Buku HIGH SCHOOL LOVE… - Haula S | Mizanstore
Ketersediaan : Tersedia

HIGH SCHOOL LOVE STORY

    Deskripsi Singkat

    “Mesra-mesraan apaan? Lo pikir gue mau sama cowok tengil kayak dia?”—Sania “Sori San, bukannya gue nggak suka sama lo, ya. Tapi, lo tinggiin dulu deh, tuh badan, biar serasi kalo jalan sama gue.”—Devan Tiada hari tanpa perang mulut antara Sania dan Devan. Bagi Sania, Devan itu superusil dan nyebelin. Bagi… Baca Selengkapnya...

    Rp 79.000 Rp 40.000
    -
    +

    “Mesra-mesraan apaan? Lo pikir gue mau sama cowok tengil kayak dia?”—Sania
    “Sori San, bukannya gue nggak suka sama lo, ya. Tapi, lo tinggiin dulu deh, tuh badan, biar serasi kalo jalan sama gue.”—Devan
    Tiada hari tanpa perang mulut antara Sania dan Devan. Bagi Sania, Devan itu superusil dan nyebelin. Bagi Devan, Sania itu sasaran empuk buat dijailin tiap hari. Namun, pertengkaran-pertengkaran itulah yang justru mendekatkan mereka. Dan, seperti yang sudah bisa kamu tebak, sahabat mana, sih, yang dengan gampang menghindari rasa cinta?
    Akan tetapi, cerita Sania dan Devan beda. Ini lebih sakit daripada sekadar friend zone, lebih pedih daripada kisah cinta bertepuk sebelah tangan. Hubungan mereka kian pelik karena masa lalu yang nggak kalah rumit. Mampu nggak ya, mereka mendapatkan akhir cerita bahagia?

     

    Tentang Haula S

    Haula S

    Haula S. lahir di Mataram pada 29 Maret 1998. Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Mataram pada 2017, saat ini ia menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan Mataram. Putri bungsu dari dua bersaudara ini mulai suka menulis sejak SMP. Kini Haula aktif menulis di Wattpad dan telah meraih banyak pembaca setia melalui akun @Haula_s.
    Novel High School Love Story merupakan novel keduanya yang terbit bersama Bentang Belia. Novel pertama yang ditulis Haula di Wattpad ini telah dibaca lebih dari 5,1 juta kali.
    Karya sebelumnya Dear Heart, Why Him (DHWH) terbit pada 2017 dan langsung menjadi best seller. DHWH merupakan salah satu karya dari Belia Writing Marathon yang tayang di Wattpad @beliawritingmarathon. Dear, Heart Why Him? telah dibaca lebih dari 11,7 juta kali oleh pembaca Wattpad. Selain menulis, penggemar siomay dan mi instan ini juga hobi menggambar dan membaca novel.
     Sapa Haula di:
     Instagram @haulaa_s
    Wattpad @haula_s
    Surel [email protected]
     




    Keunggulan Buku

    High School Love Story telah dibaca lebih dari 5,1 juta kali di Wattpad dan tergabung di seri Addictive Wattpad Series Bentang Belia.

    Gaya bercerita yang renyah, kocak, dan mengalir menjadi daya tarik tersendiri dari kisah ini. High School Love Story menceritakan versi lain dari tema friend zone yang masih hangat di kalangan pembaca remaja. High School Love Story mengisahkan tentang Sania dan Devan, sepasang sahabat yang hobi sehari-harinya adalah bertengkar. Kalau mereka udah ketemu, pasti terjadi perang dunia. Devan suka banget ngusilin Sania. Sania benci banget sama Devan. Meski kisah friend zone makin meraja lela, tetapi kisah Sania dan Devan berbeda. Pembaca remaja akan diberi banyak kejutan di kisah ini.

    Kisah ini ditulis dengan sangat renyah dan mengalir oleh Haula S. Ada yang pernah baca Dear Heart, Why Him? Nah, Haula S. adalah penulis Dear Heart, Why Him? yang kini laris manis di pasar buku remaja. Dear Heart, Why Him? merupakan salah satu cerita pilihan di Wattpad @beliawritingmarathon . Kisah ini telah dibaca lebih dari 15,2 juta kali dan diterbitkan pada 2017 oleh Bentang Belia.

    Selain itu, di kisah ini pembaca remaja akan dimanjakan oleh quote-quote yang akan bikin baper!

    “Punya sahabat cowok itu menyenangkan dan seru, tapi akan jadi bumerang ketika hatimu jatuh perlahan untuknya.”

    “Jika sudah pergi maka pergilah selamanya, jangan kembali dengan membawa luka yang tak ingin kuingat lagi.”

    “Kau menghilang tanpa kata setelah menghancurkan tembok yang sudah kita bangun bersama, lalu sekarang datang dan memintaku untuk membangunnya lagi? Maaf saja, aku tidak ingin membuang tenagaku sia-sia.”

