PRAMOEDYA ANANTA TOER takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.
Kuasa waktu memang telah mengakhiri lakon tubuhnya di muka bumi dan kehidupan, namun ruh dalam tulisan-tulisannya, kalimat-kalimatnya, kata-katanya, petuah-petuahnya, akan senantiasa hidup dan menyisir zaman, tinggal dalam akal dan hati orang-orang yang masih peduli pada kemanusiaan, keadilan, keberanian, dan cinta.
Pram menulis, sebab itu ia abadi; dalam ingatan anak-anak bangsa yang masih peduli dan mengerti bahwa untuk bangsa sebesar Indonesia, harga diri wajib dipunyai. “Apakah sebangsamu akan kau biarkan terbungkuk-bungkuk dalam ketidaktahuannya? Siapa bakal memulai kalau bukan kau?â€
Pram selalu mengajak kita agar selalu menjadi musuh ketidakadilan, penindasan dan kebodohan. Sebab, “Dunia ini bukan surga. Ketidakadilan ada untuk dilawan. Itu memberikan semangat hidup.â€