Banyak murid yang mengalami kebingungan dalam menerima pelajaran dan tidak mampu mencerna materi yang diberikan. Dan, justru merekalah yang dituduh “bermasalah”. Ternyata, ini hanya masalah ketidaksesuaian gaya mengajar guru dan gaya belajar siswa. Padahal, apabila gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa, semua pelajaran akan terasa sangat mudah dan menyenangkan.
Berdasarkan pengalaman sebagai konsultan pendidikan dan distance learning-nya dengan Bobbi DePorter sang tokoh Quantum Learning, Munif Chatib memaparkan dengan mudah, jelas, dan ringan:
-Penerapan Multiple Intelligences (MI) sejatinya.
- Penerimaan siswa baru tanpa tes, tetapi melalui metode MIR (Multiple Intelligences Research).
- Bagaimana melejitkan setiap siswa sesuai kecerdasan uniknya.
- Bagaimana menjadikan pembelajaran menyenangkan, menarik, dan memotivasi dengan MIS (Multiple Intelligences System).
- Bagaimana membuat guru semakin kreatif dengan lesson plan-nya.
- Bagaimana mengubah orangtua semakin memahami anak-anaknya.
- Bagaimana membuat sekolah benar-benar unggul.
- Dan, kisah-kisah nyata mereka yang mengalami pencerahan dari MI.
Dengan demikian, terciptalah sebuah sekolah yang dalam proses belajarnya:
- Guru memandang semua siswanya pandai dan cerdas.
- Para siswanya merasakan semua pelajaran yang diajarkan mudah dan menarik.
- Di dalam kelas dan pembelajaran, suasananya selalu hidup.
- Saat keluar dari kelas, semua siswa mendapatkan pengalaman pertama yang luar biasa dan takkan terlupakan.
Prakata
Membangun sekolah, hakikatnya, adalah membangun keunggulan sumber daya manusia. Sayangnya, banyak sekolah yang sadar atau tidak, malah membunuh banyak potensi siswa-siswa didiknya. Buku ini saya beri judul SEKOLAHNYA MANUSIA, sebab setelah diteliti, banyak sekali sekolah di negeri ini yang berpredikat SEKOLAH ROBOT; mulai dari proses pembelajaran, target keberhasilan sekolah, sampai pada sistem penilaiannya. SEKOLAH MANUSIA adalah sekolah berbasis MI (multiple intelligences), yaitu sekolah yang menghargai berbagai jenis kecerdasan siswa.
Pada Bab 1, saya banyak menceritakan special moment, saat-saat istimewa, yaitu pengalaman dalam proses pembelajaran ketika seorang guru menemukan saat-saat yang berkesan dalam pekerjaannya. Sebuah aktivitas belajar yang mampu mengubah kesulitan pemahaman seorang siswa karena beberapa hal, menjadi mudah, dan akhirnya siswa tersebut bisa memahami dengan baik materi yang diajarkan.
Tentunya mendapatkan special moment bukanlah hal yang mudah. Mungkin setelah puluhan cara dicoba, barulah terjadi koneksi yang berarti antara guru, materi, dan siswa yang mulanya dianggap lebih. Proses demikian saya sebut discovering ability. Dari peristiwa-peristiwa spesial tersebut, saya tambah yakin bahwa sebenarnya tidak ada siswa yang bodoh apabila guru melayani gaya belajarnya.
Pada Bab 2, saya menjelaskan teori multiple intelligences yang dikembangkan oleh Howard Gardner sebagai landasan teori. Beberapa hal yang saya tekankan pada bagian ini adalah keberanian Gardner melakukan redefinisi tentang kecerdasan. Kecerdasan tidak dapat dinilai dan dibatasi pada tes-tes formal belaka. Masyarakat dan sebagian unsur sekolah memang masih menerima keberadaan tes formal dengan terlalu berlebihan. Sampai-sampai, kesuksesan anak ditentukan dari hasil tes-tes bidang studi yang didapat siswa. Hasil baik, maka esok anak akan sukses. Sebaliknya, esok anak kita akan menderita jika hasil tesnya sekarang kurang baik.
Ketika multiple intelligences diterapkan di sekolah, muncullah banyak kendala dan beragam penafsiran tentang sekolah model ini. Misalnya, pemahaman yang salah tentang makna sekolah unggul di Indonesia, desain kurikulum yang masih sentralistis, penerapan kurikulum yang tidak sejalan dengan evaluasi hasil akhir pendidikan, kualitas guru yang masih kurang terutama saat dihadapkan pada proses belajar yang menggunakan kreativitas tingkat tinggi, proses penilaian hanya dilakukan secara parsial pada kemampuan kognitif yang terbesar, serta masih belum menggunakan penilaian autentik secara komprehensif.
