Pada 10 November 2008, pada usia lima puluh empat tahun, keberuntunganku seolah habis. Aku terserang suatu penyakit langka dan terbaring koma selama tujuh hari. Selama itu, seluruh neokorteksku—permukaan luar dari otak, bagian yang menjadikan kita manusia—tidak bekerja. Tidak beroperasi. Singkatnya, mati. Kalau otakmu mati, kau juga ikut mati. Sebagai seorang ahli bedah saraf, selama bertahun-tahun aku sudah mendengar banyak cerita tentang orang-orang yang memiliki pengalaman ganjil, biasanya setelah menderita serangan jantung: cerita-cerita tentang pergi ke suatu tempat misterius nan indah; berbicara dengan kerabat yang sudah tiada—bahkan bertemu dengan Tuhan sendiri.