Buku ini berkidah tentang Jakarta pada sepuluh tahun setalah Indonesia merdeka. Semua orang ingin bicara dan didengar. Semua orang berebut minta diurus. Semua masih semrawut dan kacau, sementara gagasan-gagasan besar baru mulai tumbuh. Koran mengambil peran tetapi preman-preman masih sangat garang.