Pilihan menjadi pembaca koran-koran setiap hari mirip keterpencilan saat suara burung masih terdengar di pepohonan dan dangdut koplo mulai menderu di rumah tetangga. Koran-koran masih mungkin disantap tanpa tergesa dan pemanjaan. Kewajaran sebagai pembaca setelah rampung mencuci dan sarapan untuk memuliakan kertas-kertas fana. Di situ, tulisan-tulisan dan foto-foto minta tatapan mata dan sentuhan.
Aku memilih sembarangan, tak memerlukan ketentuan ketat berlagak periset atau asal menuruti jari dan mata. Sembarangan tapi berisiko. Ratusan koran disantap untuk memilih, berharap tanpa sesalan dan dendam. Pilihan tulisan sengaja mendapat omelan menuruti situasi hari atau jenis makanan-minuman di perut. Omelan murahan adan kebablasan jadi bualan orang terlalu ingin menunggui rumah.
Omelan dengan segala rancau, salah, fitnah, dan lelucon itu dikumpulkan menjadi buku sulit dijuluki molek. Buku berjudul Omelan: Desa, Kampung, Kota Cuma pemenuhan pamrih kecil agar kesombongan pembaca koran-koran tak terlalu fana setelah hari-hari berganti dan tahun-tahun berlalu tanpa pelukan. Buku boleh dilihat sekejap atau dibaca sampai khatam untuk dilupakan saat hari-hari terlalu suntuk dengan gempa kata di gawai. Begitu.
SKU | DVP-417 |
ISBN | |
Berat | 366 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 14 Cm / 20 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 476 |
Jenis Cover | Soft Cover |