Buku KOTA UNTUK SEMUA:… - Wicaksono Sarosa | Mizanstore
Ketersediaan : Tersedia

KOTA UNTUK SEMUA: HUNIAN YANG SELARAS DENGAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS AND NEW URBAN AGENDA

    Deskripsi Singkat

    Urbanisasi merupakan fenomena global yang tidak dapat dihindari. Selain menimbulkan banyak masalah, urbanisasi juga menawarkan solusi. Karena itu, peran kota dalam pembangunan yang berkelanjutan semakin lama semakin besar seiring dengan meningkatnya persentase penduduk perkotaan di dunia. Tak dapat dimungkiri, jika melihat berbagai laporan resmi lembaga-lembaga dunia, peningkatan urbanisasi sangat berkorelasi… Baca Selengkapnya...

    Rp 120.000 Rp 102.000
    -
    +

    Urbanisasi merupakan fenomena global yang tidak dapat dihindari. Selain menimbulkan banyak masalah, urbanisasi juga menawarkan solusi. Karena itu, peran kota dalam pembangunan yang berkelanjutan semakin lama semakin besar seiring dengan meningkatnya persentase penduduk perkotaan di dunia. Tak dapat dimungkiri, jika melihat berbagai laporan resmi lembaga-lembaga dunia, peningkatan urbanisasi sangat berkorelasi dengan pertumbuhan penghasilan per kapita suatu negara.

    Sayangnya, keterkaitan antara peningkatan urbanisasi dan penghasilan per kapita di Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan hal yang sama di negara Asia lain seperti Tiongkok, Vietnam dan Thailand. Artinya, urbanisasi di Indonesia kalah menyejahterakan rakyat dibanding dengan yang terjadi di negara-negara tetangga tersebut. Sistem yang ada sekarang membuat mereka yang mampu mengakses ruang kota strategis lebih mampu mengambil manfaat dari keberadaan kota daripada mereka mereka yang tidak mampu. Mereka yang tidak mampu cenderung terpinggirkan atau terpaksa meninggali ruang-ruang kota yang padat, kumuh, seringkali ilegal dan rawan bencana.

    Lantas bagaimana? Komitmen global masyarakat dunia, termasuk Indonesia, dalam wujud Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan New Urban Agenda (NUA) atau Agenda Baru Perkotaan menawarkan rujukan arah bagi pembangunan secara umum maupun pembangunan kota pada khususnya. Intinya, kota haruslah untuk semua pihak. Dan oleh karena itu, kota harus direncanakan, dirancang, dibangun dan dikelola oleh semua serta memanfaatkan sumber daya dari semua. Dengan begitu, kota dan urbanisasi pun turut berkontribusi dalam keterwujudan SDGs.

    Buku ini memaparkan dengan jelas dan rinci kota seperti apa yang dapat menyejahterakan semua pihak sekaligus turut berkontribusi pada pewujudan pembangunan yang berkelanjutan. Kota menjadi sangat penting tetapi tidak boleh terjadi “urban bias” (kebijakan yang condong mementingkan kota). Kota tidak untuk diri sendiri, apalagi untuk segelintir mereka yang punya akses ke ruang kota. Kota pun harus dapat berperan dalam penyejahteraan masyarakat desa, perlindungan hutan, sungai dan laut serta hal-hal lain yang berpengaruh pada keberlanjutan kehidupan di bumi satu-satunya bagi manusia ini.

    Tentang Wicaksono Sarosa

    Wicaksono Sarosa

    Wicaksono Sarosa, Ph.D., adalah pendiri dan direktur dari Ruang Waktu Knowledge-Hub for Sustainable [Urban] Development yang dibentuk untuk mempromosikan pengetahuan terkait perencanaan, perancangan, pembangunan dan pengelolaan kota atau kawasan perkotaan yang dianggap baik. Yang menjadi fokus kegiatan adalah mendorong alih pengetahuan dari hasil-hasil penelitian, pengalaman lapangan, praktek-praktek unggulan serta berbagai pemikiran relevan yang perlu disebarluaskan di kalangan pemangku-kepentingan perkotaan. Wicak juga duduk di dalam kepengurusan beberapa organisasi lain seperti Kemitraan-Habitat, Urban and Regional Development Institute (URDI), dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), selain sebagai pengajar tidak tetap di Universitas Trisakti.

