Buku ALIBABAS WORLD - Porter Erisman | Mizanstore
Ketersediaan : Habis

ALIBABAS WORLD

    Deskripsi Singkat

    “Porter, apakah saya orang yang jahat?” Suaranya bergetar, seperti sedang menangis. Selama mengenalnya, saya belum pernah melihat keyakinannya goyah seperti ini. “Saya mendapatkan banyak telepon dari para staf, mereka marah karena diberhentikan. Saya tahu itu salah saya.” *** Bermula dari sebuah apartemen kecil di Hangzhou, China, Alibaba kini telah menjadi… Baca Selengkapnya...

    Rp 98.000 Rp 50.000
    -
    +

    “Porter, apakah saya orang yang jahat?” Suaranya bergetar, seperti sedang menangis. Selama mengenalnya, saya belum pernah melihat keyakinannya goyah seperti ini.
    “Saya mendapatkan banyak telepon dari para staf, mereka marah karena diberhentikan. Saya tahu itu salah saya.”


    ***
    Bermula dari sebuah apartemen kecil di Hangzhou, China, Alibaba kini telah menjadi perusahaan Internet global dengan lebih dari 450 juta pengguna. Hal tersebut tidak akan terwujud jika Jack Ma, sang pendiri Alibaba, tidak bermimpi besar. Namun, tak banyak orang tahu bahwa semua itu dibangun dengan penuh perjuangan, di antaranya kegagalan, kegagalan, dan kegagalan.

    Porter Erisman, sebagai mantan Vice President Alibaba, terlibat langsung dalam jatuh-bangunnya Alibaba. Dia menyaksikan sendiri bagaimana Alibaba bertumbuh mencapai impiannya karena kesederhanaan dan kekuatan Jack Ma.

    Buku yang ditulis secara blak-blakan ini juga mendeskripsikan kesalahan demi kesalahan yang dilakukan Jack Ma yang justru menjadi langkah awal keberhasilan.
     

    Tentang Porter Erisman

    Porter Erisman

    Porter Erisman bekerja untuk Ogilvy & Mather di Beijing sebelum bergabung dengan Alibaba.com. Dari tahun 2000-2008, sebagai salah satu karyawan Amerika pertama dalam perusahaan dia menjadi wakil presiden di Alibaba.com dan Alibaba Group, dalam waktu yang berbeda, memimpin operasional situs internasional perusahaan, pemasaran internasional, dan isu terkini perusahaan. Dia adalah penulis dan sutradara Crocodile in the Yangtze, sebuah film dokumenter tentang kebangkitan Alibaba dan pendirinya yang terkenal, Jack Ma.




    Keunggulan Buku

    -    Penulis adalah mantan Vice President Alibaba.
    -    Terpilih sebagai salah satu buku bisnis terbaik 2015 dari Wall Street Journal.
    -    Telah diterbitkan di beberapa negara, seperti China, Hong Kong, Italia, Jepang, Korea, Rusia, Thailand, Chechnya,  Vietnam, Brazil, India, Meksiko, dan Inggris.

    Resensi

    Endorsment
    “Sebuah pandangan menarik dari sudut pandang orang dalam tentang awal perkembangan bisnis digital di China ... Tulisan Erisman yang komprehensif tentang 'bagaimana seorang guru sekolah yang tidak memiliki apa pun membangun perusahaan e-commerce terbesar di dunia' memberikan gambaran yang sungguh penuh liku-liku pada kelahiran, pertumbuhan, dan kesuksesan perusahaannya.”
    -Publishers Weekly

    “Sangat menyenangkan untuk dibaca. Porter Erisman, sebagai orang dalam Alibaba,  menggambarkan situs e-commerce terbesar di dunia ini, dari awal mulanya di Hong Kong dan China pedesaan hingga dominasinya saat ini dalam perdagangan online China ... Buku ini ditulis dengan menarik, segar, serta menimbulkan rasa kedekatan dan empati kepada tim Alibaba. Jika Anda menyukai kisah pertumbuhan bisnis yang ditulis dengan baik, bacalah Alibaba's World. Inilah cara memenangkan Negara Timur.”
    -The New York Journal of Books