Pada Bab 3, saya menjelaskan indikator sekolah unggul dengan pernyataan sekolah unggul adalah the best process dan bukan the best input. Artinya, sekolah unggul harus menerima siswa dalam kondisi kognitif yang beragam; tidak harus menerima siswa yang pandai-pandai.
Dalam bab ini, saya mengenalkan secara global alat riset yang bernama MIR (Multiple Intelligences Research). MIR digunakan pada saat penerimaan siswa baru dan setiap tahun kenaikan jenjang. Hasil MIR membantu guru mendekatkan gaya mengajarnya dengan gaya belajar siswa.
Pada Bab 4, saya menceritakan strategi pembelajaran dengan multiple intelligences (MI). Awal penjelasan adalah meluruskan kesalahpahaman yang terjadi, yaitu multiple intelligences bukanlah bidang studi. Juga, bukan kurikulum. MI adalah strategi pembelajaran yang berisi aktivitas-aktivitas pembelajaran dengan model dan kreativitas yang beragam. Sekaligus saya ceritakan pula bagaimana merancang strategi ini dalam sebuah rencana belajar.
Pada Bab 5, dibahas tentang proses akhir pembelajaran, yaitu penilaian dan pelaporan. Penilaian yang dipakai dalam melihat kompetensi siswa setelah memenuhi indikator hasil belajar yang sudah ditentukan adalah penilaian autentik. Penilaian ini bersumber dari aktivitas pembelajar yang dapat dinilai dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Penjelasan detail tentang bagaimana cara menilai dan bentuk laporannya dibahas dalam bab ini.
Munif Chatib
Ketertarikan Mantan Direktur Lembaga Pendidikan YIMI Gresik ini pada dunia pendidikan berawal di SMA saat ikut membantu gurunya memberikan bimbingan belajar kepada teman-temannya. Sayangnya, karena tak ada yang mengarahkan, beliau masuk ke Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang. “Tahun pertama seperti masuk ke dunia lain,” kenang bapak seorang putri ini. Karena itulah beliau tidak begitu tertarik pada dunia hukum meskipun profesi pengacara pernah dijalaninya pada tahun pertama menjadi sarjana hukum. Hatinya lebih mantap menjadi pengajar.
Semakin memantapkan langkahnya di dunia pendidikan, pada 1998-1999, bapak yang senang menulis puisi ini menyelesaikan studi Distance Learning di Supercamp Oceanside California, USA, yang dipimpin oleh Bobbi DePorter. Dari 73 lulusan pertama tersebut, beliau menduduki peringkat ke-5 dan satu-satunya lulusan dari Indonesia. Tesisnya, “Islamic Quantum Learning”, cukup menggemparkan dan sampai sekarang dijadikan referensi yang diminati di Supercamp. “‘Islamic Quantum Learning’ adalah kritik tentang penokohan fiktif yang dikembangkan oleh Bobbi DePorter. Dan sepertinya, saya menemukan hal yang luar biasa, yaitu, ternyata mereka mengakui bahwa nilai-nilai Islam adalah nilai-nilai terbaik dalam penerapan penokohan dan character building yang diajarkan di sekolah-sekolah. Ibaratnya, air sumur. Air sumur itu adalah nilai Islam dan mereka menyedotnya dengan mesin yang canggih. Sedangkan kita di Indonesia atau di sekolah-sekolah Islam, mengambil air itu dengan timba bocor. Jadi, kelemahan kita terletak pada metodologi,” ujar Munif Chatib yang selalu yakin bahwa sekolah Islam mestinya dapat menjadi sekolah terbaik dan unggul.
“Namun, bagaimanapun juga, saya harus berterima kasih kepada semua guru saya yang sudah memberikan banyak ilmu dengan metodologi yang canggih; Bobbi DePorter beserta timnya dan beberapa direktur stakeholder Supercamp. Saya pun berterima kasih kepada Dr. Howard Gardner yang membimbing saya dalam menyelesaikan pekerjaan mahaberat, yaitu MIR (Multiple Intelligences Research) untuk diterapkan di Indonesia,” cerita Munif Chatib yang hingga 2018 sudah menyelesaikan lebih dari 400.000 responden dalam melakukan MIR di berbagai kota di Indonesia.
Yang menarik dari intisari hasil belajarnya adalah rumusan sekolah unggul. Menurut beliau, sekolah unggul adalah sekolah yang memandang tidak ada siswa yang bodoh dan semua siswanya merasakan tak ada satu pun pelajaran yang sulit.