    “Aku terperangkap dalam harapan semu yang kuciptakan sendiri.”

    Testimoni

     “Ceritanya seru banget, terus gampang di mengerti lagi. Keren deh pokoknya.”
    —@dewadewa1243, pembaca High School Love Story di Wattpad
    “Sukses bikin baper parah, sekali baca dalam waktu semalem.”
    —@mauditanurf, pembaca High School Love Story di Wattpad
    “Ahhh, cerita ini aduh bikin baper. Ceritanya baper dan ngebantu ngilangin suntuk setelah UN, thanks!”
    —@mochaskyeurs, pembaca High School Love Story di Wattpad
    “Berhari-hari nahan biar nggak baper bacanya, tapi nggak bisa. Ending-nya bikin baper gilaaaaaaaaak!”
    —@friskabie, pembaca High School Love Story di Wattpad
    “Belum puas kalo belum ada extra part 1 2 3 4, dan seterusnya, + sekuel!!!”
    —@Indah119, pembaca High School Love Story di Wattpad
    “Jadikan film dong ceritanya ini .... Enak dibaca dan nggak monoton, top deh.”
    —@ChristinSilitonga, pembaca High School Love Story di Wattpad

    Cuplikan
    Cuplikan 1Part 1
    Pagi ini siswa X.1 disibukkan dengan aktivitas menyalin PR dari buku teman yang sudah mengerjakan. Pasalnya, jam pelajaran pertama akan diisi oleh Pak Hasan, guru Matematika yang terkenal killer dan tak berperasaan. Ditambah dengan kumis tebal dan mata elangnya, membuat guru itu semakin terlihat menyeramkan. Kalau sampai ada yang berani tidak mengerjakan tugas, Pak Hasan akan mengamuk dan tak segan mengeluarkan siswa tersebut dari kelas. Membayangkan kemarahan beliau saja sudah cukup menyeramkan dan membuat siswa X.1 pagi ini berkeringat dingin.
    “Devan! Bisa diem, nggak, sih lo!” teriak Sania penuh kemarahan. Kali ini Devan melempari Sania dengan penghapus karet yang dipotongnya kecil-kecil. Teman sebangku Sania itu selalu saja menyulut emosinya di saat yang tidak tepat. Saat ini Sania sedang sibuk menyalin PR dari buku Rere. Jadi, untuk saat ini dia tidak ingin diganggu.
    Devan tak menghiraukan ancaman dan tatapan membunuh dari Sania, malah wajah marah cewek itu membuatnya semakin bersemangat. Devan hanya berhenti sejenak mengganggu Sania. Beberapa saat setelah Sania kembali sibuk menulis, dia mengulangi lagi perbuatannya tadi.
    “Yesss, goal!!!” Devan berteriak histeris bagaikan orang yang baru saja memasukkan bola ke gawang setelah penghapus karet yang dilemparnya dengan telak masuk ke mulut Sania.
    Jika saja Sania tidak sedang sibuk menyalin PR, mungkin sekarang dia sudah menjambak habis-habisan rambut cowok menyebalkan itu. Sania menarik dan membuang napas perlahan, menahan agar emosinya tidak meledak. Setelah itu Sania kembali melanjutkan menyalin PR karena tidak ada waktu untuk sekadar meladeni Devan.
    Devan tidak akan berhenti sebelum Sania benar-benar mengamuk. Jika apa yang dilakukannya tadi belum bisa membuat Sania hilang kendali, dia masih memiliki cara lain. Ujung bibir cowok itu tertarik membentuk senyum tipis, dia sudah dapat ide sekarang.
    “Devan sialan!” pekik Sania sehingga seluruh pasang mata tertuju pada tempat duduk di pojok belakang kelas, hanya sepersekian detik kemudian para siswa kembali pada aktivitas mereka masing-masing. Terlalu biasa sehingga mereka sudah bosan menyaksikan pertengkaran bak tikus-kucing antara Devan dan Sania.
    “Sori San, gue sengaja, sumpah, eh, nggak sengaja maksudnya.” Devan tertawa puas. Dia baru saja menyenggol lengan Sania saat cewek itu sedang menulis sehingga Sania tidak sengaja mencoret bukunya sendiri.
    “Pergi aja gih sana!” ucap Sania menusuk sambil menekan dan menggosokkan penghapus karet pada bagian bukunya yang tercoret.
    Devan memajukan wajahnya sehingga dia dapat melihat ekspresi kesal Sania—cewek yang sudah menjadi teman sebangkunya tiga bulan terakhir ini. “Kalau gue pergi, yang jagain lo nanti siapa, Sayang?” ucap Devan sambil tersenyum penuh kemenangan.
    Sania berhenti menulis, lalu melirik Devan yang juga sedang menatapnya. “Jijik, sumpah!”
    Devan memegang pipi Sania dengan kedua tangannya. “Jijik, tapi kok, muka lo merah sih?” Kali ini Devan tidak mengada-ada, tapi memang seperti itu adanya. Wajah Sania memang sering mendadak berubah menjadi seperti kepiting rebus karena perkataan Devan.
    “Woi, jangan mesra-mesraan di kelas! Ada CCTV!” celetuk Rere yang tiba-tiba sudah berdiri di samping meja Sania. Sania terkejut dan segera menepis tangan Devan dari pipinya.
    Sania memalingkan wajahnya dari Devan, lalu mendongak menatap Rere. “Mesra-mesraan apaan? Lo pikir gue mau sama cowok tengil kayak dia?” Ujung mata Sania melirik Devan tajam saat mengatakan kata “dia”.
    “Terserah lo berdua, deh! Btw, buku gue mana?”
    “Yahhh Re, gue belum selesai nyalinnya. Sebentar lagi dehhh, pleaseeee ....” Sania menggosok-gosokkan kedua telapak tangan di depan dada dan memasang wajah memelas agar Rere mengasihaninya.
    Dengan tiba-tiba, secepat kilat Devan mengambil buku PR Matematika Rere di atas meja Sania, kemudian mengembalikannya kepada pemilik buku tersebut. Tanpa menunggu lama, Rere meraih bukunya dan berlalu pergi karena tak ingin buku itu disita lebih lama lagi oleh Sania.
    “Lain kali kalau ada yang nyontek, jangan dikasih Re!” teriak Devan pada Rere yang sudah berada di bangkunya, di meja paling depan.
    Sania memelotot menatap Devan. Cowok itu langsung berpura-pura sibuk dengan ponsel di tangannya. Melihat wajah menyebalkan Devan, membuat Sania ingin menggaruknya saat ini juga. Namun, secara perlahan, tatapan Sania meneduh. Dia sudah lelah, ini bukan kali pertama Devan membuatnya kesal. Kapan pun, di mana pun, Devan selalu mengganggunya.
    “Dev,” panggil Sania pelan dan penuh kesabaran. Namun, di balik itu semua, jari tangannya sudah gatal ingin menjambak rambut Devan sekarang juga. Tapi, tidak, dia menahan dirinya untuk melakukan itu. Kali ini, dia berencana meminta maaf kepada Devan. Mungkin saja dia memiliki kesalahan yang tak tersengaja sehingga Devan begitu sering mengganggunya.
    “Hmmm .…” Devan balas berdeham tanpa mengalihkan perhatiannya pada layar ponselnya.
    “Gue—”
    “Jangan bilang lo mau nyatain cinta.” Belum selesai Sania berbicara, Devan segera memotong ucapannya. Lagi-lagi mata Sania memelotot mendengar perkataan cowok itu. “Sori San, bukannya gue nggak suka sama lo ya.” Pandangan Devan beralih 5
    kepada Sania, menatap cewek itu remeh. “Tapi, lo tinggiin dulu deh, tuh badan, biar serasi kalo jalan sama gue.”

