DEWI LESTARI, dikenal dengan nama pena Dee Lestari, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Debut Dee dalam kancah sastra dimulai pada tahun 2001 dengan episode pertama novel serial Supernova berjudul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Serial Supernova, yang kini sudah mencapai enam buku meliputi Akar (2002), Petir (2004), Partikel (2012), Gelombang (2014), dan Inteligensi Embun Pagi (2016), konsisten menjadi bestseller nasional dan membawa banyak kontribusi positif dalam dunia perbukuan Indonesia.
Dee juga telah melahirkan buku-buku fenomenal lainnya, yakni Filosofi Kopi (2006), Rectoverso (2008), Perahu Kertas (2009), Madre (2011), Kepingan Supernova (2017), Aroma Karsa (2018), Di Balik Tirai Aroma Karsa (2018), dan Rantai Tak Putus (2020). Di antara sejumlah penghargaan sastra yang diperolehnya, Dee adalah satu-satunya penulis Indonesia yang pernah meraih dua kali gelar Book of The Year, dan dua kali gelar Anugerah Pembaca Indonesia untuk kategori Buku Favorit dan Penulis Favorit. Hampir semua karya Dee telah diadaptasi menjadi film layar lebar. Kiprahnya dalam dunia kepenulisan juga telah membawa Dee ke berbagai ajang nasional dan internasional.
Novel terbaru Dee, Rapijali, telah dilansir lebih dahulu dalam versi cerbung digital dan mendapatkan sambutan hangat berkat pengalaman membaca unik yang ditawarkan kepada pembaca. Selain dunia menulis, Dee juga aktif di dunia musik sebagai penyanyi dan penulis lagu. Di dunia maya, penikmat dan penggemar buku-buku Dee dikenal dengan sebutan Addeection. Anda bisa berinteraksi dengan Dee Lestari melalui: [Logo Twitter] ID: @DeeLestari [Logo Instagram] ID: @DeeLestari & @AdDEEction Website: www.deelestari.com
Ulasan Media untuk Aroma Karsa
Lewat lahirnya karya novel terbarunya yang bercerita mengenai aroma dan penciuman ini merupakan titik kulminasi dari perjalanan panjang Dewi Dee Lestari sebagai penulis novel laris.
- koran-sindo.com
Novel yang mengusung tema aroma serta penciuman ini menggabungkan unsur petualangan, misteri, percintaan, keluarga sampai legenda kuno zaman Majapahit.
- antaranews.com
Kutipan Aroma Karsa
“Asmara. Tidak bisa dipahami, cuma bisa dirasakan akibatnya.”
- Dee Lestari, Aroma Karsa
“Pilih badan kering dan kantong juga kering atau badan basah dan kantong ikut basah?”
- Dee Lestari, Aroma Karsa
"Lebih baik hidup singkat penuh cinta ketimbang terpenjara."
- Dee Lestari, Aroma Karsa
"Kamu bukan orang sakit menuju sembuh. Kamu cuma perlu berhenti berpikir kamu diserang."
- Dee Lestari, Aroma Karsa
"Tekanan membentuk seseorang. Mereka yang tertekan, mereka yang tertantang sejak awal kehidupannya, bisa keluar jadi pemenang."
- Dee Lestari, Aroma Karsa
"Manusia lebih mudah dipengaruhi oleh yang tidak terlihat."
- Dee Lestari, Aroma Karsa
"Teka-teki sebelum terpecahkan mampu menghalangi banyak perubahan."
- Dee Lestari, Aroma Karsa
"Penciuman adalah jendela pertama manusia mengenal dunia. Dunia ini sesungguhnya dunia aroma."
- Dee Lestari, Aroma Karsa
"Semua yang berharga dalam hidup ini datang dengan resiko besar."
- Dee Lestari, Aroma Karsa
"Saya percaya, apa yang terlahir bersama kita adalah anugerah."
- Dee Lestari, Aroma Karsa
Testimoni Pembaca tentang Aroma Karsa
“Novel ini pasti ditulis pake mind map. Dee menulis udah kayak mau ke medan perang. Dia persiapin tuh semua strategi dan sudah ia lihat peta keseluruhan zona perang. Sudah ia rancang plan A B C.”
- Ginan Aulia Rahman, Goodreads
Buku ini dahsyat. Pada permulaan, saya kira buku ini menawarkan fantasi berkabut realisme. Lalu beranjak ke tengah rasanya berubah menjadi gumpalan cerita metropolitan berbalut idealisme yang khas. Menuju ke inti dari semuanya - Puspa Karsa, kisah ini mendadak menjadi seperti fiksi ilmiah yang menegangkan. Hingga kemudian benturan realitas itu menghunus menawarkan satu pertanyaan; Apakah Puspa Karsa benar-benar ada?
- Oda Ayu, Goodreads
Kali ini, Dee membawa kita memasuki semesta aroma. Rupanya, meskipun penciuman adalah indra pertama yang terbentuk pada janin, jendela pertama dalam memahami dunia, jarang sekali penggambaran dari indra penciuman diangkat ke halaman fiksi. Mungkin itu sebabnya saya merasa tersihir, menyadari betapa banyaknya bau-bauan di sekitar kita, tapi hanya mampu kita jelaskan dengan "bau enak" dan "bau tidak enak." Melalui tokoh Jati dan Suma yang punya daya penciuman di luar kenormalan manusia, kita dibawa mengenali beragam jenis bau dan memahami arti penting aroma.
- Uci, Goodreads
Kutipan dalam Serial Supernova
“Ketika kita balikan cara pandang kita, kenyataan pun berubah. Ternyata, pelacuran terjadi di mana-mana. Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri, pikiran bahkan jiwanya. Dan bagaimana kalau ternyata itulah pelacuran yang paling hina?”
