Mei 2011, di hari ulang tahunnya yang ke-21, Willy didiagnosis kanker otak stadium 3B. Kondisinya memburuk meski telah dioperasi hingga hanya bisa terbaring lumpuh. Beruntung ayahnya membaca berita di sebuah koran tetang alat penghambat laju kanker yang diciptakan Warsito. Setelah 1 minggu memakai helm anti-kanker, Willy bisa bergerak dan berdiri. Dua bulan kemudian, sel kanker di otaknya tidak lagi terdeteksi CT-Scan. Pada 2014, Willy bahkan menikah.
Kisah Willy menyebar begitu cepat dan alat itu pun diburu ribuan orang. Meskipun belum 100%, karya penerima B.J. Habibie Technology Award (2015) ini, telah menyelamatkan banyak nyawa. Kontroversi bergulir dari berbagai kalangan bahkan sampai sekarang.
Inilah kisah tentang harapan, perjuangan, dan nilai-nilai kemanusian yang sudah jarang menjadi standar kehidupan kita dan sering terkalahkan oleh hal-hal berbasis materi. Diperlukan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak agar penemuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas seperti yang diingini Warsito.
Membaca kisah masa kecil Warsito yang sangat sederhana di pelosok Jawa Tengah, perjalanan sekolahnya ke Jepang yang mengantarkannya menjadi peneliti kelas dunia tak hanya menginspirasi, tetapi juga mengorbankan semangat pantang menyerah.
Fenty Effendy adalah penulis berdarah Minang kelahiran Pekanbaru. Ia menamatkan S-1 di Fakultas Hukum USU (1994) dan Pascasarjana Ilmu Komunikasi di FISIP UI (2007).Pernah bekerja sebagai penulis naskah iklan, kru produksi di RCTI, redaktur hukummajalah Forum Keadilan, produser di Metro TV, antv, dan terakhir di tvOne sebagai manajer prime time talkshow(2011-2013).
Fenty adalah periset (dokumen dan wawancara)untuk buku biografi Barack Obama. The Storyyang ditulis wartawan senior The Washington Post dan pemenang Pulitzer, David Maraniss, dan diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Belanda oleh Shimon & Schuster (2013).
Ia pertama kali menulis biografi Agum Gumelar. Jenderal Bersenjata Nurani (2004) bersama Retno Kustiati. Karyanya setelah itu menjadi buku-buku yang dicetak ulang: Karni Ilyas Lahir Untuk Berita (2012), Titik Balik Bima Arya (2013),Ahmad Sahroni. Anak Priok Meraih Mimpi (2013),Ombak Perdamaian. Peran dan Inisiatif JK Mendamaikan Aceh (2015) danMata Najwa Mantra Layar Kaca (2015).
Ia juga menulis bukuMereka Bicara JK (2009) bersama Imelda Sari, Elprisdat, dan Nurul Amin danCatatan Perjalanan HIPMI 1972-2011. Tiga Tahun Untuk Selamanya (2012) bersama Neneng Herbawati.
Selain menulis biografi, Fenty Effendya dalah penyunting kisah perjalanan hidup sejumlah tokoh, antara lain:Ibnu Sutowo: Saatnya Saya Bercerita! (2008); Adrianto Machribie. Setia Kepada Integritas dan Profesionalitas (2012); dan Heru Lelono. Orang Jalanan Masuk Istana (2014).
SKU | ND-269 |
ISBN | 978-602-385-274-1 |
Berat | 360 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 15 Cm / 23 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 364 |
Jenis Cover | Soft Cover |