Dalam legenda Yunani Kuno, bertakhtalah seorang raja rakus bernama Midas. Sedemikian serakahnya, suatu hari ia mendatangi Dewa Dionysus, untuk meminta tangan ajaib sehingga setiap barang yang disentuhnya berubah jadi emas. Maka kursi, meja, juga pepohonan berubah jadi emas. Bahkan ketika ia memeluk istri dan anak-anaknya, semuanya membeku menjadi emas.
Raja Midas akhirnya gila. Tak seorang pun mendekati, takut terkena sentuhan tangannya yang merupakan sumber tragedi.
Kisah di atas adalah gambaran tentang manusia: serakah dan tak pernah ada puasnya. Saat tujuan harus melewati proses panjang, jalan pintas menjadi pilihan. Manusia ingin yang serba cepat, tanpa berpikir bahwa cara yang dipilihnya tak membuatnya selamat.
Demikianlah, jika segala yang kita lakukan tidak menghadirkan Sang Maha Pencipta. Segala tujuan terpenuhi, tetapi kekosongan melanda hati sehingga tak pernah merasa tercukupi. Hidup pun hanya terasa sebagai sesuatu yang mekanistis, dangkal tanpa makna.
Dengan pandangan yang mencerahkan, Komaruddin Hidayat mengajak kita memperkaya batin dengan menelusuri kembali pesan-pesan yang bersumber dari ajaran ketuhanan. Bukankah pesan dan ajakan kebajikan harus diulang-ulang, sebagaimana orangtua tidak pernah bosan mendidik dan mengingatkan putra-putrinya?