“Kenapa sih, duduk diam aja susah banget? Duduk, dong!”
“Konsentrasi. Kon-sen-tra-si”
“Ayo, tulis ini!”
Dari luar, kemampuan duduk dengan tenang, konsentrasi, dan menyelesaikan tugas hingga tuntas terkesan sederhana dan mudah. Padahal, sebenarnya di dalam tubuh anak sedang terjadi serangkaian proses tumbuh kembang yang dahsyat. Sebelum mengharapkan anak mencapai kesiapan akademis yang mumpuni, sudahkah stimulasi anak di rumah dipenuhi? Apa saja bentuk stimulasi yang dapat orang tua berikan kepada anak sejak usia dini?
Pengalaman Vidya dalam dunia pendidikan anak usia dini selama lebih dari 14 tahun dan mengasuh dua anak, telah menginspirasinya menerapkan prinsip Montessori di rumah. Melalui buku ini, Vidya mengungkap hal-hal luar biasa di balik penggunaan aparatus Montessori dan aktivitas bersama anak yang terkesan biasa. Anda juga akan diajak memanfaatkan kegiatan keseharian dan barang-barang yang pasti ada di rumah untuk menstimulasi anak sesuai prinsip Montessori. Rasakan proses merancang stimulasi yang ternyata sederhana, sangat mudah, dan minim stres di rumah. Yuk, pastikan stimulasi anak di rumah terpenuhi, mulai hari ini!
“Tujuan kita menstimulasi anak bukanlah untuk membuat anak segera pintar atau lebih pintar daripada anak lain. Lebih jauh daripada itu, untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak yang akan sangat berpengaruh pada masa depannya.” -Vidya Dwina Paramita
“Jika memungkinkan akan sangat baik apabila anak-anak terpapar dengan aparatus Montessori yang dipraktikkan dengan menggunakan filosofi Montessori pula. Mengingat manfaatnya yang demikian baik. Namun, jika ternyata kondisi betul-betul tidak memungkinkan, kita tetap dapat mempraktikkan filosofi Montessori di rumah dengan menggunakan barang-barang yang ada di rumah yang sering disebut dengan Montessori Inspired.” -Vidya Dwina Paramita
“Menjadikan kegiatan keseharian dan benda-benda di rumah sebagai sarana stimulasi sama dengan mengupayakan kebutuhan anak akan keteraturan terpenuhi.” -Vidya Dwina Paramita
“Ada banyak makna dan hal-hal luar biasa di balik aktivitas kita bersama anak yang terkesan sederhana dan biasa.” -Vidya Dwina Paramita
“Jika kita memahami tahap tumbuh kembang anak, kita akan gembira karena mengetahui betapa apa pun yang berada di sekitar kita dapat dimanfaatkan sebagai media stimulasi anak.” -Vidya Dwina Paramita
“Rasa aman akan menjadi fondasi terhadap setiap perilaku dan cara anak mengambil berbagai keputusan dalam kehidupan.” -Vidya Dwina Paramita
“Kita tidak memandang anak sebagai anak yang nakal, tetapi manusia yang baru saja mengenal dunia. Anak membutuhkan bantuan kita untuk mengetahui cara yang baik dalam memenuhi kebutuhannya.” -Vidya Dwina Paramita
“Jika kita menajamkan kemampuan kita dalam mengobservasi, kita akan mampu memahami?tidak pernah ada hal yang sia-sia dalam mengupayakan stimulasi terhadap anak. Meskipun, mungkin tak berjalan seperti yang kita rencanakan, anak tetaplah belajar sesuatu.” -Vidya Dwina Paramita
Buku ini menjelaskan mengapa pemenuhan kebutuhan anak untuk bergerak justru dapat mendukung kesiapan akademis anak. Hal tersebut terkait kebutuhan dasar anak akan stimulasi sensoris motorik. Vidya mengungkapnya dengan sangat jelas dan mudah dipahami melalui analogi pohon yang akarnya kuat dan daunnya rindang, serta secara detail melalui Piramida Belajar (Pyramid of Learning) Williams dan Shellenberger (1996) yang menggambarkan susunan sistem saraf pusat anak.
Paling tidak, ada tiga kebutuhan utama anak usia dini yang perlu dipenuhi agar tumbuh kembangnya optimal. Kebutuhan tersebut adalah nutrisi yang cukup, stimulasi, dan rasa aman. Pada bab ini, saya akan lebih banyak menekankan pada kebutuhan anak terhadap rasa aman. Kebutuhan akan nutrisi merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar. Otak dan tubuh anak usia dini sedang berkembang demikian pesat pada 1.000 hari pertama kehidupannya sehingga sangat membutuhkan asupan nutrisi yang cukup. Kesadaran orang tua terhadap hal tersebut tentu sangat penting karena salah satu akibat tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi adalah stunting, yang memiliki efek jangka panjang. Demikian pula dengan kebutuhan terhadap stimulasi. Pada bab sebelumnya, kita telah memahami betapa berharganya periode usia dini karena sangat terkait dengan perkembangan otak. Otak tentu saja tidak dapat begitu saja berkembang tanpa terpenuhinya nutrisi dan stimulasi yang baik. Meskipun demikian, orang tua juga perlu memahami bahwa ada kebutuhan yang tak kalah penting, yaitu rasa aman. Pemahaman terhadap kebutuhan rasa aman akan sangat menentukan perilaku dan respons kita saat memenuhi dua kebutuhan sebelumnya, yaitu kebutuhan akan nutrisi dan stimulasi. Rasa aman itulah yang akan menjadi fondasi terhadap setiap perilaku dan cara anak mengambil berbagai keputusannya kelak. Rasa aman pada anak dapat kita ciptakan dengan memastikan anak merasakan kehangatan dari setiap perilaku kita, dalam setiap aktivitas yang kita lakukan bersama anak.
