Alamanda hidup dalam hiruk pikuk pertengkaran antara nenek dan ibunya. Keduanya menghadapkan Alamanda pada posisi sulit, yaitu harus memilih di antara mereka. Sikap neneknya yang terlalu melindungi, posesif, bahkan cenderung mengekang, membuat Alamanda semakin merasa tertekan. Sementara itu, persahabatannya dengan Maya, teman sekolahnya yang tinggal di kawasan Dolly, sedikit banyak membuka jalan bagi Alamanda untuk bersentuhan dengan dunia nyata. Maya pula yang habis-habisan membantu Alamanda mencari pekerjaan setelah melarikan diri dari rumah.
Kejamnya kehidupan sedikit demi sedikit mulai menyentuh Alamanda. Mampukah ia bertahan menghadapi kerasnya hidup? Kenapa pula akhirnya Alamanda memutuskan untuk pulang?