    "Menawan ... Kisah yang tidak kalah menarik dari kisah Alibaba."
    -The Financial Times

    “Sulit membayangkan ada yang lebih berkualitas daripada Porter Erisman untuk memberi wawasan mendalam tentang salah satu kisah bisnis terbesar di China abad ini. Porter adalah seorang penulis yang sangat menarik dan cerdas, yang menjadikan buku ini bukan hanya harus dibaca, tapi juga sangat menyenangkan.”
    -Janet Yang, Produser film The Joy Luck Club dan People vs. Larry Flint

    “Beberapa orang Barat memiliki kesempatan untuk berada di posisi penting di sebuah perusahaan China. Erisman membuat Anda merasa seperti Anda berada di sana melalui semua cobaan dan penderitaan--dari Alibaba yang rendah hati, pertemuan  bagai David vs Goliath dengan pimpinan eBay, Google dan Yahoo, hingga kedatangannya yang luar biasa sebagai titan Internet. Buku yang harus dibaca, penuh pembelajaran praktis bagi siapa saja yang ingin memahami kewirausahaan China atau membangun bisnis impian mereka.”
    -Nick Arnold, Mantan Kepala Pemasaran Apple Asia

    Review Buku
    September lalu, Alibaba mengejutkan ranah teknologi global dengan memecahkan rekor IPO. Namun perusahaan raksasa yang didirikan Jack Ma ini tidak selalu menjadi “raksasa”. Dalam memoar mantan VP Alibaba, Porter Erisman, Alibaba’s World: How a Remarkable Chinese Company is Changing the Face of Global Business, Anda bisa mengetahui sekilas cerita di balik salah satu perusahaan terbesar di dunia ini.

    Sebagian besar isi buku Porter berisi sejarah Alibaba, atau setidaknya cerita yang mana Porter juga ikut terlibat. Bergabung di masa-masa awal Alibaba, Porter menjadi bagian dari tim pemasaran internasional yang berbasis di Hong Kong; yang menurut Porter, seolah menjadi bagian lain dari kantor pusat di Hangzhou dan bahkan tidak terpikat oleh Jack Ma. Ketika tim tersebut dibubarkan, Porter menjadi satu-satunya yang bertahan, mengelola sendirian PR internasional Alibaba.

    Karena posisinya, Porter menghabiskan banyak waktu dengan Jack Ma, dan bagian lain buku ini berisi banyak anekdot dari pria berwajah aneh itu. Sosoknya digambarkan sebagai pribadi yang passionate dan hangat, terkadang salah jalan, namun disukai banyak orang. Sebagai contoh: setelah pertemuan yang memaksa Jack Ma memberhentikan karyawan di kantor Alibaba di Silicon Valley, dengan bercucur air mata Jack Ma bertanya apakah ia “orang yang jahat.” Contoh lainnya: pada tahun 2005 ketika seorang eksekutif Taobao terlalu terbawa suasana berbicara tentang eBay dan mengatakan bahwa Alibaba akan membunuh para “iblis asing,” Jack Ma langsung naik ke atas panggung. Ia menyela orang tersebut dan mengingatkan semua orang bahwa Alibaba adalah perusahaan global, dan mengusung nasionalisme tidak dibenarkan di perusahaan ini.

    Tentu saja Jack Ma tak luput dari kekurangan. Porter mengkritisi penanganan yang dilakukan Alibaba terhadap Yahoo China yang saat itu dipimpin Zhou Hongyi. Menurut Porter, meski Zhou keluar dari layanan tersebut dan menarik banyak karyawannya, itu bukan masalah terbesar yang dihadapi Alibaba, namun lebih kepada kurang pahamnya Jack Ma terhadap layanan pencarian. Commerce, bahkan e-commerce, adalah hal yang sosial dan memungkinkan pengguna berinteraksi dengan pengguna lain. Tapi layanan pencarian berarti pengguna berinteraksi dengan algoritma. Kegagalan Jack Ma untuk benar-benar memahami pentingnya perbedaan ini dan pilihannya untuk bersengketa dengan Zhou dianggap sebagai penyebab utama jatuhnya Yahoo China di ranah situs search di China.

