“Kamu gila. Ngelawan arus. Pulang tinggal nama entar.”
Begitu komentar kolega dr. Abdul Mun’im Idries, ketika pada akhir 1993, dokter forensik ini berani menjadi saksi ahli kasus pembunuhan Marsinah. Kala itu, santer diyakini sang pejuang buruh dihabisi oknum militer. Pada era militer paling ditakuti karena penculikan senyapnya, berani-beraninya Mun’im mengusik tentara.
Apa pula yang dihadapi Mun’im dan fakta apa yang ia temukan ketika harus terjun pada detik-detik mencekam Tragedi Trisakti dan Tragedi Semanggi? Bagaimana analisis forensiknya terkait pembunuhan Munir, Tragedi Tanjung Priok, Tragedi Beutong Ateuh, dan sebagainya?
Dalam Indonesia X-Files, Mun’im membongkar arsip, membeberkan fakta-fakta mengejutkan, mengungkap rahasia terkait sejumlah nama tabu. Dia juga berbagi kisah dan metode kedokteran forensik dalam membongkar kriminalitas dan kejahatan di negeri ini.
dr. Abdul Mun’im Idries, Sp.F., lahir di Pekalongan, Jawa Tengah dan besar di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Anak keenam dari sebelas bersaudara ini adalah adik dari Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Sp.KJ, psikiater yang namanya sudah cukup dikenal luas.
Sebelum mengambil spesialisasi forensik, sosok yang dikenal nyentrik dan blak-blakan ini menempuh pendidikan S1 Dokter Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selama menjalani pendidikan tersebut, rasa penasaran Mun’im terhadap forensik mulai tumbuh. Menurutnya, forensik merupakan ilmu yang dinamis dan berbeda dengan pengetahuan kedokteran lainnya. Setelah lulus S1, Mun’im kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 Dokter Spesialis Forensik di kampus yang sama.
Lebih dari empat puluh tahun bergulat dalam dunia kedokteran forensik, Mun’im sering dilibatkan dalam proses penegakan hukum yang berhubungan dengan peristiwa kematian. Sebut saja kematian Bung Karno, Marsinah, Munir, juga kasus penembakan mahasiswa Trisakti 1998. Dan akhirnya, setelah sekian lama, dia merasa perlu menyebarluaskan kebenaran pada publik dengan menerbitkan buku pertamanya, Indonesia X-Files (Noura Books, 2013).
Jabatan yang pernah diraih oleh Mun’im di antaranya lektor pada bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IKF FKUI), ketua tim pemeriksa di TKP (Lembaga Kriminologi UI/ IKF FKUI-PMJ), serta ketua Badan Pembelaan Anggota (BPA), Majelis Pembinaan dan Pembelaan Anggota (MP2A) IDI Wilayah
DKI Jaya.
SKU | ND-484 |
ISBN | 978-623-242-307-7 |
Berat | 280 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 13 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 348 |
Jenis Cover | Soft Cover |