Buku Filosofi untuk Hidup… - JULES EVANS | Mizanstore
Ketersediaan : Tersedia

Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya

    Deskripsi Singkat

    Kita terkadang pernah terjebak pada permasalahan hidup yang membahayakan keberlangsungan masa depan kita. Jules Evans, praktisi filsafat praktis serta pendiri The London Philosophy Club (klub filsafat terbesar di Inggris), pernah mendapati dirinya hidup dalam rasa cemas, depresi, serta stres pasca-trauma selama bertahun-tahun. Melalui risetnya, Jules mengetahui bahwa gangguan-gangguan emosional ini dapat… Baca Selengkapnya...

    Rp 109.000 Rp 92.650
    -
    +

    Kita terkadang pernah terjebak pada permasalahan hidup yang membahayakan keberlangsungan masa depan kita. Jules Evans, praktisi filsafat praktis serta pendiri The London Philosophy Club (klub filsafat terbesar di Inggris), pernah mendapati dirinya hidup dalam rasa cemas, depresi, serta stres pasca-trauma selama bertahun-tahun.

    Melalui risetnya, Jules mengetahui bahwa gangguan-gangguan emosional ini dapat ditangani dengan CBT (Cognitive Behavioural Therapy atau Terapi Perilaku Kognitif). Sebulan setelah menjalani terapi itu, ia tidak lagi terkena serangan panik. Kepercayaan dirinya kembali muncul, bahkan mampu mencerna emosi yang meluap secara tiba-tiba. Menariknya, ide dan teknik-teknik dalam CBT ternyata tak asing—mengingatkannya pada pengetahuan seputar filsafat Yunani Kuno.

    Dalam buku ini, Jules membayangkan sebuah sekolah impian, yang di dalamnya tercakup 12 pemikir terbesar di dunia. Kedua belas filsuf itu menyampaikan sebuah pesan berharga agar kita mampu menangani masalah dalam hidup, meminimalisasi emosi berlebihan, mengatur ekspektasi agar tak melulu kecewa, menjaga kendali diri lebih bijaksana, hingga mengenal prinsip menikmati hidup agar lebih tangguh dalam menjalaninya.

    Tentang JULES EVANS

    JULES EVANS

    Jules Evans mengelola Well-Being Project di Centre for the History of the Emotions di Queen Mary, University of London. Dia juga merupakan mitra pengelola London Philosophy Club, klub filsafat terbesar di Inggris, serta memberikan ceramah dan pelatihan filsafat praktis di seluruh dunia. Dia mendirikan www.thephilosophyhub.com, proyek yang dibiayai Dewan Riset Seni dan Kemanusiaan Inggris. Tulisan Jules diterbitkan di Wall Street Journal, The Times, Spectator, Prospect, dan Psychologies. Dia telah bekerja sama dengan berbagai organisasi, di antaranya New Economics Foundation, Rockefeller Foundation, dan School of Life, sekolah filsafat di London. Blognya, www.philosophyforlife.org, dikunjungi rutin oleh banyak pembaca di seluruh dunia.




    Keunggulan Buku

    • Jules Evans merupakan pendiri The London Philosophy Club di Inggris yang dikenal sebagai praktisi filsafat praktis.
    • Buku ini didasarkan atas pengalaman hidupnya dan beberapa orang lain yang mampu bangkit dari gangguan emosional dan depresi, melalui teknik CBT (Cognitive Behavioural Therapy atau Terapi Perilaku Kognitif) yang ia buat sendiri.
    • Telah diterjemahkan ke dalam 19 bahasa, serta meraih penghargaan Times Book of the Year.
    • Memberi petunjuk tentang bagaimana meredakan rasa emosi berlebihan, mengatur ekspektasi agar tak melulu kecewa, menjaga kendali diri lebih bijaksana, hingga mengenal prinsip menikmati hidup agar lebih tangguh dalam menjalaninya.