    Selain cerita mengenai Jack Ma, buku ini juga berisi bagian yang menghibur, seperti saat Porter bercerita tentang persaingan PR Alibaba dan eBay untuk merebut posisi di pasar China. Ada satu kesempatan di mana kepala PR eBay dengan sombongnya mengirim e-mail kepada Porter bahwa ia berencana mengkonsolidasikan posisi eBay di puncak pasar China. Porter kemudian membalas e-mail tersebut dengan menyarankan kepala PR eBay untuk membaca The Search for Modern China dan Building a Website for Dummies. Kemudian, ketika eBay “menendang” Alibaba dari acara eBay! Live secara mendadak, Alibaba memesan hotel di dekat venue acara tersebut berlangsung, membanjiri acara tersebut dengan logo Alibaba, dan mencoba menarik tamu eBay untuk menghadiri seminar mereka.

    Karena Porter memilih untuk meninggalkan perusahaan setelah IPO pertama (IPO Alibaba di Bursa Efek Hong Kong pada tahun 2007), tidak ada banyak cerita setelah masa itu yang ditulis di buku. Ia langsung membahas keadaan Alibaba di masa sekarang dan berlanjut ke bagian tentang Alibaba Group dan spekulasi masa depan perusahaan ini. Jika Anda mengikuti ranah industri teknologi China, Anda mungkin sudah mengetahui sebagian besar informasi tersebut, tapi bagi mereka yang kurang akrab dengan Alibaba dan keadaan pasar saat ini, bagian ini memberikan gambaran yang sangat baik.

    Buku ini diakhiri dengan bagian yang disebut “Alibaba and the 40 Lessons,”. Pada bagian ini Porter mengumpulkan 40 kutipan bisnis, dan secara singkat menjelaskan teori di balik masing-masing kutipan tersebut. Beberapa di antaranya sudah cukup jelas, seperti “Make Sure You Have a Great Idea”, namun ada juga yang menyelipkan pesan tersirat, seperti “Don’t Change Rabbits.”

    Anda bisa membaca buku ini untuk mengerti apa maksud dari kutipan-kutipan tersebut.

    Porter menulis dengan gaya bahasa yang ringan dan sederhana, sehingga membuat pembaca lebih mudah paham. Hal ini pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan buku ini kurang dari 24 jam. Bagaimanapun, pembaca harus tahu bahwa ini adalah buku bisnis tentang langkah strategi dan PR Jack Ma dan Alibaba, bukan tentang seperti apa kehidupan sehari-hari di Alibaba. Porter tidak menyampaikan apa rasanya bekerja di perusahaan raksasa itu. Ia berusaha menyampaikan bagaimana perusahaan ini tumbuh dari startup kecil yang dimulai di apartemen Jack Ma menjadi salah satu perusahaan terbesar di planet ini.

    Sebagai penutup, Alibaba’s World adalah bacaan berharga bagi siapa pun yang tertarik pada pasar China atau startup pada umumnya. Karena Porter tidak bergabung dari awal dan telah meninggalkan perusahaan beberapa tahun yang lalu, buku ini tidak sepenuhnya lengkap (suatu hari nanti saya berharap kita akan mendengar cerita lengkap dari Jack Ma sendiri). Bagaimanapun, Alibaba’s World masih bisa memberikan gambaran bagaimana Jack Ma dan manajernya membangun perusahaan mereka menjadi raksasa seperti sekarang ini.

