“Maafkan Bunda ya Allah! Bunda sudah berkawan dengan setan. Jangan bakar al-Qur’an Rasyid!!!!” teriaknya histeris. Rasyid terus saja menangis memohon agar ibunya mengembalikan semua al-Qur’annya. Namun, ibunya tetap saja tidak menghiraukan tangisan Rasyid sampai dia kecapean dan memasuki kamarnya.Di dalam kamar, Rasyid memeluk al-Qur’an satu-satunya yang ia bawa sejak usai sahalat Subuh. Dia memeluk al-Qur’an itu erat sekali, seakan-akan ada orang lain di hadapannya yang hendak mengambil al-Qur’an itu darinya. Beberapa saat kemudian, dia memandangi al-Qur’an itu dengan tangis dan linangan air mata, dia kecup al-Qur’an itu penuh khidmat.
“Al-Qur’an, Bunda kok jahat yah? Rasyid kan sayang al-Qur’an, Rasyid kan cinta al-Qur’an,” ucapnya dengan kalimat terbata-bata sambil menahan tangis. Air matanya terus berlinangan menuruni pipi dan menetes ke mushaf suci yang berada di dalam pelukannya. Beberapa saat dia masih larut dalam tangisan yang menyayat itu, bak yatim piatu yang ditinggal pergi kedua orangtuanya, untuk selamanya.
***
“Tidak masuk diakal! Bocah ini bisa membaca dan menghafal al-Qur’an secara otodidak, menguasai 15 irama imam besar dunia secara otodidak, dan yang lebih mencengangkan dia mampu berbicara bahasa Arab dan membaca buku atau kitab berbahasa Arab tanpa guru. What a great miracle!”
—IRFAN HAKIM, Artis, Presenter.
“Kecintaan Rasyid pada al-Qur’an merupakan petunjuk bagi kita. Bila kita ingin selamat dunia dan akhirat maka jadikan al-Qur’an sebagai tuntunan dalam kehidupan dan jalani kehidupan dengan diisi nilai-nilai al-Qur’an.”
—FIRDAUS, SE, MT, Walikota Pekanbaru, Riau.
“Saya tidak bisa mengatakan apa-apa selain, Subhanallah!”
—SYEKH ALI JABEER, Ulama dan Imam Masjid Nabawi, Madinah.
SKU | HTM-076 |
ISBN | 9786026940100 |
Berat | 290 Gram |
Halaman | 264 |
Jenis Cover | Soft Cover |