     

    Endorsement

    “Jika kamu masih menganggap filsafat sebagai topik yang mengawang-awang dan tak berguna, buku ini akan mengubah pandanganmu. Dengan bahasa yang lugas dan penuh cerita menarik, Evans menunjukkan bahwa filsafat justru bisa menjadi ‘terapi jiwa’ dan pilihan laku hidup (way of life). Kita bisa belajar dari kaum Stoa bagaimana tangguh menghadapi kesulitan hidup, dari kaum Epicurean menemukan kenikmatan hidup sejati, dari Phytagoras soal mendisiplinkan mental, dari kaum Skeptis cara untuk tidak mudah dibohongi, dan lain-lain. Kamu bisa belajar menjadi lebih bijak dalam menjalani hidup dengan ide dan pemikiran yang sudah bertahan ribuan tahun di dalam buku ini. Buku ini juga menjadi salah satu inspirasi saya menulis Filosofi Teras.”

    —Henry Manampiring, penulis buku bestseller Filosofi Teras

     

    "Membaca buku ini sangat menyenangkan. Seperti sedang duduk di taman yang hijau, lalu mendengar suara burung berkicau. Dengan merdu, burung itu berceloteh tentang pemikiran filsafat—terutama era Yunani Kuno, dari Socrates, Heraclitus, Phytagoras, Plato, hingga Aristoteles—dan relevansinya dengan hidup kita hari ini. Tahu-tahu malam datang, dan kita sudah harus pulang. Tapi kini kita pulang sambil membawa secercah keyakinan: Bahwa kita siap merengkuh kehidupan."

    Eka Suryana Saputra, editor edisi Bahasa Indonesia

     

    "'Adaptasi atau punah,' seorang teman rajin mengingatkan. Dalam buku ini, bagian yang paling saya suka adalah ketika penulis mencontohkan pengalaman seorang tahanan perang. Dia mengaku bisa bertahan karena tidak memelihara harapan semu. Temannya sesama tawanan berkata, 'Kita pasti bebas Natal ini." Natal berlalu, dia berkata,"Kita pasti bebas tahun baru nanti." Begitu terus, tak pernah terjadi, dan mental temannya ambruk. Saya jadi teringat dengan situasi sekarang ketika kita sering berpikir bahwa 'corona sebentar lagi usai'. Tapi nyatanya tidak. Buku ini membantu mengatasi harapan semu semacam itu."

    —Rini Nurul Badriah, penerjemah edisi Bahasa Indonesia

     

    "Cara yang bagus untuk mengenal ilmu filsafat praktis dan kaitannya dengan praktik yang lebih modern seperti Terapi Perilaku Kognitif. Dengan sangat baik, Jules erangkai cerita tentang orang-orang yang menggunakan filosofi untuk membantu mereka mengatasi depresi, kecemasan sosial, PTSD, dll."
    Jake, reviewer Goodreads


    "Tidak banyak buku yang dikategorikan sebagai 'pengubah hidup' mampu menyalakan lampu di otak saya.
    Buku ini ditulis dengan detail luar biasa oleh seseorang dengan latar belakang filosofis intelektual, namun memiliki gaya bahasa sederhana yang memikat orang awam. Setiap psikolog harus membacan buku ini karena wawasan tentang bagaimana filsafat dapat membantu mengubah pikiran/hidup Anda menjadi lebih baik tertera jelas dalam buku ini.Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk semua orang."
    BJM, reviewer Amazon.com

     

     “Menakjubkan, mudah dibaca, dan menjadikan filsafat sebagai jalan hidup.”

    —Chief Rabbi Lord Sacks

     

    “Sebuah perjalanan yang menggugah.”

    —William Skidelsky, observer

     

    “Lucu dan mudah dimengerti .... Sangat direkomendasikan.”

    —Majalah The Psychologist

     

    “Sarat kebijaksanaan, tetapi sesuai dengan pemikiran terkini.”

    —Tom Butler-Bowdon, penulis 50 Philosophy Classics

     

    “Sulit berhenti membacanya.”

    —Kristjan Kristjansson, penulis Aristotle, Emotions, and Education

     

    “Fantastis.”

    —Neil Denny, Little Atoms

    Resensi

    Philosophy for Life and Other Dangerous Situations by Jules Evans – review

     

    Cognitive psychology has had little impact on our culture, but this intellectual manual makes a start
    Alexander Linklater
    Sun 17 Jun 2012 00.05 BST


    Cognitivism has become the dominant psychological system of our times. Its theories have swept aside Freudian mythology; its therapists, armed with treatment manuals, have taken over the NHS; its avant-gardists in the positive psychology movement have infiltrated the US military. Yet cognitive psychology has made curiously little cultural impact. Empirical, clinical and imaginatively narrow: as revolutionary intellectual movements go, it's rather boring.