    ***
    Cuplikan 2
    Sania mematung beberapa detik. Menatap tak percaya Rey yang kini sudah duduk di sampingnya. Tanpa sadar, dia menahan napas saat matanya bertemu dengan mata tajam milik Rey. Tatapan Rey seakan berbicara bahwa dia merindukan cewek itu.
    “Apa kabar?” tanya Rey menyunggingkan senyum. Dia memperhatikan setiap lekuk wajah Sania yang sudah banyak berubah. Terlalu sempurna bagi Rey, hingga dia jatuh cinta untuk kali kedua.
    “Ck,” Sania mendecak memandang ke arah luar jendela. Susah payah dia menahan air matanya agar tidak keluar di depan cowok itu. Sania tidak ingin terperangkap lagi. Jangan sampai dia jatuh ke lubang yang sama untuk kali kedua.
    “Makud lo, apa gue baik-baik aja setelah lo pergi tanpa kabar?” Dalam sekejap pertanyaan Sania mampu membuat Rey mendadak bisu. Rey sadar, luka yang dia goreskan di hati Sania terlalu dalam hingga untuk menatapnya saja Sania enggan. Rey tersenyum miris bertanya pada dirinya sendiri, apa itu pantas dilakukan seorang cowok sejati? Andai saja penyesalan tidak datang terlambat, semua ini tidak akan terjadi.
     

    Resensi

    Spesifikasi Produk

    SKU BE-112
    ISBN 978-602-430-313-
    Berat 320 Gram
    Dimensi (P/L/T) 15 Cm / 21 Cm/ 0 Cm
    Halaman 316
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk Haula S

















    Produk Rekomendasi