“Betapa cantiknya sebuah proses belajar dalam sebuah kelas apabila guru memandang semua siswanya pandai dan cerdas; dan para siswanya merasakan semua pelajaran yang diajarkan mudah dan menarik. Kelas tersebut akan hidup. Keluar dari kelas tersebut, semua siswa mendapatkan pengalaman pertama yang luar biasa dan tak akan pernah lupa seumur hidup. Apabila kelas seperti itu terjadi pada jutaan kelas di sekolah-sekolah di Indonesia, pasti negara ini akan menjadi negara maju yang diperhitungkan oleh dunia.
“Di setiap sekolah mana pun dengan kualitas apa pun, para siswanya adalah amanah yang perlu dijaga. Dan orang yang paling bertanggung jawab adalah para guru. Sekolah unggul adalah sekolah yang memiliki guru profesional. Dan, penyelenggara sekolah yang profesional adalah yang selalu memikirkan kesejahteraan para gurunya.”
Saat ini, penggagas Sekolahnya Manusia ini menjabat sebagai CEO NEXT EDU Indonesia, sebuah lembaga konsultan dan pelatihan guru di seluruh Indonesia dan luar negeri, juga mengadakan perjalanan study tour ke beberapa negara, seperti Jepang, Finlandia, Rusia, Jerman, Prancis, dan Malaysia.
Awal konsep Sekolahnya Manusia diterapkan pada tahun 2000 dengan berdirinya TK Bunga Bangsa Sidoarjo, sekolah inklusi yang menerima anak berkebutuhan khusus dengan pendekatan kurikulum Islamic Quantum Learning. Saat ini, TK Bunga Bangsa Sidoarjo sudah menjadi TK percontohan dan banyak dikunjungi oleh pemerhati dan penyelenggara pendidikan, baik dari berbagai kota di Indonesia maupun dari luar negeri. Kemudian, pada 2012, mendirikan SD Plus Mutiara Ilmu Pandaan Jawa Timur dengan konsep yang sama. Selanjutnya, pada 2015, mendirikan sekolah model di Cibubur, Bekasi, bernama SMP-SMA School of Human, sekolah inklusi dan laboratorium penerapan konsep Sekolahnya Manusia secara nyata. Pada 2016, tantangan muncul kembali untuk membenahi sekolah boarding khusus laki-laki bernama SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur. Sekolah ini diminati banyak masyarakat karena pendekatan kurikulumnya adalah Project Based Qurán. Dan, pada 2017, bergabung menjadi dosen pengajar di Univeritas Nahdlatul Ulama Surabaya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Munif Chatib bisa dihubungi melalui [email protected].
- Mendeteksi gaya belajar
- Mengenali dan melejitkan kecerdasan setiap anak
- Memudahkan pembelajaran
- Mengubah siswa "bermasalah" menjadi berpotensi
- Memperkaya orangtua dan penggiat pendidikan
- Special moments
- Indikator sekolah unggul
- Penilaian autentik
Cari solusi? Baca buku ini!
—Neno Warisman, praktisi homeschooling dan pendidikan alternatif
Munif Chatib telah berhasil melibatkan para orangtua dan guru
untuk memikirkan metode pembelajaran yang ideal bagi para siswa.
—Thomas Armstrong, Ph.D., pakar Multiple Intelligences
Buku karya Munif Chatib lainnya:
- Sekolahnya Manusia
- Gurunya Manusia
- Kelasnya Manusia
- Orangtuanya Manusia
- Semua Anak Bintang
- Sekolah Anak-Anak Juara
- Bella: Sekolah Tak Perlu Air Mata
- Parent's Learn#2: Menikah Itu Ibadah
- Parent's Learn#1: Biarkan Anak Bertanya
- Romantika Guardian Angel Membangun Sekolahnya Manusia
https://www.kompasiana.com/imanuellabridgieta/55ccfb905197739c241a989b/resume-buku-sekolahnya-manusia-sekolah-berbasis-multiple-intelligences-di-indonesia?page=all
https://www.goodreads.com/book/show/6514168-sekolahnya-manusia
http://digilib.metrouniv.ac.id/resensi-buku-sekolahnya-manusia-sekolah-berbasis-multiple-intelligences-di-indonesia.html
https://mustafidinahmad.wordpress.com/2010/04/13/sekolahnya-manusia-by-munif-chatib/
https://munifchatib.wordpress.com/2012/03/16/sekolahnya-manusia/
https://rahmatrahmadansahputra.blogspot.com/2017/10/critical-book-report-sekolahnya-manusia.html
https://www.academia.edu/23393538/sekolahnya_manusia_by_Munif_Chatib
http://blognyaahda.blogspot.com/2017/04/resensi-buku-sekolahnya-manusia-munif.html
SKU | AA-97 |
ISBN | 978-602-487-003-4 |
Berat | 280 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 19 Cm / 24 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 196 |
Jenis Cover | Soft Cover |