Banyak orang yang terlihat bahagia tapi sebenarnya menderita. Banyak pula yang berlimpah harta tapi hidupnya hampa tanpa makna. Banyak juga yang hidupnya biasa-biasa saja namun bergejolak jiwanya. Tidak tenang, tidak tentram, gelisah dan cemas selalu.
Orang-orang seperti itu, secara fisik sebenarnya tidak kekurangan. Semua kebutuhan lahiriahnya terpenuhi, bahkan berlebih. Namun, ada yang kurang dalam hidupnya. Mereka terlalu fokus memenuhi hawa nafsunya, sementara kebutuhan jiwanya tidak terpenuhi.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya. Mereka dapat mendaur ulang jati dirinya dengan melelehkan hawa nafsunya (egonya), kemudian mengosongkan isi pikiran dan perasaan, dikuras keluar segala dendam dan benci, dilupakan semua yang menyakiti perasaan, kemudian ia ciptakan penghalang di muka pintu pikiran dan halaman perasaan untuk mencegah segala berita buruk, sifat-sifat busuk, segala yang membuat gelisah, seperti dendam dan benci, lalu ditutup kedua pintu itu rapat-rapat, dibuka hanya untuk berita, informasi dan apa saja yang menyenangkan.
Tenang dan damai, maka bersemayamlah surga di dalam dada. Jiwa menjadi kaya, tidak lagi merasa kurang dan tidak takut maupun cemas.