    Cukup banyak pelajaran yang bisa dipetik dari buku ini. Namun jika Anda hanya mencari cerita menarik tentang Jack Ma, sudah ada beberapa buku lain yang membahas tentang itu. Sama seperti film Crocodile in the Yangtze garapan Porter, Alibaba’s World juga layak menjadi salah satu referensi Anda.

    Sumber: https://id.techinasia.com/review-buku-alibabas-world


    Nukilan Buku

    CATATAN PENULIS

    Tujuan saya menulis buku Alibaba’s World adalah untuk mengedukasi sekaligus menginspirasi. Saya berharap para pengusaha dan pengejar mimpi yang membaca buku ini dapat belajar dari berbagai keberhasilan dan kesalahan Alibaba. Dan saya juga berharap, para pembaca mendapatkan gambaran dari kisah Alibaba untuk memahami bagaimana situasi peralihan ketika Internet membawa China untuk berhadap-hadapan langsung dengan Dunia Barat. Dalam upaya mencapai tujuan ini, saya telah mengerahkan segala upaya untuk menghadirkan cerminan yang akurat dan autentik dari pengalaman-pengalaman saya.

    Untungnya, sebagian besar sejarah Alibaba tertangkap dalam arsip video berdurasi total 200 jam yang saya kumpulkan saat mempersiapkan film dokumenter saya, Crocodile in the Yangtze. Arsip video ini, dan berbagai catatan rinci yang saya buat selama masa kerja di Alibaba, menjadi referensi yang berharga untuk buku ini.

    Seluruh dialog pun diambil dari percakapan aktual, walaupun ada beberapa yang saya gabungkan menjadi satu percakapan dari orang yang sama. Begitu pula untuk beberapa pidato Jack Ma. Saya menggabungkan beberapa komentar publik yang dia lontarkan secara terpisah ke dalam satu pidato. Saya sesekali mengubah pemilihan kata-kata Jack Ma dalam bahasa Inggris, dengan pertimbangan bahasa tersebut bukan bahasa ibunya dan mengandung sedikit kesalahan gramatikal. Secara keseluruhan, saya berupaya untuk menjaga keakurasian dan keaslian dari apa yang diucapkan oleh semua pihak.

    Saat membahas konfrontasi atau konflik dengan mantan kolega, saya tidak menyebutkan nama dari sejumlah tokoh minor yang terlibat di beberapa kesempatan. Dalam sebuah perusahaan rintisan (start-up) yang tengah berkembang pesat, pastilah terjadi perselisihan internal. Tujuan saya menggunakan isu atau konflik yang terjadi adalah sebagai ilustrasi yang dapat diambil hikmahnya, bukan menyalahkan mantan kolega tersebut. Saya juga berusaha adil dengan menunjukkan ketika saya melakukan kesalahan atau memiliki asumsi yang keliru.

    Buku ini ditulis secara independen, tanpa keterlibatan Alibaba sama sekali. Pembaca boleh memiliki pendapat yang sama dengan saya maupun tidak. Namun, perlu diingat, opini-opini tersebut sepenuhnya milik saya. Dalam buku ini, saya menceritakan secara gamblang kisah seorang guru, yang bukan siapa-siapa, bisa membangun perusahaan e-commerce terbesar di dunia. Harapan saya, kisah ini dapat menjadi studi kasus yang bermanfaat bagi kalangan pelajar, pengusaha, dan siapa pun yang ingin memulai perjalanannya sendiri.[]



    PENDAHULUAN
    LONCATAN BESAR KE DEPAN


    Hari itu, tepat 7 November 2006, saya menyadari bahwa waktunya Alibaba telah tiba. Saya berdiri di bagian belakang auditorium yang penuh sesak pada acara Konferensi Web 2.0 di San Francisco ketika atasan saya, Jack Ma, naik ke atas panggung. Dengan pidato khasnya yang menghibur, dia memukau para peserta konferensi yang merupakan orang penting di dunia Internet.