Maret 2020, seluruh tatanan kehidupan di Indonesia tiba-tiba berubah. Pandemi datang dan memaksa kita semua untuk beradaptasi dengan keadaan baru. Salah satu bidang yang turut terdampak adalah pendidikan. Dalam perjalanannya, transformasi cara belajar baru ini ternyata memiliki tantangan yang bervariasi. Demi menjaga keselamatan anak Indonesia, sekolah tatap muka dihentikan dan diganti dengan kelas dalam jaringan (daring). Kelas daring memang menjadi solusi pada masa pandemi, tetapi berdasarkan observasi saya, kelas daring bagi anak usia dini ternyata memiliki dua catatan yang membutuhkan perhatian serius.
1. Cara belajar anak usia dini adalah melalui interaksi langsung, baik dengan benda-benda konkret menggunakan seluruh indranya maupun dengan orang lain; bukan dengan menonton melalui video. Anak usia dini butuh merasakan sendiri dinginnya es dengan kulitnya dan mengamati langsung es mencair yang membuat meja menjadi basah; bukan duduk diam menonton video tentang es yang mencair. Kebutuhan anak untuk mengetahui bahwa tindakannya dapat berdampak langsung pada orang lain sangatlah penting, sedangkan kelas daring yang tak jarang mengalami hambatan koneksi internet, membuat respons yang anak terima menjadi ter-delay.
2. Anak usia dini butuh bergerak, sementara kelas daring membuat anak usia dini duduk diam dan tak banyak bergerak. Padahal, bergerak sangat penting karena membantu anak usia dini mematangkan sensoris dan motoriknya. Aspek sensoris dan motorik adalah fondasi tumbuh kembang yang kelak akan berpengaruh besar pada kematangan emosi dan kognitifnya. Dua hal tersebut merupakan hambatan utama kelas daring bagi anak usia dini. Bersyukur, tetap ada pihak-pihak yang mengupayakan kelas daring bagi anak usia dini berjalan interaktif dan memberi kesempatan pada anak untuk memahami sesuatu melalui eksplorasi menggunakan objek konkret. Meskipun demikian, sebagian orang tua yang menghadapi hambatan-hambatan dalam kelas daring tersebut pun kemudian bertanya-tanya, “Adakah cara lain untuk menstimulasi anak di rumah? Bagaimana dengan istilah Montessori at Home? Apakah orang tua yang ingin menerapkan Montessori at Home berarti harus mempersiapkan dana yang besar?”
Kabar baiknya, konsep Montessori at Home atau Montessori di Rumah adalah konsep yang sangat bisa diterapkan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di rumah, dengan menggunakan prinsip Montessori Inspired. Bahkan, jika orang tua sangat sibuk dan tak memiliki waktu khusus untuk menstimulasi anak, orang tua dapat memanfaatkan kegiatan-kegiatan keseharian dalam menstimulasi anak. Syarat agar Montessori di Rumah dapat dipraktikkan adalah orang tua memiliki pengetahuan yang cukup tentang filosofi Montessori dan pemahaman terhadap tahap tumbuh kembang anak usia dini.
Buku ini saya persembahkan bagi para orang tua yang ingin memahami konsep-konsep dan filosofi dalam metode Montessori untuk diaplikasikan di rumah. Seluruh kegiatan dalam buku ini betul-betul menggunakan beragam benda yang pasti ada di setiap rumah sehingga mudah dikerjakan dan tidak membutuhkan biaya khusus untuk mempraktikkan. Setelah membaca buku ini secara lengkap seharusnya tak ada lagi alasan untuk tidak menstimulasi anak secara optimal dan penuh kegembiraan di rumah. Terkirim semangat dan rasa hormat untuk setiap orang tua yang terus mengupayakan kebaikan bagi anak-anaknya, bahkan pada saat-saat yang tak mudah seperti masa pandemi ini. Mari terus saling mendukung agar tumbuh kembang anak tetap berjalan optimal. Kita tak pernah tahu kapan pandemi akan selesai, sementara kebutuhan tumbuh kembang anak-anak kita terus berjalan dan tak boleh terabaikan.
Salam hangat,
Vidya Dwina Paramita
?
SKU | BG-732 |
ISBN | 978-602-291-863-9 |
Berat | 300 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 14 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 228 |
Jenis Cover | Soft Cover |