    Psychoanalysis may not have the same scientific credibility as cognitive therapy, but the Freudian unconscious was certainly a realm that people wanted to explore. Oedipal conflict, dreams, libidinal drives, the death wish: out of such stuff pictures were painted, movies were made, poetry was written. Who wants to explore the poetry of CBT?

    Jules Evans – policy director at the Centre for the History of the Emotions – does. And when he starts doing so, it's something of a revelation. The roots of this book lie in the author's experience of being cured of a post-traumatic disorder by cognitive therapy, though he refers to personal experience only in passing. What really grips him are the philosophical origins of his treatment.

    Can there be a more stirring philosopher's story than the one Evans tells of the slave, Epictetus? Crippled by a cruel master, schooled by a good one, freed and then exiled, Epictetus bore out his ideas in his life. His fundamental adage – that we do not suffer because of events, but rather the thoughts we have about events – inspired the Meditations of the emperor Marcus Aurelius, spread Stoic ideas across the Roman world and, 2,000 years later, remains the essential precept of cognitive therapy.

    From the birth of rationalism in Socratic dialogue and the life-training of the Stoics, Evans sets out to explore the range of ways in which ancient philosophy still informs psychotherapeutic practice – via the living-for-the-moment Epicureans, the mystic contemplations of Heraclitus, the social anarchism of the Cynics, the patrician politics of Plato – culminating in the Aristotelian good life. It's invigorating to be reminded that, even in the age of cognitive neuroscience, very few ideas about the mind are fundamentally new.

    Philosophy for Life is presented as belonging to the highbrow self-help genre promoted by organisations such as Alain de Botton's School of Life, which view philosophy not as academic study, but as training for existence.

    As a survey of ancient influences, the book does a mixed job. Evans himself stays true to Socratic doubt by remaining sceptical of each movement, ancient or modern, that he encounters. He tells captivating personal histories and presents convincing critiques of Martin Seligman's positive psychology and the politics of happiness. The problem of these later cognitive movements, he argues, is that they have taken Aristotelian precepts, applied scientific methodology and then dropped the philosophical inquiry. The result, as Evans effectively demonstrates, is a shallow, credulous scientism that infects much research and policy.

    But one feels that, towards the end of his survey, Evans's heart isn't really in the job of pointing out how positive psychology and the politics of happiness are a shrill travesty of Aristotle. The book is structured as a conference and it's the morning session with the Stoics that really bristles with energy. That's because Stoicism – Epictetus, Marcus Aurelius, Seneca – was a heroic struggle with adversity: its lessons sufficiently simple to be used as training techniques, its understanding of human nature sufficiently profound to be convincing, its literature elegant and moving. We do not need psychologists to design models of happiness (Freud did that in two words: "love" and "work"). But we do need them to design treatments for pathological misery.

    It's a pity Evans doesn't go further into the methods devised by Albert Ellis and Aaron Beck – the co-founders of cognitive behavioural therapy – to show how much they owed, or accidentally drew, from the Stoics. He rightly points out the limits of Stoicism: that acceptance of suffering may inhibit us from changing external circumstances.

    Yet to understand that reason can have some influence on emotion, without idealising rationality; to distinguish the things we can control from those we cannot; to train ourselves to deal with suffering: these are the premises of true psychotherapy. As Evans writes, the ancient philosophers produced "self-help of the very best kind, that doesn't focus narrowly on the individual, but instead broadens our minds and connects us to society, science, culture and the cosmos".

    Cognitivism has science on its side, but if the purveyors of CBT want to equal the Freudian genius for investigating human nature, they also need to persuade people that their system possesses philosophical and cultural depth. Evans provides a key manual.

     

    (source: https://www.theguardian.com/books/2012/jun/17/philosophy-life-jules-evans-review)

    Spesifikasi Produk

    SKU BI-157
    ISBN 978-602-291-710-6
    Berat 500 Gram
    Dimensi (P/L/T) 13 Cm / 21 Cm/ 0 Cm
    Halaman 392
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk JULES EVANS

















    Produk Rekomendasi