    “Saya seratus persen ‘buatan China’. Saya belajar bahasa Inggris secara autodidak dan tidak tahu apa-apa tentang teknologi,” Jack menjelaskan, “salah satu alasan mengapa Alibaba bisa bertahan hidup adalah karena saya tidak tahu apa-apa tentang komputer. Saya bagaikan orang buta yang menunggang seekor harimau buta.”
    Di saat semua orang tertawa, saya melihat seseorang, yang menunduk di bagian belakang auditorium, sedang mencatat semua kata yang diucapkan Jack. Penasaran, saya menjulurkan leher untuk melihat siapa yang begitu antusias mencatat pidato Jack. Saya terkejut begitu mengetahui orang itu adalah Jeff Bezos, pendiri dan CEO Amazon.

    Bezos—yang terkenal sebagai Bapak E-commerce—begitu antusias untuk belajar dari Alibaba? Orang ini telah memelopori e-commerce dan membesarkan Amazon.com menjadi raksasa di dunia maya. Orang ini adalah pengusaha yang ditetapkan majalah Time sebagai Person of the Year pada tahun 1999 ketika Alibaba masih merupakan perusahaan rintisan tak dikenal yang berkantor di kamar apartemen Jack Ma. Bezos adalah seorang pemimpin bisnis yang selalu kami jadikan panutan dan kagumi—belum lagi kami pinjam ide-idenya. Dan sekarang, dia meminjam ide-ide kami!

    Jeff terus mencatat selagi Jack berbicara di depan peserta yang fokus menyimak.

    “Percayalah pada impianmu, temukan orang-orang baik, dan pastikan pelanggan Anda senang. Saya melihat banyak perusahaan AS yang mengirim manajer profesional mereka ke China. Memang mereka membuat atasan mereka di AS senang, tapi tidak dengan pelanggan China.”

    Jack selalu ingin bertemu dengan Jeff Bezos. Jadi, saya menghampiri, memperkenalkan diri, dan menyerahkan kartu nama saya kepada Jeff. Dia juga mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Jack. Seusai pidato, Jack dan saya bertemu dengan Jeff di lobi gedung tersebut.

    Dengan tawayang khas dan antusiasmenya yang menular, Jeff memuji pidato Jack. “Anda telah membuat poin-poin yang hebat di depan sana, Jack! Saya akan senang sekali jika Anda mengunjungi kami di Seattle suatu hari nanti.”

    Setelah Jeff berlalu, Jack dan saya memasang wajah semringah bak dua orang anggota grup band amatiran yang baru saja mendapat pengakuan dari bintang rock favorit mereka.

    Tujuh bulan kemudian, saya menemukan berita tentang Jeff di Wall Street Journal, yang sedang mengumumkan rencana ekspansi ke China. Dia menggambarkan keyakinannya untuk menghindari berbagai permasalahan yang ditemui perusahaan Internet lain di China, dengan menjelaskan bahwa penyebab dari kesulitan mereka adalah “karena tim manajemen China sibuk berupaya membuat atasan mereka di AS senang, dan bukan berupaya membuat pelanggan di China senang. Dan itu adalah kesalahan yang tidak akan kami buat.” Ya—tampaknya Jeff telah belajar sesuatu dari Jack.

    Jack maupun saya sama sekali tidak memiliki bayangan bahwa hanya dalam waktu beberapa tahun, volume penjualan Alibaba akan melampaui volume penjualan kedua idola kami—Amazon dan eBay. Digabungkan. Tidak hanya di China. Di seluruh dunia.

    Ketika Alibaba mulai dirintis di apartemen Jack Ma, tak terbayangkan sama sekali bahwa suatu hari nanti, perusahaan-perusahaan Internet Barat akan belajar dari para pendiri e-commerce China. Di China, hanya ada dua juta pengguna Internet, atau kurang dari satu persen dibandingkan penduduk negara itu. Dari satu persen itu, lebih sedikit lagi yang mempertimbangkan untuk membeli sesuatu secara daring (online). Penghalangnya terlalu besar. Daya beli konsumen terlalu rendah. Penetrasi kartu kredit terlalu kecil sehingga dapat diabaikan. Infrastruktur logistik masih primitif. Belum jelas apakah pemerintah akan merangkul atau menolak Internet. Dan e-commerce, tampak mustahil dalam konteks kapitalisme Barat di China, tempat penipuan terlalu marak serta para pembeli dan penjual yang belum pernah bertatap muka hingga benar-benar tidak memercayai satu sama lain untuk dapat bertransaksi secara daring.