    Lulusan Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1984, dan University of California, Berkeley, tahun 1993 (Master in City Planning) dan 2001 (Ph.D in City and Regional Planning), Wicak pernah ditugasi untuk memimpin URDI (2001 – 2006) dan Kemitraan bagi Pembaruan Tata-Pemerintahan (Partnership for Governance Reform, 2009 – 2014). Sebelumnya, pada 1984 – 1990, Wicak bekerja di PT. Arkonin (anak usaha dari PT. Pembangunan Jaya) di mana, antara lain ditugasi untuk terlibat dalam perencanaan tahap-tahap awal kota baru Bumi Serpong Damai, perencanaan regional Bintaro Jaya, perencanaan induk Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri di Jatinangor serta beberapa perencanaan dan perancangan kawasan lainnya.

    Sewaktu mengemban tugas sebagai direktur eksekutif URDI di awal 2000-an, Wicak bersama dengan wakil-wakil dari APEKSI, ADEKSI, APKASI, ADKASI dan organisasi lain aktif menggalang kerjasama antar pemangku-kepentingan kota di Indonesia melalui Local Governance Forum. Penggalangan kerjasama arus pengetahuan tentang pembangunan daerah kemudian berlanjut di tingkat Asia Tenggara melalui ASEAN Association for Planning and Housing (AAPH) dan Asia-Pacific Local Government Training and Research Insitute Network (LOGOTRI). Sejak itu, selepas dari URDI, Wicak banyak mendapat tugas menjadi instruktur pelatihan di bidang pembangunan lokal di berbagai negara seperti Vietnam, Kamboja, Bhutan, Thailand, Australia, Timor-Leste, Filipina, Myanmar melalui penugasan dari berbagai organisasi internasional seperti UNDP, UNESCAP, GIZ, USAID, University of Canberra dan lain-lain.

    Selaku direktur eksekutif Partnership for Governance Reform, Wicak antara lain turut mendukung berbagai fora penggalangan masukan masyarakat sipil dalam penyusunan dokumen awal yang kemudian menjadi salah satu basis bagi dokumen Sustainable Development Goals.

    Belakangan, pada 2014 – 2016, sebagai anggota Kemitraan-Habitat, Wicak mendapat tugas untuk duduk menjadi salah satu anggota dari Policy Unit on Urban Governance yang ditugasi untuk memberi masukan dalam penyusunan New Urban Agenda yang dijadikan komitmen masyarakat perkotaan dunia di Quito, Ecuador, pada 2016. Di Kemitraan-Habitat, Wicak antara lain juga terlibat dalam kegiatan Urban Develoment and Management Advisory (UDMA) di beberapa kota-mitra.

    Kembali ke konteks perkotaan dan pembangunan daerah di Indonesia, Wicak secara intermittent membantu Bappenas dalam penyusunan [Rancangan] Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (2008 – 2009) yang kemudian berubah menjadi [Rancangan] Kebijakan Perkotaan Nasional atau National Urban Policy (2018 – 2020). Di samping itu sejak 2012 hingga 2020 menjadi salah satu anggota tim penilai independen dalam Penghargaan Pembangunan Daerah (sebelumnya bernama Anugerah Pangripta Nusantara).

    Dari waktu ke waktu, di sela-sela kesibukan yang ada, Wicak berusaha untuk berbagi pengalaman, pengetahuan maupun pemikiran melalui berbagai presentasi di berbagai fora, belajar bersama di kelas, tulisan di media massa maupun media sosial serta berbagai cara lain untuk terjadinya kegiatan saling-belajar. Terwujudnya buku ini tidak lepas dari berbagai pengalaman di atas.


    Spesifikasi Produk

    SKU EXPM-035
    ISBN 978-602-7829-52-7
    Berat 480 Gram
    Halaman 480
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk Wicaksono Sarosa

















    Produk Rekomendasi