Buku ini menyuarakan kejernihan suatu kisah yang kuat, menyelusuk ke renungan terdalam, dan punya kekhasan tersendiri. Persoalan-persoalan kemanusiaan begitu segar tertuang dalam buku ini, tidak hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga mengandung pesan penting yang tak mungkin diabaikan.
(Arafat Nur, Novelis)
Kehidupan sehari-hari yang rumit disampaikannya lewat kritik yang indah dan lembut. Latar belakangnya sebagai penyair, menguatkan pemilihan kata. Saya seperti membaca puisi getir yang panjang. Itulah kekuatan Iyut Fitra.
(Gol A Gong, Penulis)
Saya mengenal Iyut Fitra sebagai seorang penyair. Dan di kumpulan cerita pendek ‘Orang-orang Berpayung Hitam’ ini, saya tidak kehilangan suara-suara; kesedihan, kemanusiaan yang terluka, harapan yang kandas, takdir yang terkekang gelap—semua yang biasa saya temukan dalam sajak-sajaknya. Bagi saya, kehadiran buku ini menegaskan ‘pesan’ dalam sajak Iyut Fitra ke bentuk yang lebih komunikatif.
(Yetti. A.KA/Cerpenis)
Tanpa memerlukan dosis drama yang berlebihan, cerpen Iyut Fitra dalam buku ini, sungguh menyentuh dan meninggalkan jejak yang enggan mangkir dari benak. Jendela Tua, cerita favorit saya.
(Benny Arnas, Cerpenis)