuk, kita simak cerita tentang misteri Bumi yang disampaikan hewan-hewan di museum Pernahkah Anda dicecar pertanyaan yang membutuhkan penjelasan ilmiah oleh anak-anak seperti, “Bunda, kok bayangan kita ada di cermin sih?”, atau “Ayah, kok gunung bisa meletus sih?”. Jika ANDA menjawab pertanyaan tadi dengan, “Ya sudah begitu dari sananya Nak...”, secara tidak sadar jawaban itu akan menurunkan minat anak pada sains sehari-hari. Menjelaskan sains pada anak-anak jelas tidak mudah. Ditambah lagi, mata pelajaran Ilmu Alam/Sains di sekolah, tidak memiliki keleluasaan dalam cara menyajikannya. Mata pelajaran sekolah akan terikat pada kurikulum, target pengajaran, dan karakter standar pengajarnya. Buku pelajaran di sekolah juga tidak leluasa, atau tidak berhasil menemukan cara penyajian yang 'bercerita' dan 'menarik secara visual' untuk anak-anak yang hidup di era games dan animasi saat ini. Setiap orangtua pastinya ingin agar anak-anaknya kelak menjadi orang yang memiliki wawasan luas, dan siapa tahu bisa dikenal sebagai salah satu ilmuwan terkemuka dari Indonesia. Jika Anda kesulitan menjelaskan sains dalam bahasa anak-anak, bisa dibantu dengan media buku seperti ini
CIS: APA SAJA YANG MELINDUNGI TUBUH KITA
Tersebutlah seorang raja yang hanya mau menyantap makanan bergula dan bermalas-malasan. Suatu hari, dia terserang penyakit. Dia bersin tanpa henti dan hidungnya beringus. Dokter Istana tidak bisa menyembuhkan sang Raja. Hanya sang Raja yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Coba tebak, bagaimana caranya? Yuk, kita ikuti ceritanya sambil mencari tahu cara menjaga kesehatan! Pernahkah Anda dicecar pertanyaan yang membutuhkan penjelasan ilmiah oleh anak-anak seperti, “Bunda, kok bayangan kita ada di cermin sih?”, atau “Ayah, kok gunung bisa meletus sih?”. Jika ANDA menjawab pertanyaan tadi dengan, “Ya sudah begitu dari sananya Nak...”, secara tidak sadar jawaban itu akan menurunkan minat anak pada sains sehari-hari. Menjelaskan sains pada anak-anak jelas tidak mudah. Ditambah lagi, mata pelajaran Ilmu Alam/Sains di sekolah, tidak memiliki keleluasaan dalam cara menyajikannya. Mata pelajaran sekolah akan terikat pada kurikulum, target pengajaran, dan karakter standar pengajarnya. Buku pelajaran di sekolah juga tidak leluasa, atau tidak berhasil menemukan cara penyajian yang 'bercerita' dan 'menarik secara visual' untuk anak-anak yang hidup di era games dan animasi saat ini. Setiap orangtua pastinya ingin agar anak-anaknya kelak menjadi orang yang memiliki wawasan luas, dan siapa tahu bisa dikenal sebagai salah satu ilmuwan terkemuka dari Indonesia. Jika Anda kesulitan menjelaskan sains dalam bahasa anak-anak, bisa dibantu dengan media buku seperti ini.
CIS: BAGAIMANA INTERNET MENGUBAH DUNIA?
Tetangga Gang-I, seorang pemrogram computer. Dia duduk di depan computer sepanjang hari dan melakukan banyak hal di internet. Misalnya, bekerja, mengobrol dengan teman-temannya, membeli berbagai barang dan menggunakan system perbankan internet. Dia bahkan bisa bermain sepak bola di internet, loh! Tidak ada yang akan menyangkal bahwa internet sangat berguna bagi kita. Namun, jika kita tidak bisa mengatur pemakaiannya, internet pun bisa merugikan, loh! Mau tahu alasannya?Ayo, kita baca kisah Gang-I dan tetangganya! Pernahkah Anda dicecar pertanyaan yang membutuhkan penjelasan ilmiah oleh anak-anak seperti, “Bunda, kok bayangan kita ada di cermin sih?”, atau “Ayah, kok gunung bisa meletus sih?”. Jika ANDA menjawab pertanyaan tadi dengan, “Ya sudah begitu dari sananya Nak...”, secara tidak sadar jawaban itu akan menurunkan minat anak pada sains sehari-hari. Menjelaskan sains pada anak-anak jelas tidak mudah. Ditambah lagi, mata pelajaran Ilmu Alam/Sains di sekolah, tidak memiliki keleluasaan dalam cara menyajikannya. Mata pelajaran sekolah akan terikat pada kurikulum, target pengajaran, dan karakter standar pengajarnya. Buku pelajaran di sekolah juga tidak leluasa, atau tidak berhasil menemukan cara penyajian yang 'bercerita' dan 'menarik secara visual' untuk anak-anak yang hidup di era games dan animasi saat ini. Setiap orangtua pastinya ingin agar anak-anaknya kelak menjadi orang yang memiliki wawasan luas, dan siapa tahu bisa dikenal sebagai salah satu ilmuwan terkemuka dari Indonesia. Jika Anda kesulitan menjelaskan sains dalam bahasa anak-anak, bisa dibantu dengan media buku seperti ini
SOPHIE: GARA-GARA TV
Sophie senang sekali karena hari itu sekolahnya akan diliput stasiun TV.
Asyik! Senangnyaaa ... Sophie dan teman-temannya akan terkenal!
Gimana rasanya, ya?
Ketika diwawancarai, Sophie pun menjawab dengan mantap.
Namun, setelah liputan sekolahnya ditayangkan,
telepon di rumah Sophie berdering terus.
Ayah dan Ibu pun sibuk karenanya.
Wah, sebenarnya apa yang terjadi, ya?
Kok, Sophie merasa bersalah?
Yuk, baca ceritanya!