#1 New York Times bestseller
“Cal mencintai mahkota sebelum dia mencintaiku, terlepas dari apakah dia sadar atau tidak.”
Selalu ada harga yang harus dibayar untuk meraih kemenangan. Bagi Mare Barrow, ini berarti melepaskan Cal yang lebih memilih mahkota dan kekuasaan alih-alih dirinya. Demi kebebasan Kaum Merah, demi kesetaraan hidup, Mare terus berjuang meski dirinya di ambang kehancuran total.
Perang besar telah mengintai di depan mata. Maven dan obsesinya untuk kembali mendapatkan Mare meski harus membumihanguskan dunia sekalipun, Klan Cygnet dari Lakelands yang bersiap menghantamkan banjir untuk membenamkan Norta dan merebut takhta, dan musuh-musuh lain yang menunggu kesempatan untuk menjungkalkan sang raja baru, Cal.
Sebuah akhir telah menanti. Demi meraih kemenangan, siapakah yang harus mengalah dan berkorban nyawa kali ini?
Victoria Aveyard lahir dan besar di East Longmeadow, Massachusetts, kota kecil yang terkenal dengan kemacetannya yang luar biasa di Amerika Serikat. Dia pindah ke Los Angeles dan mendapatkan gelar sarjana di bidang screenwriting dari University of Southern California. Saat ini dia berprofesi sebagai pengarang dan penulis naskah film. Dapat dijumpai di www.victoriaaveyard.com
“Paduan antara romansa dan adegan-adegan menegangkan yang imajinatif dan seru, di mana kekuasaan dan keadilan bertarung. Penuh aksi. Kau tidak akan bisa meletakkan buku ini sebelum selesai membaca.
—USA Today
Pujian untuk Seri Red Queen
“Si ‘Gadis Petir’ masihlah seorang pahlawan, dengan karakter yang memesona dan terasa dekat dengan pembaca.”
“Memanas dengan konflik internal dan rencana yang diatur sempurna.”
“Cerita yang dramatis. Aksi dimulai sejak awal dan belum berhenti hingga lembar halaman terakhir.”
— School Library Journal
“... membuat para pembaca kelaparan, tidak sabar untuk segera tahu bagaimana akhirnya.”
— Booklist
“Dunia rekaan yang mengagumkan. Dunia yang merefleksikan permasalahan masa kini terkait perbedaan ras, kesenjangan sosial, polusi, peperangan, korupsi, dan kekuatan media massa yang mengerikan.”
—Voice of Youth Advocates (VOYA)
“Aveyard memberikan pembaca sebuah twist yang mengejutkan. Kisah ini akan menambah panjang daftar bacaan terfavorit para penggemar genre fantasi-dystopia.”
—Bulletin of the Center for Children’s Books
WAR STORM: SIMBOL KEKUATAN PARA WANITA
Dalam seri Red Queen, Victoria Aveyard menonjolkan tokoh-tokoh perempuan dengan kepribadian kuat dan keahlian memikat. Dalam War Storm, pertarungan akbar tentu saja lagi-lagi diprakarsai oleh para gadis dan menjadi ajang pembuktian siapa yang terhebat di antara mereka.
Sebelum membaca War Storm, yuk kenalan dulu dengan cewek-cewek kece yang mungkin saja bisa menginspirasi kamu!
Tidak mungkin membicarakan serial Red Queen tanpa menyebut nama Mare Barrow, tokoh utama kita yang berasal dari Kaum Merah. Mare memiliki kekuatan setara Kaum Perak, atau yang kemudian disebut darah baru. Dia bisa mengendalikan petir dan menghanguskan apa pun yang dia inginkan. Dengan kekuatannya, Mare bergabung dalam pemberontakan Kaum Merah untuk melepaskan diri mereka dari perbudakan dan kesemena-menaan Kaum Perak. Tidak hanya itu, Mare bahkan berhasil membuat kedua pangeran Norta, Cal dan Maven Calore, jatuh cinta.
Memiliki julukan si Gadis Petir, Mare dideskripsikan sebagai gadis bertubuh mungil, hanya setinggi 158 senti, dan masih berusia 18 tahun, tetapi dia berhasil membuktikan diri bahwa ukuran tubuh ataupun usia bukanlah penghalang untuk melakukan perubahan. Mare berjuang lebih keras daripada yang lain, Mare adalah gadis gigih yang berusaha mengalahkan rasa takutnya sendiri, tidak mengenal kata berhenti meski sudah babak belur sekalipun. Mare kehilangan banyak hal, banyak orang-orang tersayang, tetapi memiliki satu keyakinan: dia berjuang untuk sesuatu yang jauh lebih besar, untuk generasi yang akan datang.
Tujuan hidup Diana Farley hanya satu: memperjuangkan kesetaraan dan kesejahteraan kaumnya. Farley hanyalah gadis Merah biasa, masih 22 tahun, tidak memiliki kekuatan istimewa kecuali kekeraskepalaan dan kengototannya untuk tidak pernah menyerah, apa pun alasannya. Hal ini jugalah yang membuatnya dengan cepat naik pangkat menjadi seorang jenderal.