    Lima belas tahun kemudian, perbedaan angka-angkanya sangat mencolok. Alibaba kini memiliki sekitar 300 juta pelanggan dan mengeksekusi sekitar 80 persen dari total transaksi e-commerce di China. Lebih dari separuh jumlah paket yang dikirim di China berasal dari transaksi-transaksi di situs Alibaba. Misalnya, selama promosi 2014 Single’s Day—hari belanja yang diciptakan Alibaba—situs-situs belanja konsumen Alibaba menangani transaksi senilai 9,3 miliar dolar AS hanya dalam satu hari—lebih dari total gabungan penjualan daring AS pada Black Friday dan Cyber Monday. Semua ini terjadi di sebuah negara yang pendapatan per kapitanya hanya 6.800 dolar AS per tahun dan hanya sekitar 25 persen penduduknya yang pernah berbelanja daring. Dibandingkan dengan Amerika Serikat, ledakan e-commerce di China baru saja dimulai.

    Pengalaman Alibaba telah menunjukkan bahwa meskipun lebih lambat lepas landasnya di China ketimbang di Barat, ketika sudah mapan, e-commerce ini menjadi penting bagi perekonomian China secara keseluruhan. Hanya dalam kurun waktu 15 tahun, infrastruktur e-commerce China berhasil melompati apa yang ada di Barat dan memperkenalkan cara-cara baru dalam berbisnis. China telah menjadi laboratorium yang dinamis bagi berbagai inovasi e-commerce, dengan berbagai pelajaran penting bagi bisnis di mana pun.

    Alibaba juga tengah mengembangkan sayap ke sejumlah medan yang sama sekali baru, jauh di luar e-commerce tradisional. Dalam waktu satu tahun sejak peluncuran reksa dana pasar uang pertamanya, unit keuangan Alibaba sudah menjadi pengelola reksa dana terbesar di China, dengan dana yang dikelola mencapai lebih dari 90 miliar dolar AS. Perusahaan ini telah mendirikan sebuah studio film untuk memproduksi film-film orisinal. Akankah Alibaba suatu hari nanti mencapai target untuk menjadi bank terbesar di China? Akankah perusahaan ini menyaingi Fox dan Disney dalam hal produksi film?

    Dahsyatnya pertumbuhan Alibaba telah merenggut perhatian dunia bisnis ketika perusahaan ini go public pada 19 September 2014. Penawaran saham perdana (IPO) Alibaba merupakan IPO terbesar dalam sejarah, mendominasi judul-judul berita bisnis global, dan menjadikan Alibaba sebagai perusahaan e-commerce bernilai paling tinggi di dunia. Dan Jack, yang memulai kariernya dengan penghasilan kurang dari 20 dolar AS per bulan, tiba-tiba mampu meraup 19.5 miliar dolar AS tidak lama setelah IPO.

    Buku ini berisi kisah nyata di balik semua yang terjadi. Bagaimana seorang guru dan tujuh belas orang temannya yang semula bukan siapa-siapa, kemudian berhasil membangun sebuah perusahaan e-commerce raksasa yang tengah mengubah peta bisnis global.

    Pembentukan Alibaba benar-benar menjadi tonggak kelahiran e-commerce di China. Sejak tahun 2000 hingga 2008, saya bekerja di Alibaba sebagai vice president yang memegang beragam peranan seiring dengan perkembangan perusahaan, dari kamar apartemen yang kecil hingga menjadi raksasa seperti sekarang ini. Saya akan menyingkap, baik kesuksesan maupun kegagalan, yang dilakukan oleh perusahaan dalam perjalanannya meraih kemasyhuran. Dalam prosesnya, saya berharap dapat menjelaskan bagaimana e-commerce China hingga sampai ke posisi saat ini, ke mana arah tujuannya, serta apa artinya bagi pasar global.

