Jika saja aku dapat memilih jalan yang benar,
mungkin aku tak akan mengenal air mata.
Jika saja aku tahu ke mana harus melangkah,
mungkin aku tak akan merasakan sesak di dada.
Karena satu kesalahan, Alaric dan Sandra harus membuat sebuah perjanjian. Mereka akan tinggal bersama sampai bayi yang dikandung Sandra lahir tanpa ikatan apa pun.
Namun, cinta kerap kali menyusup diam-diam tanpa bicara. Singgah ke dalam relung hati dan enggan untuk pergi. Alaric menepis itu. Baginya cinta hanyalah omong kosong belaka. Sementara, rasa sakit hati di masa lalu membuat Sandra enggan mengakuinya. Tapi sekali lagi, cinta itu terlalu kuat untuk dilawan.
Bila Alaric tak lagi percaya pada cinta,
mengapa ia takut kehilangan Sandra?
Bila Sandra terlalu takut kecewa,
mengapa ia begitu menginginkan hati Alaric?