- Dee Lestari, Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
“karena sesungguhnya justru dalam ketidakpastiaan manusia dapat berjaya, menggunakan potensinya untuk berkreasi”
- Dee Lestari, Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
“Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu.”
- Dee Lestari, Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
“Segalanya terjadi tak terduga-duga. Hanya ada satu yang pasti dalam hidup, yaitu ketidakpastian. Hanya ada satu yang patut Anda harapkan datang, yaitu yang tidak diharapkan.”
- Dee Lestari, Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
“Well, semua peristiwa hanyalah semata-mata peristiwa, tapi cara kita menyikapinyalah yang memberi label, kan? Entah itu diberi judul tragedi atau keberuntungan.”
- Dee Lestari, Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
“Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan sampai sesuatu itu tiba di depan mata.”
- Dee Lestari, Akar
“Bagaimana mungkin ada seteru jika tak ada konsep ambisi? Karena tiada jenjang yang perlu didaki kecuali tangga bambu yang seragam. Bagaimana bisa ada kompetisi jika semua orang melakukan hal serupa dengan gaji sama rata?”
- Dee Lestari, Akar
“Satu-satunya cara untuk mengetahui asal-usulmu adalah keluar, lalu kembali. Kamu pikir si Adam itu tahu dirinya istimewa kalau tidak dibuang dulu ke bumi?”
- Dee Lestari, Akar
“Ternyata hidup tidak membiarkan satu orang pun lolos untuk cuma jadi penonton. Semua harus mencicipi ombak.”
- Dee Lestari, Petir
“Pekerjaanmu kelak hanya penyambung nafkah, sebesar apa pun kamu mencintainya, jangan takut untuk meninggalkan semua itu bila saatnya datang. Jangan ragu. Dirimu lebih besar dari yang kamu tahu”
- Dee Lestari, Petir
“Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu”
- Dee Lestari, Partikel
“Kalau lawan bicaramu mendengar dengan sepenuh hati, beban pikiranmu menjadi ringan. Kalau kamu tambah ruwet, meski yang mendengarkanmu tadi seolah serius mendengar, berarti dia tidak benar-benar hadir untukmu.”
- Dee Lestari, Partikel
“Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit kembali setelah berkali-kali jatuh. Jangan pikirkan kamu akan sampai di mana dan kapan. Tidak ada yang tahu.
Your strength is simply your will to go on.
- Dee Lestari, Partikel
“Problemku terbesar adalah memercayai spesies Homo sapiens. Termasuk diriku sendiri. Padahal, manusia terlahir ke dunia dibungkus rasa percaya. Tak ada yang lebih tahu kita ketimbang plasenta. Tak ada rumah yang lebih aman daripada rahim ibu. Namun, di detik pertama kita meluncur keluar, perjudian dimulai.”
- Dee Lestari, Partikel
“Selapis kelopak mata membatasi aku dan engkau
Setiap napas mendekatkan sekaligus menjauhkan kita
Engkau membuatku putus asa dan mencinta
Pada saat yang sama”
- Dee Lestari, Gelombang
“Manusia menuntut manusia lain untuk punya drama. Itu syaratnya supaya kita kelihatan normal”
- Dee Lestari, Intelegensi Embun Pagi
Testimoni Pembaca tentang Karya Dee Lestari Lainnya
Ini adalah novel yang sangat brilian. Dengan menggabungkan antara sains, filsafat, psikologi dan sedikit biologi dengan suatu kehidupan roman kisah cinta yang kompleks Dee telah menyajikan suatu penjelasan empiris tentang bagaimana pola pikir manusia ketika menghadapi kompleksnya perasaan cinta.
- Drg. Rifqie al Haris, Goodreads, untuk Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
Akar jauh lebih ringan, ada sedikit fantasi dan lebih jenaka dibanding pembuka seri Supernova padahal isu yang dibahas cukup berat yaitu tentang pencarian jati diri. Dan ada aksinya juga dikit-dikit….
- Deago, Goodreads, untuk Supernova: Akar
Dee masih mengajak kita berpikir bahwa perjalanan mencari diri tidak melulu dengan mencari kebaikan, tidak dengan memikirkan apa yang akan kita lakukan, namun lebih kepada menjalani yang ada saat ini, yang pada akhirnya akan membentuk manusia yang menjalani pengalaman tersebut. Salut.
- Lilia Zuhara, Goodreads, untuk Supernova: Akar
Ini buku Dee yang paling meledakkan pikiran saya. Kenapa saya kasih nilai sempurna? Tidak hanya saya terpikat dengan karakternya, saya juga jatuh cinta dengan segala topik yang Dee sampaikan.
- Reza Mardian, Goodreads, untuk Supernova: Petir
Dee menambah pengalaman ke berbagai topik menarik seperti shamanisme, dunia mimpi, dan sederet topik-topik baru yang menjejak batas antara realita dan fiksi.
- Azarine Arinta, Goodreads, untuk Supernova: Gelombang
Sempat ragu kalau-kalau IEP akan lahir prematur ternyata tidak sama sekali,plot yang rapi, pemilihan kata-kata yang enak serta keluwesan Dee membangun semua karakter bisa dibilang luar biasa; semua amunisi yang dipersiapkan dari serial pertama seakan meledak semua di buku ini. Dari semua karakter sentral sampai figuran yang muncul dari KPBJ sampai Gelombang bahu-membahu membangun jejaring Supernova sampai jadi satu kesatuan cerita yang utuh.
- Andriana Ari, Goodreads, untuk Supernova: Inteligensi Embun Pagi
SKU | BU-523 |
ISBN | 978-602-291-518-8 |
Berat | 280 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 13 Cm / 20 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 304 |
Jenis Cover | Soft Cover |