SPECIAL OFFER 9-26 OKTOBER 2023:
Setiap pembelian 1 buku Melogika Rasa gratis surat dari penulis dan pesan untuk masa depan. *Persediaan Terbatas

"Nggak pakai logika sih, jadinya kebawa perasaan terus, kan?" Pernahkah kalian mendengar nasihatsemacam itu?
Kebanyakan dari kita menganggap bahwa terlalu menggunakan rasa justru akan membuat hidup kita kian sulit. Gampang baper, gampang emosian, nggak bisa melihat segala sesuatu dengan jernih. Padahal, mau nggak mau, hidup kita memang didominasi oleh perasaan.
Pada dasarnya, perasaan bukanlah sesuatu yang harus dihindari. Justru dengan mengoptimalkan kekuatan rasa, segala hal yang nggak mengenakkan dalam hidup bisa kita hindari, kendalikan, bahkan kita manfaatkan untuk mendapatkan berbagai keberuntungan.
Melogika Rasa akan mengajak kita untuk membangun kesadaran demi mengolah penderitaan menjadi energi yang memberdayakan..
 

ENDORSEMENT
"Buku ini tentang menjadi manusia yang beroperasi sebagai manusia, dengan cara berkesadaran agar semakin memahami ebih utuh apa-apa yang ada dalam dirinya. Tentang menjadi lebih karib dengan diri sendiri, sehingga diri lebih lembut dan damai dengan diri sendiri. Dengannya ia memiliki kembali kuasa untuk memeriksa pikiran, perasaan, ucapan, dan tindakannya, lantas memutuskan bagaimana ia berpikir, berasa, berucap, dan bertindak menuju kebaikan-kebaikan hidup. Penulis telah berhasil meramu dan menyajikan pengetahuan ini menjadi buku yang nikmat dibaca seperti ia sedang berbicara di samping pembaca.” —Prasetya M. Brata, Neuro-Semantics Trainer dan Meta-Coach, CEO IntiMakna

“Ibarat bug atau eror di program komputer, ternyata di dalam diri kita juga ada bug yang menyebabkan diri kita merasa tidak nyaman. Buku ini mengajakmu menelusuri bug-bug dalam diri dan bagaimana menghadapinya. Recommended buat kamu yang suka buku bertema self-healing, mental health, dan mindfulness.” —@welldonemusthofa, bookstagrammer

“Peroebahan hidoep manoesia dewasa akan moelai terdjadi setelah manoesia mampoe mengenali dirinja. Mengenali diri selaloe berawal dari kemampoean mengenali pikiran, perkataan, perboeatan, serta pe-RASA-an. Dalam boekoe ini Mas Rosyiid mengoerai materi tentang RASA dengan simpel sehingga lebih moedah dipeladjari oleh siapa poen termasoek orang awam sekalipoen.”—Noeryanto A. Dhipuro, founder Suwoeng Therapy
 

“Jatuh cinta katanya dimulai dari mata lalu turun ke hati. Rasa, memang tidak sepenuhnya bisa dilogika. Namun, dengan melogika rasa, hati kita akan mulai terbuka untuk menyelaminya.” —Arif R.H. Vibrasi, Penulis, Praktisi Pemberdayaan Diri, dan Digital Content Creator