Bertahun-tahun Sebrenika dikurung di dalam kamar karena dianggap gila dan menjadi aib keluarga. Di sana ia menjalani hidup dalam kesepian yang panjang. Ketika ia berharap kebebasan dan kehidupan yang lebih baik, justru ia malah menemui peristiwa yang membikinnya putus asa. Marjoko, pembantu rumah tangga yang diam-diam mencintainya, memperkosanya. Tidak hanya itu, Marjoko juga membawa Sebrenika pulang ke desa dan mengurungnya dalam sebuah kamar. Di sanalah Marjoko menuntaskan hasrat seksualnya dengan membabibuta. Suatu hari Sebrenika berhasil lolos dari cengkeraman Marjoko. Akan tetapi, di balik peristiwa itu, ia tidak menyadari hidupnya akan lebih mengerikan dari yang sebelumnya. *** Kata Pengantar Perempuan Kamar mengambil tema kritik sosial yang kental. Ia ditulis oleh Agus Subakir yang sejak 2009 ia juga ikut mendirikan dan aktif di Komunitas Janggleng (sebuah komunitas sandiwara berbahasa Jawa di Slogohimo, Wonogiri) sebagai aktor dan penulis naskah sampai sekarang. Ia alumni Sastra Indonesia, FSSR UNS Solo. Bukunya yang telah terbit, kumpulan puisi duo Agitasi Menjelang Diam, (Pustaka Rumpun Ilalang, 2005), sebuah kumpulan catatan pendek Seribu Jalan Sejatinya Satu (Jagadabjad, 2014), dan sebuah novel Hujan dan Mereka yang Tak Keliru (Basabasi, 2018). Perempuan Kamar ini adalah novel keduanya.