Rangkaian peristiwa sepanjang 1965-1966—pembubaran PKI dan pergantian presiden—melambungkan nama Sarwo Edhie Wibowo, sekaligus menjadi titik balik perjalanan hidupnya. Sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat, Sarwo Edhie berperan membumihanguskan Partai Komunis Indonesia pascatragedi 30 September 1965.
Lantas karena dinilai terlalu keras menyudutkan barisan pendukung Sukarno, dia disingkirkan ke Medan, Sumatera Utara, kemudian Papua. Jabatan terakhirnya “hanya” Gubernur Akademi Militer di Magelang. Tapi, di semua pos itu, Sarwo Edhie tetap bersinar, lantang, keras, tanpa kompromi. Munculnya anak-anak dan menantunya di panggung politik nasional konon dianggap sebagai wujud mandat spiritual.
Kisah tentang Sarwo Edhie adalah jilid perdana seri “Tokoh Militer” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo November 2011. Serial ini mengupas, menguak, dan membongkar mitos dan berbagai sisi kehidupan para perwira militer yang dinilai mengubah sejarah.
SKU | GRM-1489 |
ISBN | 9786024243661 |
Berat | 90 Gram |
Jenis Cover |