Farley memiliki dua sisi berlawanan dalam dirinya: seorang jenderal yang memimpin pasukannya di kancah pertempuran, berani mati demi merebut kemenangan, juga seorang ibu yang tidak sabar ingin segera pulang untuk menimang bayi perempuannya. Farley menjalin hubungan dengan Shade Barrow, kakak Mare, yang kemudian tewas dibunuh oleh kakak Evangeline Samos, Ptolemus. Namun, kehancuran seperti apa pun tidak pernah bisa melunturkan semangat Farley untuk terus berjuang hingga titik darah penghabisan.
Evangeline adalah putri Kerajaan Retakan. Atas paksaan ayahnya, Volo Samos, yang haus kekuasaan dan diam-diam ingin merebut Norta, Evangeline dipaksa bertunangan dengan Cal, untuk mengukuhkan posisi mereka sebagai bagian dari Klan Terkemuka.
Evangeline, yang masih 19 tahun, digambarkan sebagai gadis sinis dan licik, dengan kemampuan untuk memanipulasi metal jenis apa pun. Di War Storm, Evangeline memiliki peran yang sangat penting. Victoria Aveyard membangun karakter Evangeline dengan sabar, terus berkembang dari buku ke buku. Pandangannya yang awalnya getir terhadap dunia, perlahan berubah saat sudut pandangnya kian luas, terutama setelah dia mengunjungi Monfort dan melihat hal-hal apa saja yang bisa dia dapatkan, kehidupan macam apa yang bisa dia raih jika dia mau mencampakkan keinginan untuk berkuasa demi kebebasan dan kebahagiaan bersama orang yang dicintainya.
Evangeline menunjukkan bahwa ketidakpedulian dan hati yang jahat terkadang didapatkan karena pengaruh dari lingkungan, bahwa siapa pun bisa berubah menjadi lebih baik asalkan bersedia berpikiran lebih terbuka.
Iris adalah putri Kerajaan Lakelands dan istri Maven Calore, memiliki kekuatan untuk memanipulasi air. Iris digambarkan berada di bawah bayang-bayang ibunya, pemimpin Klan Cygnet, sang ratu yang sangat kuat dan cerdas, juga kakak perempuannya, Tiora, sang pewaris takhta.
Iris bertubuh tinggi—setinggi Maven, sangat cantik, dan elegan. Iris adalah gadis yang penuh keingintahuan dan sangat ramah kepada siapa pun. Namun, setelah menjalani pernikahan yang dingin dan dihantui ketakutan akan apa yang bisa saja dilakukan Maven untuk menghancurkan Lakelands, tanah kelahirannya, Iris berubah. Seperti ibu dan kakaknya, dia juga gadis yang sangat tangguh dan jago bersiasat. Di War Storm, Iris turun tangan sendiri di kancah pertempuran, berhadapan langsung dengan Cal. Dan, tentu saja, tidak ada yang lebih ditakuti sang Pangeran Api daripada seorang nymph, penguasa air.
Cameron adalah salah seorang darah baru yang menjadi favorit Mare, berkulit gelap dan berpenampilan menarik. Bukan hanya itu, Cameron disebut-sebut sebagai darah baru terkuat karena kemampuannya untuk mematikan pancaindra manusia: penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan pengecap. Dia mampu memperlambat denyut nadi seseorang ataupun menaikturunkan suhu tubuh ke tingkat ekstrem.
Pada beberapa bab King’s Cage, cerita dikisahkan dari sudut pandang Cameron. Di War Storm, Cameron akan kembali muncul untuk memimpin sebuah misi yang hanya bisa dilakukan olehnya.
Sara adalah seorang penyembuh kulit dan sahabat baik ibu Cal, Coriane. Secara tersirat, Julian, paman Cal, menunjukkan ketertarikan terhadapnya. Namun, Elara—Ratu Norta terdahulu sekaligus ibu kandung Maven—memberinya hukuman dengan memaksanya memotong lidahnya sendiri karena Sara mencoba menguak kebenaran tentang kematian Coriane. Seorang penyembuh kulit tentu saja tidak bisa mengembalikan organ yang rusak, maka selama bertahun-tahun, Sara hidup dalam kebisuan.
Di King’s Cage, Sara disembuhkan oleh penyembuh lainnya dan akhirnya bisa kembali bicara meski dia tetap memilih menjadi wanita pendiam. Di War Storm pun Sara hanya muncul sebentar, tetapi mendapatkan peranan yang sangat penting: menyelamatkan hidup sang Gadis Petir.
Siapa kira-kira gadis favorit kamu? Mare si Gadis Petir, Evangeline sang Gadis Logam, Iris si Penguasa Air, Farley sang Jenderal Merah, Cameron yang mampu melenyapkan nyawa dalam keheningan, ataukah Sara, si pendiam yang berkekuatan menyembuhkan?
Sumber: https://nourabooks.co.id/war-storm-simbol-kekuatan-para-wanita/
TRIVIA SERI RED QUEEN
- Nama keluarga Iris, Cygnet, berasal dari bahasa Prancis cygnet yang berarti “angsa”.
SKU | ND-375 |
ISBN | 978-602-385-586-5 |
Berat | 720 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 14 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 816 |
Jenis Cover | Soft Cover |