• Periode Pre Order: 25 Juli s.d. 14 Agustus 2025
• Pengiriman buku ke konsumen: 15 s.d. 19 Agustus 2025
• Benefit: free sticker set Perikardia + love letter starter pack #Berhentidikamu + buku bertanda tangan penulis + video terima kasih penulis

PERIKARDIA

Pernah membayangkan rasanya berdiri di ruang operasi, menatap luka yang enggak semua orang sanggup lihat? Menahan napas saat detak jantung pasien cuma setipis garis di monitor?
Perikardia adalah perjalanan jiwa seorang dokter muda yang perlahan paham, bahwa menjadi dokter perlu lebih dari sekadar ilmu teori, tentang berani menjadi manusia di tengah rasa takut dan kehilangan.

Setiap halaman buku menyimpan cerita yang selama ini hanya terdengar di lorong rumah sakit
Seorang pemuda dengan belati yang masih tertancap di perutnya, berlari di antara hidup dan mati.
Puluhan cacing gelang merayap keluar dari usus yang membengkak, adegan yang menuntut mental sekuat baja.
Malam-malam sunyi di ruang jenazah, di mana diam terasa lebih bising daripada keramaian mana pun.
Para ibu yang rahimnya menyimpan nyawa sekaligus keberanian yang tidak dapat diukur.
Ada juga momen konyol, canggung, dan kadang bikin terharu, yang enggak pernah diajarkan di buku kuliah.

Di balik setiap cerita, ada wajah-wajah yang meninggalkan jejak
Dokter-dokter konsulen, guru-guru yang membimbing Dokter Gia.
Fira, istri yang mendampingi setelah menjadi dokter
Teman-teman koas yang kadang terlihat tangguh, kadang rapuh di balik jas putih.
Dan para pasien, yang enggak pernah sengaja mengajar, tetapi meninggalkan pelajaran paling mendalam.

Perikardia cocok untuk siapa saja yang ingin tahu bagaimana rasanya berada di antara batas tipis kehidupan, juga bagaimana rasanya belajar menyeimbangkan ilmu, rasa, dan keberanian dalam satu tarikan napas.
Edisi terbaru hadir dengan tampilan baru, lebih segar, namun tetap membawa cerita yang menggugah dan dekat di hati.
Kalau kamu mau membaca pengalaman yang bikin deg-degan sejak halaman pertama, bikin senyum di halaman berikutnya, lalu bikin kamu termenung lama setelah menutup buku, Perikardia layak kamu miliki hari ini.

#Berhentidikamu: Surat Perpisahan yang Jadi Buku

Pernah enggak kamu jatuh cinta begitu dalam sampai rasanya dia adalah rumah?
Kamu rela menunggu, menyesuaikan diri, yakin dia akan jadi tujuan akhir.
Tapi enggak semua yang kita perjuangkan akan kembali pulang. Kadang, yang kita sebut “rumah” ternyata cuma persinggahan.

Buku Ini Bercerita tentang …
Cinta yang terasa sudah ditakdirkan, tapi akhirnya harus dilepaskan.
Gia jatuh cinta di Tanah Suci, tempat paling sakral, tempat janji pernah dilantunkan. Tapi pada akhirnya, bukan tempat yang menentukan siapa yang menetap.
Perjalanan panjang, dari Makkah ke Pegunungan Titlis di Swiss. Dari janji yang terasa abadi, sampai pesan yang mendadak dingin. Dari yakin akan menikah, sampai harus belajar melepaskan. Usaha berdamai dengan kehilangan. 
Nyatanya, mencintai itu mudah. Merelakan? Itu yang benar-benar menguji hati sampai habis.

Apa yang Akan Kamu Temukan di #BerhentidiKamu?
Cerita patah hati yang ditulis dengan apa adanya, tanpa topeng.
Kutipan-kutipan yang bikin kamu terdiam, menarik napas dalam, dan berkata, “Ini aku.”
Refleksi tentang mencintai diri sendiri, setelah semua yang kamu perjuangkan ternyata harus kamu lepaskan.
Kalau kamu pernah mencintai sepenuh jiwa, ditinggalkan, atau terpaksa berhenti demi tetap waras, buku ini akan terasa seperti pelukan yang menenangkan.

Untuk Siapa Buku Ini?
Untuk kamu yang belum benar-benar selesai dengan masa lalu.
Untuk kamu yang sedang belajar menerima perpisahan.
Untuk kamu yang ingin bangkit pelan-pelan, sambil belajar melepaskan dengan tenang.

Pesan Bukunya Sekarang
Karena patah hati enggak harus dijalani sendirian.
Karena berhenti mencintai bukan berarti kalah.
Karena kamu layak untuk sembuh, layak untuk memulai lagi, meski harus melepaskan.
Mungkin, yang harus kamu lepaskan bukan dia, melainkan dirimu sendiri yang masih bertahan.