    Setelah meninggalkan Alibaba pada tahun 2008, saya memproduksi dan menyutradarai Crocodile in the Yangtze, sebuah film dokumenter independen tentang pengalaman saya. Film tersebut diputar secara perdana pada Festival Film Internasional Sonoma pada April 2012, dan sesudahnya, saya menghabiskan waktu dua tahun berkeliling dunia untuk mempromosikan film tersebut kepada para penonton festival, pelajar, dan pengusaha. Perjalanan tersebut membawa saya ke lebih dari 50 kota di enam benua—mulai dari Silicon Valley hingga Bengaluru dan Nigeria serta banyak lagi. Pengalaman tersebut mengajarkan saya bahwa kisah Alibaba yang sangat beragam memiliki daya tarik universal. Dari setiap sesi tanya-jawab, saya semakin memahami aspek yang diminati oleh berbagai orang dari berbagai tempat yang berbeda. Semangat si kecil cabai rawit yang menantang eBay dan Amazon ketika mereka menguasai dunia e-commerce? Kemunculan seorang guru dari daerah terpencil untuk meraih posisi puncak perekonomian di negara yang masih berpaham Komunis? Atau, pergeseran perhatian dunia secara dramatis dari Barat ke Timur?

    Pengalaman selama di Alibaba membuat saya meragukan sejumlah asumsi saya mengenai bisnis dan kehidupan. Pengalaman tersebut secara keseluruhan bersifat positif dan memoar ini mencerminkan hal tersebut. Saya menyaksikan sendiri bagaimana perusahaan bertumbuh dari sebuah apartemen kecil menjadi perusahaan Internet global pertama di China, dan dalam prosesnya menantang—dan menaklukkan—eBay di China. Saya juga menyaksikan sebuah tim, terdiri dari orang-orang biasa dan bersatu untuk membangun sebuah perusahaan, yang secara fundamental telah mengubah cara orang dalam menjalankan usaha di China dan dunia. Namun, tujuan buku ini bukan hanya untuk menegaskan bahwa Alibaba itu hebat atau bahwa Jack Ma adalah seorang pahlawan. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan berikut, “Apa yang telah membuat Alibaba begitu sukses, sedangkan begitu banyak kompetitornya gagal?”

    Setelah 15 tahun, kisah Alibaba ini sebenarnya baru dimulai. Bagaimana akhir kisahnya, tergantung pada Jack dan tim koleganya yang baru—dan seberapa taat mereka pada nilai-nilai yang telah membawa mereka sejauh ini. Alibaba bukan lagi seorang Daud. Sekarang ini, sudah menjadi Goliat. Sebagai Goliat, perusahaan ini akan menghadapi serangkaian tantangan yang baru. Namun, apakah Alibaba akhirnya akan sukses atau gagal, kemunculannya tetap menjadi salah satu kisah bisnis paling mengagumkan dan mencerahkan di zaman ini. Dengan pengalaman di perusahaan yang saya ceritakan segamblang mungkin ini, saya berharap para pengusaha atau lainnya yang hendak memulai perjalanan serupa bisa mendapatkan sedikit inspirasi dan menghindari sejumlah kesalahan. Saya sungguh-sungguh percaya bahwa penyebaran e-commerce, serta peluang-peluang ekonomi rakyat yang diciptakannya, dapat mengubah hidup jutaan, jika bukan miliaran, orang di seluruh dunia.[]

     

    Spesifikasi Produk

    SKU ND-381
    ISBN 978-602-385-604-6
    Berat 340 Gram
    Dimensi (P/L/T) 15 Cm / 23 Cm/ 0 Cm
    Halaman 320
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk Porter Erisman

















    Produk Rekomendasi